- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Yang Ditakuti Tapi Sangat Dinanti Di Masa Depan


TS
dirman04
Yang Ditakuti Tapi Sangat Dinanti Di Masa Depan
misi gan
numpang kasi bacaan
yg peduli Indonesia dan suka baca ya silahkan
mau tau ceritanya?
sumur gan
dan
dan
numpang kasi bacaan
yg peduli Indonesia dan suka baca ya silahkan
Spoiler for "ini dia":

mau tau ceritanya?
Spoiler for "ceritanya":
Negara kita tercinta, Indonesia memang diberi anugerah yang luar biasa oleh sang pencipta. Bagaimana tidak, di Nusantara ini tersimpan berjuta kekayaan, mulai dari flora dan fauna, hingga sumber daya alam. Saking banyaknya kekayaan alam Indonesia, musisi Indonesia pernah menciptakan sebuah lagu berjudul kolam susu yang menggambarkan betapa kayanya negeri ini, kekayaan alam melimpah yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Banyak negara yang iri dengan kekayaan Indonesia sehingga itulah yang mendorong penjajah berlayar ke Indonesia dengan tujuan menguasai sumber daya alam kita.
Pasca kemerdekaan yang diraih tahun 1945 Indonesia harusnya mampu merdeka dari jajahan bangsa asing dan memaksimalkan harta karun Indonesia yang terkubur di perut bumi untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat Indonesia. Namun, kenyataan tidak berjalan sesuai rencana. Setelah memperoleh pengakuan sebagai negara yang berdaulat, Indonesia kembali dijajah dalam politik dan ekonomi. Akibatnya, kekayaan alam yang semula diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia beralih ke tangan-tangan bangsa asing. Negara yang harusnya mampu memakmurkan seluruh rakyatnya dengan tangan sendiri, harus bergantung pada asing.
Kini Indonesia yang kaya akan sumber daya alam lebih dikenal sebagai negara importir. Mirisnya sebagian besar barang-barang yang diimpor bahan bakunya banyak dijumpai di Indonesia, contohnya BBM yang secara rutin kita impor tiap tahun. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sepanjang 2013 lalu, Indonesia mengimpor hasil minyak atau BBM dengan total US$ 28,56 miliar atau sekitar Rp 285 triliun, berjumlah 29,6 juta ton, dan sebagian besar berasal dari Singapura (US$ 15,145 miliar atau sekitar Rp 151 triliun dengan jumlah BBM mencapai 29,6 juta ton), padahal Singapura tidak memiliki cadangan minyak. Sungguh memprihatinkan, negara yang mempunyai kaya akan kandungan minyak mentah mengimpor minyak dari negara kecil yang tidak memiliki sumber minyak. Ini berarti bahwa Indonesia sangat bergantung pada Singapura.
Dengan adanya ketergantungan tersebut, mau tidak mau Indonesia terus berbaik hati dengan Singapura akibat posisi tawar Singapura yang tinggi. Memanasnya hubungan kedua negara (Indonesia-Singapura) akibat rencana penamaan kapal perang RI terbaru dengan nama Usman-Harun yang menuai protes dari pihak Singapura tampaknya berpotensi menjadi batu sandungan bagi Indonesia karena kekhawatiran akan diputusnya ekspor BBM Singapura ke Indonesia. Hal ini menjadi kekhawatiran setelah Singapura membatalkan undangan kepada Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoedin dan 100 undangan delegasi Indonesia lainnya untuk menghadiri acara Singapore Airshow 2014, sehingga tidak menutup kemungkinan jika Singapura akan melakukan hal nekat lain jika Indonesia bersikukuh menamai kapal baru dengan nama Usman-Harun karena sosok Usman-Harun bagi Singapura dianggap sebagai teroris.
Mengamati kejadian tersebut, kini sudah saatnya bagi Indonesia untuk mandiri, membangun bangsa dengan bantuan alam sendiri, bukan bertumpu pada negara lain. Mungkin sebagian kalangan akan beranggapan sangat sulit bagi Indonesia untuk mandiri mengingat sumber daya alam khususnya sumber minyak Indonesia yang semakin lama semakin menipis. Tidak bisa dipungkiri, salah satu penyebab Indonesia selalu mengimpor minyak dari negara lain adalah karena kurangnya ketersediaan kilang minyak nasional. Untuk itu pemerintah Indonesia tengah merencanakan membuat kilang minyak guna meningkatkan produksi minyak dalam negeri sehingga negara ini tidak perlu mengimpor minyak dari negara lain. Minyak merupakan komoditas yang sangat diperlukan oleh Indonesia mengingat tingginya pertumbuhan kendaraan di negeri ini serta banyaknya pembangkit listrik yang masih menggunakan tenaga diesel.
Upaya pemerintah untuk membangun kilang minyak memang sagat tepat untuk mengurangi impor minyak, namun yang harus kita tahu adalah minyak merupakan bagian dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Artinya, suatu saat Indonesia akan kehabisan sumber minyak. Oleh karena itu, diperlukan energi alternatif yang bisa menggantikan minyak. Tapi, energi apakah itu?
Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah energi yang dijauhi sebagian besar masyarakat Indonesia karena dinilai berbahaya, nuklir. Hingga saat ini keberadaan nuklir memang masih dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat karena dinilai berbahaya terutama jika terkena radiasinya yang mematikan. Namun, nuklir mempunyai dua fungsi bagaikan sisi mata uang. Di satu sisi nuklir mengandung sisi negatif, sebagai bahan pembuat senjata pemusnah massal seperti yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki, namun di sisi lain, nuklir bisa menjadi penyelamat kehidupan manusia. Nuklir merupakan salah satu sumber energi yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Di tengah ancaman semakin menipisnya sumber energi fosil, nuklir adalah alternatif.
Di beberapa negara lain seperti Jepang, AS,Inggris dan Rusia, tenaga nuklir sudah dipergunakan untuk pembangkit tenaga listrik (power plant). Di Jepang, sekitar 40 persen pasokan listrik berasal dari pembangkit tenaga nuklir. Sementara di Amerika Serikat, sekitar 20 persen pasokan listrik berasal dari 100 situs pembangkit tenaga nuklir. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sendiri belum memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Dalam Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional, nuklir masih menjadi pilihan terakhir jika seluruh sumber energi terbarukan tidak memadai. Padahal, Indonesia membutuhkan pembangkit listrik yang bisa diandalkan. Secara nasional, rasio elektrifikasi di Indonesia adalah 80 persen. Namun di sejumlah daerah rasio tersebut masih cukup minim, seperti di Papua yang hanya 36,4 persen.
Pemerintah sebenarnya pernah berencana membuat reaktor nuklir di beberapa lokasi, akan tetapi proses pembuatan tersebut dihentikan akibat banyaknya masyarakat yang menolak keberadaan nuklir. Sampai kapan nuklir akan ditolak? Apakah harus menunggu cadangan minyak Indonesia habis baru berpikir beralih ke energi nuklir? Sebaiknya pemerintah mulai memikirkan kembali wacana pembuatan reaktor nuklir, mengingat energi nuklir adalah energi masa depan yang mutlak diperlukan oleh setiap negara. Namun, sebelum pembuatan reaktor nuklir, harus terlebih dahulu dilakukan penelitian guna mencegah bocornya reaktor nuklir akibat bencana alam seperti yang terjadi di Fukushima sehingga masyarakat mau menerima kehadiran nuklir. Dengan adanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah, maka dalam beberapa puluh tahun ke depan Indonesia akan memiliki reaktor nuklir sendiri yang manfaatnya mampu dirasakan ke seluruh penjuru negeri tanpa harus bergantung pada negara lain.
Pasca kemerdekaan yang diraih tahun 1945 Indonesia harusnya mampu merdeka dari jajahan bangsa asing dan memaksimalkan harta karun Indonesia yang terkubur di perut bumi untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat Indonesia. Namun, kenyataan tidak berjalan sesuai rencana. Setelah memperoleh pengakuan sebagai negara yang berdaulat, Indonesia kembali dijajah dalam politik dan ekonomi. Akibatnya, kekayaan alam yang semula diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia beralih ke tangan-tangan bangsa asing. Negara yang harusnya mampu memakmurkan seluruh rakyatnya dengan tangan sendiri, harus bergantung pada asing.
Kini Indonesia yang kaya akan sumber daya alam lebih dikenal sebagai negara importir. Mirisnya sebagian besar barang-barang yang diimpor bahan bakunya banyak dijumpai di Indonesia, contohnya BBM yang secara rutin kita impor tiap tahun. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sepanjang 2013 lalu, Indonesia mengimpor hasil minyak atau BBM dengan total US$ 28,56 miliar atau sekitar Rp 285 triliun, berjumlah 29,6 juta ton, dan sebagian besar berasal dari Singapura (US$ 15,145 miliar atau sekitar Rp 151 triliun dengan jumlah BBM mencapai 29,6 juta ton), padahal Singapura tidak memiliki cadangan minyak. Sungguh memprihatinkan, negara yang mempunyai kaya akan kandungan minyak mentah mengimpor minyak dari negara kecil yang tidak memiliki sumber minyak. Ini berarti bahwa Indonesia sangat bergantung pada Singapura.
Dengan adanya ketergantungan tersebut, mau tidak mau Indonesia terus berbaik hati dengan Singapura akibat posisi tawar Singapura yang tinggi. Memanasnya hubungan kedua negara (Indonesia-Singapura) akibat rencana penamaan kapal perang RI terbaru dengan nama Usman-Harun yang menuai protes dari pihak Singapura tampaknya berpotensi menjadi batu sandungan bagi Indonesia karena kekhawatiran akan diputusnya ekspor BBM Singapura ke Indonesia. Hal ini menjadi kekhawatiran setelah Singapura membatalkan undangan kepada Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoedin dan 100 undangan delegasi Indonesia lainnya untuk menghadiri acara Singapore Airshow 2014, sehingga tidak menutup kemungkinan jika Singapura akan melakukan hal nekat lain jika Indonesia bersikukuh menamai kapal baru dengan nama Usman-Harun karena sosok Usman-Harun bagi Singapura dianggap sebagai teroris.
Mengamati kejadian tersebut, kini sudah saatnya bagi Indonesia untuk mandiri, membangun bangsa dengan bantuan alam sendiri, bukan bertumpu pada negara lain. Mungkin sebagian kalangan akan beranggapan sangat sulit bagi Indonesia untuk mandiri mengingat sumber daya alam khususnya sumber minyak Indonesia yang semakin lama semakin menipis. Tidak bisa dipungkiri, salah satu penyebab Indonesia selalu mengimpor minyak dari negara lain adalah karena kurangnya ketersediaan kilang minyak nasional. Untuk itu pemerintah Indonesia tengah merencanakan membuat kilang minyak guna meningkatkan produksi minyak dalam negeri sehingga negara ini tidak perlu mengimpor minyak dari negara lain. Minyak merupakan komoditas yang sangat diperlukan oleh Indonesia mengingat tingginya pertumbuhan kendaraan di negeri ini serta banyaknya pembangkit listrik yang masih menggunakan tenaga diesel.
Upaya pemerintah untuk membangun kilang minyak memang sagat tepat untuk mengurangi impor minyak, namun yang harus kita tahu adalah minyak merupakan bagian dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Artinya, suatu saat Indonesia akan kehabisan sumber minyak. Oleh karena itu, diperlukan energi alternatif yang bisa menggantikan minyak. Tapi, energi apakah itu?
Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah energi yang dijauhi sebagian besar masyarakat Indonesia karena dinilai berbahaya, nuklir. Hingga saat ini keberadaan nuklir memang masih dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat karena dinilai berbahaya terutama jika terkena radiasinya yang mematikan. Namun, nuklir mempunyai dua fungsi bagaikan sisi mata uang. Di satu sisi nuklir mengandung sisi negatif, sebagai bahan pembuat senjata pemusnah massal seperti yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki, namun di sisi lain, nuklir bisa menjadi penyelamat kehidupan manusia. Nuklir merupakan salah satu sumber energi yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Di tengah ancaman semakin menipisnya sumber energi fosil, nuklir adalah alternatif.
Di beberapa negara lain seperti Jepang, AS,Inggris dan Rusia, tenaga nuklir sudah dipergunakan untuk pembangkit tenaga listrik (power plant). Di Jepang, sekitar 40 persen pasokan listrik berasal dari pembangkit tenaga nuklir. Sementara di Amerika Serikat, sekitar 20 persen pasokan listrik berasal dari 100 situs pembangkit tenaga nuklir. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sendiri belum memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Dalam Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional, nuklir masih menjadi pilihan terakhir jika seluruh sumber energi terbarukan tidak memadai. Padahal, Indonesia membutuhkan pembangkit listrik yang bisa diandalkan. Secara nasional, rasio elektrifikasi di Indonesia adalah 80 persen. Namun di sejumlah daerah rasio tersebut masih cukup minim, seperti di Papua yang hanya 36,4 persen.
Pemerintah sebenarnya pernah berencana membuat reaktor nuklir di beberapa lokasi, akan tetapi proses pembuatan tersebut dihentikan akibat banyaknya masyarakat yang menolak keberadaan nuklir. Sampai kapan nuklir akan ditolak? Apakah harus menunggu cadangan minyak Indonesia habis baru berpikir beralih ke energi nuklir? Sebaiknya pemerintah mulai memikirkan kembali wacana pembuatan reaktor nuklir, mengingat energi nuklir adalah energi masa depan yang mutlak diperlukan oleh setiap negara. Namun, sebelum pembuatan reaktor nuklir, harus terlebih dahulu dilakukan penelitian guna mencegah bocornya reaktor nuklir akibat bencana alam seperti yang terjadi di Fukushima sehingga masyarakat mau menerima kehadiran nuklir. Dengan adanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah, maka dalam beberapa puluh tahun ke depan Indonesia akan memiliki reaktor nuklir sendiri yang manfaatnya mampu dirasakan ke seluruh penjuru negeri tanpa harus bergantung pada negara lain.
sumur gan
Spoiler for "ga nolak":


Spoiler for "asalkan jangan":

Spoiler for "kalo buat aganwati gapapa yang ini":


0
2.2K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan