- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ikan Sidat. Ikan dari Indonesia


TS
ota.
Ikan Sidat. Ikan dari Indonesia
Hai agan/aganwati semua. Selamat datang di thread saya.
Ane mau membahas ikan sidat nih,ikan dari Indonesia. Pada kaget? Tentu karena di Indonesia belom banyak yang tau,tapi di Jepang sana ikan ini sangat terkenal lho
Maaf kalo

Oke mari kita mulai
Sedikit perkenalan dengan ikan Sidat. Jangan kaget jika ikan sidat berasal dari Indonesia, terutama dari perairan Samudra Indonesia, berdasarkan penelitian, dari 18 spesies sidat yang ada di dunia ternyata 12 spesies ada di Indonesia dan ini dianggap sebagai daerah asal-usul ikan sidat dari jenis Anguilidae.
Perlu diketahui, ikan Sidat masuk kedalam ordo Anguilliformes. Ordo Anguilliformes terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies.
Ikan sidat mempunyai siklus hidup reproduksi yang unik dan rumit, di mana ikan sidat dewasa yang telah matang gonad akan bermigrasi ke laut dan berpijah di kedalaman laut lebih dari 300 m. Setelah telur menetas, larva sidat (leptocephalus) yang berbentuk seperti pita transparan, akan terbawa oleh arus laut dan kembali ke perairan pantai. Sebelum memasuki perairan pantai, larva akan bermetamorfosa menjadi glass eel.
Hingga berumur sekitar 5-7 bulan, glass eel akan terbawa oleh air pasang surut, memasuki perairan estuari, sungai dan berkembang menjadi elver. Sekitar 1-3 tahun, elver akan tumbuh dan berkembang menjadi sidat dewasa, di mana setelah matang gonad, akan kembali ke laut untuk berpijah. Semua sidat berpijah hanya sekali dan kemudian mati. Durasi hidup ikan sidat cukup panjang bisa mencapai 10-20 tahun, namun ini tergantung dari jenis dan lokasi
Sumber:http://sidatkita.blogspot.com/
Nah gimana? Tertarik buat budidaya ikan sidat? Hehe
Sekian thread dari ane,mohon maaf bila ada salah kata


Ane mau membahas ikan sidat nih,ikan dari Indonesia. Pada kaget? Tentu karena di Indonesia belom banyak yang tau,tapi di Jepang sana ikan ini sangat terkenal lho

Maaf kalo


Oke mari kita mulai
Spoiler for Perkenalan:
Sedikit perkenalan dengan ikan Sidat. Jangan kaget jika ikan sidat berasal dari Indonesia, terutama dari perairan Samudra Indonesia, berdasarkan penelitian, dari 18 spesies sidat yang ada di dunia ternyata 12 spesies ada di Indonesia dan ini dianggap sebagai daerah asal-usul ikan sidat dari jenis Anguilidae.
Perlu diketahui, ikan Sidat masuk kedalam ordo Anguilliformes. Ordo Anguilliformes terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies.
Ikan sidat mempunyai siklus hidup reproduksi yang unik dan rumit, di mana ikan sidat dewasa yang telah matang gonad akan bermigrasi ke laut dan berpijah di kedalaman laut lebih dari 300 m. Setelah telur menetas, larva sidat (leptocephalus) yang berbentuk seperti pita transparan, akan terbawa oleh arus laut dan kembali ke perairan pantai. Sebelum memasuki perairan pantai, larva akan bermetamorfosa menjadi glass eel.
Hingga berumur sekitar 5-7 bulan, glass eel akan terbawa oleh air pasang surut, memasuki perairan estuari, sungai dan berkembang menjadi elver. Sekitar 1-3 tahun, elver akan tumbuh dan berkembang menjadi sidat dewasa, di mana setelah matang gonad, akan kembali ke laut untuk berpijah. Semua sidat berpijah hanya sekali dan kemudian mati. Durasi hidup ikan sidat cukup panjang bisa mencapai 10-20 tahun, namun ini tergantung dari jenis dan lokasi
Sumber:http://sidatkita.blogspot.com/
Spoiler for Pic:

Spoiler for Pic:

Spoiler for Mengenal lebih dalam tentang Sidat:
Morfologi
Ikan sidat temasuk ke dalam famili Anguillidae dan dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan banyak nama daerah. Beberapa nama daerah tersebut antara lain ikan uling, masapi, moa, lumbon, larak, lubang, gateng, denong, mengaling, lara, luncah, sigili dan ikan pelus (Jawa). Dalam bahasa Inggris disebut Giant mottled Eel.
Di dunia terdapat 350 jenis ikan sidat, 6 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Namun demikian hanya 2 jenis yang sering dibudidayakan, yaitu sidat kembang (Anguilla marmorata) dan sidat anjing (anguilla bicolor).
Pergerakan ikan sidat sangat tergantung pada liak-liuk tubuhnya yang panjang dan licin. Tubuh ikan sidat diselubungi lendir dan mempunyai sisik-sisik kecil berbentuk panjang, dan tersusun tegak lurus pada poros panjangnya. Susunan sisik ini biasanya membentuk gambar mozaik seperti anyaman bilik. Sirip pada bagian dubur menyatu dan berjari-jari lemah. Sirip dada yang terdiri dari 14 – 18 jari-jari sirip. Warna punggung kecoklatan kehitaman dan warna bagian perut kuning hingga perak.
Pada saat dewasa kondisi tubuh ikan sidat sudah siap beruaya ke laut untuk melakukun pemijahan. Untuk ikan sidat Eropa, pada stadium ini tubuh ikan sidat sudah mengandung cadangan lemak 25-29%. Cadangan lemak ini bermanfaat sebagai sumber energi selama beruaya, karena selama itu ikan sidat tidak melakukan aktivitas makan.
Habitat
Ikan sidat tumbuh diperairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa setelah itu ikan sidat dewasa akan beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang dan berangsur-angsur terbawa arus kerperairan pantai. Ikan sidat yang mencapai stadia elver akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai. Ruaya anadromus larva ikan sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan ruaya larva ikan sidat mulai pada awal musim hujan akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.
Pada ekosistem aslinya ikan sidat termasuk ke dalam strata hewan karnivora pada rantai makanan. Diperairan umum ikan sidat memakan berbagai hewan khususnya organisme benthik seperti crustaceae (udang dan kepiting), polichaeta (cacing, larva chironomus) dan bivalvia serta gastropoda. Ikan sidat aktif malakukan aktivitas makan pada saat malam hari (nocturnal).
Reproduksi
Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan sidat di perairan tawar hanya dapat mencapai TKG II (menurut klasifikasi Cassi) atau dengan nilai GSI 1-2 %. Nilai GSI ikan sidat betina ketika akan bereproduksi dapat mencapai 60 % pada panjang tubuh 70-80 cm dan berat tubuh 700 – 1.200 gram. Telur yang dihasilkan mencapai 5 – 10 juta.
Ikan sidat betina lebih menyukai hidup di perairan tawar sedangkan ikan sidat jantan lebih menyukai untuk hidup di perairan payau. Jenis kelamin ikan sidat dipengaruhi oleh densitas suatu daerah. Pada saat densitas tinggi jenis kelamin sidat mengarah ke kelamin jantan sedangkan jika denisitas rendah jenis kelamin sidat mengarah ke kelamin betina.
Kandungan Gizi
Daging ikan sidat mempunyai kandungan vitamin A sebanyak 4.700 IU/100g lebih tinggi dari daging ikan sarden, babi dan mentega yang mempunyai kandungan vitamin A di bawah 2.000 IU/100g. Ternyata kandungan vitamin A dari hati ikan sidat sangat tinggi dan bisa mencapai 15.000 IU/100g. Perbandingan vitamin A yang terkandung dalam tubuh ikan sidat dengan babi dan ikansarden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kandungan Vitamin A
No Jenis Kandungan Vit. A (IU/100 g)
1 Sidat 4.700
2 Hati Sidat 15.000
4 Sarden 60
5 Mentega 1.900
Selain vitamin A ternyata kandungan DHA dan EPA dari daging ikan sidat jauh lebih tinggi dari ikan salmon dan tenggiri. Kandungan DHA dan EPA ikan sidat bisa mencapai 1.337mg/100g untuk kandungan DHA dan 742 mg/100g untuk kandungan EPA. Kandungan tersebut jauh lebih tinggi dari kandungan DHA dan EPA dari ikan salmon yang hanya mencapai 820 mg/100g untuk DHA dan 492 mg/100 g untuk EPA. Perbandingan kandungan DHA dan EPA dari ikan sidat, salmon dan tenggiri dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Kandungan DHA dan EPA (mg/100g)
No Jenis Ikan DHA EPA
1 Sidat 1.337 742
2 Salmon 820 492
3 Tenggiri 748 409
Benih
Benih ikan sidat yang dibudidayakan di Tambak BLUPPB Karawang terdiri dari dua jenis yaitu : Anguilla marmorata dan Anguilla bicolor . Kedua jenis ikan sidat ini diharapkan dapat mewakili dua habitat asli ikan sidat yaitu Anguilla marmorata mewakili perairan di daerah Sulawesi dan Anguilla bicolor mewakili perairan di daerah Selatan Jawa. Anguilla marmorata yang dibudidayakan di Tambak BLUPPB Karawang berasal dari daerah Tatelu (Sulawesi Utara) dan Poso (Sulawesi Tengah) sedangkan Anguilla bicolor berasal dari daerah selatan pulau Jawa.
Secara penampakan fisik Anguilla marmorata dapat dibedakan dengan Anguilla bicolor terutama pada bagian punggung dan perut. Anguilla marmorata mempunyai warna kulit punggung hitam dan bercorak (kembang) dengan bagian perut putih. Sedangkan untuk Anguilla bicolor mempunyai warna kulit punggung hitam dengan bagian perut berwarna putih kekuningan.
Ikan sidat sudah terpisah secara seksual. Perbedaan fisik antara jantan dan betina dapat terlihat setelah ikan sidat sudah mencapai ukuran dewasa dimana pejantan mempunyai mata lebih lebar dari betina pada ukuran panjang, berat dan usia yang sama.
Sumber:http://sidatmasapi.blogspot.com/
Ikan sidat temasuk ke dalam famili Anguillidae dan dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan banyak nama daerah. Beberapa nama daerah tersebut antara lain ikan uling, masapi, moa, lumbon, larak, lubang, gateng, denong, mengaling, lara, luncah, sigili dan ikan pelus (Jawa). Dalam bahasa Inggris disebut Giant mottled Eel.
Di dunia terdapat 350 jenis ikan sidat, 6 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Namun demikian hanya 2 jenis yang sering dibudidayakan, yaitu sidat kembang (Anguilla marmorata) dan sidat anjing (anguilla bicolor).
Pergerakan ikan sidat sangat tergantung pada liak-liuk tubuhnya yang panjang dan licin. Tubuh ikan sidat diselubungi lendir dan mempunyai sisik-sisik kecil berbentuk panjang, dan tersusun tegak lurus pada poros panjangnya. Susunan sisik ini biasanya membentuk gambar mozaik seperti anyaman bilik. Sirip pada bagian dubur menyatu dan berjari-jari lemah. Sirip dada yang terdiri dari 14 – 18 jari-jari sirip. Warna punggung kecoklatan kehitaman dan warna bagian perut kuning hingga perak.
Pada saat dewasa kondisi tubuh ikan sidat sudah siap beruaya ke laut untuk melakukun pemijahan. Untuk ikan sidat Eropa, pada stadium ini tubuh ikan sidat sudah mengandung cadangan lemak 25-29%. Cadangan lemak ini bermanfaat sebagai sumber energi selama beruaya, karena selama itu ikan sidat tidak melakukan aktivitas makan.
Habitat
Ikan sidat tumbuh diperairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa setelah itu ikan sidat dewasa akan beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang dan berangsur-angsur terbawa arus kerperairan pantai. Ikan sidat yang mencapai stadia elver akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai. Ruaya anadromus larva ikan sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan ruaya larva ikan sidat mulai pada awal musim hujan akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.
Pada ekosistem aslinya ikan sidat termasuk ke dalam strata hewan karnivora pada rantai makanan. Diperairan umum ikan sidat memakan berbagai hewan khususnya organisme benthik seperti crustaceae (udang dan kepiting), polichaeta (cacing, larva chironomus) dan bivalvia serta gastropoda. Ikan sidat aktif malakukan aktivitas makan pada saat malam hari (nocturnal).
Reproduksi
Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan sidat di perairan tawar hanya dapat mencapai TKG II (menurut klasifikasi Cassi) atau dengan nilai GSI 1-2 %. Nilai GSI ikan sidat betina ketika akan bereproduksi dapat mencapai 60 % pada panjang tubuh 70-80 cm dan berat tubuh 700 – 1.200 gram. Telur yang dihasilkan mencapai 5 – 10 juta.
Ikan sidat betina lebih menyukai hidup di perairan tawar sedangkan ikan sidat jantan lebih menyukai untuk hidup di perairan payau. Jenis kelamin ikan sidat dipengaruhi oleh densitas suatu daerah. Pada saat densitas tinggi jenis kelamin sidat mengarah ke kelamin jantan sedangkan jika denisitas rendah jenis kelamin sidat mengarah ke kelamin betina.
Kandungan Gizi
Daging ikan sidat mempunyai kandungan vitamin A sebanyak 4.700 IU/100g lebih tinggi dari daging ikan sarden, babi dan mentega yang mempunyai kandungan vitamin A di bawah 2.000 IU/100g. Ternyata kandungan vitamin A dari hati ikan sidat sangat tinggi dan bisa mencapai 15.000 IU/100g. Perbandingan vitamin A yang terkandung dalam tubuh ikan sidat dengan babi dan ikansarden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kandungan Vitamin A
No Jenis Kandungan Vit. A (IU/100 g)
1 Sidat 4.700
2 Hati Sidat 15.000
4 Sarden 60
5 Mentega 1.900
Selain vitamin A ternyata kandungan DHA dan EPA dari daging ikan sidat jauh lebih tinggi dari ikan salmon dan tenggiri. Kandungan DHA dan EPA ikan sidat bisa mencapai 1.337mg/100g untuk kandungan DHA dan 742 mg/100g untuk kandungan EPA. Kandungan tersebut jauh lebih tinggi dari kandungan DHA dan EPA dari ikan salmon yang hanya mencapai 820 mg/100g untuk DHA dan 492 mg/100 g untuk EPA. Perbandingan kandungan DHA dan EPA dari ikan sidat, salmon dan tenggiri dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Kandungan DHA dan EPA (mg/100g)
No Jenis Ikan DHA EPA
1 Sidat 1.337 742
2 Salmon 820 492
3 Tenggiri 748 409
Benih
Benih ikan sidat yang dibudidayakan di Tambak BLUPPB Karawang terdiri dari dua jenis yaitu : Anguilla marmorata dan Anguilla bicolor . Kedua jenis ikan sidat ini diharapkan dapat mewakili dua habitat asli ikan sidat yaitu Anguilla marmorata mewakili perairan di daerah Sulawesi dan Anguilla bicolor mewakili perairan di daerah Selatan Jawa. Anguilla marmorata yang dibudidayakan di Tambak BLUPPB Karawang berasal dari daerah Tatelu (Sulawesi Utara) dan Poso (Sulawesi Tengah) sedangkan Anguilla bicolor berasal dari daerah selatan pulau Jawa.
Secara penampakan fisik Anguilla marmorata dapat dibedakan dengan Anguilla bicolor terutama pada bagian punggung dan perut. Anguilla marmorata mempunyai warna kulit punggung hitam dan bercorak (kembang) dengan bagian perut putih. Sedangkan untuk Anguilla bicolor mempunyai warna kulit punggung hitam dengan bagian perut berwarna putih kekuningan.
Ikan sidat sudah terpisah secara seksual. Perbedaan fisik antara jantan dan betina dapat terlihat setelah ikan sidat sudah mencapai ukuran dewasa dimana pejantan mempunyai mata lebih lebar dari betina pada ukuran panjang, berat dan usia yang sama.
Sumber:http://sidatmasapi.blogspot.com/
Spoiler for Pic:

Spoiler for Pic:

Spoiler for Penyakit ikan Sidat:
Penyakit yang seringkali menyerang ikan sidat dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yakni penyakit menular yang sering disebut parasit, disebabkan oleh aktivitas mikro organisme seperti bakteri jamur, virus dan protozoa. Lalu yang kedua adalah penyakit yang tidak menular, yaitu penyakit yang bukan disebabkan oleh mikro organisme, tetapi disebabkan hal lainn misal karena kekurangan pakan, keracunan konsentrasi oksigen dalam air rendah atau penyakit gelembung udara.
Dapat dikatakan bahwa penyebab langsung dari kebanyakan penyakit pada ikan sidat adalah parasit-parasit termasuk virus-virus, bakteri, jamur, dan protozoa. Penularannya semakin mudah di dalam kelompok ikan yang padat dibanding dengan di alam bebas.
Sebagai akibatnya, penyebaran penyakit yang lebih luas dapat ditemukan pada kolam budidaya sidat atau keramba . Banyak parasit, terutama yang termasuk golongan sistematika rendah tersebar luas, dan biasanya terdapat di dalam biotop atau bahkan juga di dalam tubuh ikan tanpa menyebabkan kondisi patologis.
Bakteri seperti aeromonas hydrophilla, Flexibacter columnaris, Pseudomonas flurescens ataupun Vibrio anguilarum dikatakan bersifat saprofitis dan terdapat di mana-mana (ubiquitous). Akan tetapi, dalam kondisi tertekan, bakteri tersebut dikenal sebagai penyebab penyakit, seperti haemorragic septicaemia, penyakit busuk insang (bacterial gill disease), pembusukan sirip (fin rot) dan vibriosis.
Salah satu penyebab penyakit pada sidat adalah bakteri, bakteri mempunyai daerah penyebaran relative luas sehingga hampir dapat dijumpai dimana saja. Bakteri mempunyai ukuran yang relative besar jika di bandingkan dengan virus, yaitu antara 0,3 sampai 0,5 mikron. Cara mencegah infeksi oleh bakteri adalah mengusahakan kualitas air dan lingkungan bebas dari polusi racun atau bahan kimia yang berbahaya, oksigen dalam lingkungan tetap terpenuhi, dan mencegah masuknya parasit eksternal maupun internal.
Sidat yang terkena infeksi fin rot akan kehilangan nafsu makan dan gerakan berenangnya mulai tidak teratur yang akhirnya ia akan muncul dan berenang di permukaan air. Sidat yang terserang secara eksternal akan mengalami pendarahan yang selanjutnya menjadi borok (haemorrhage) pada sirip perut dan ekor serta bagian anus. Secara internal usus dan lambung mengalami hyperemia yang akhirnya terkikis. Hati sidat yang terserang penyakit ini menjadi tidak berfungsi. Pada serangan lebih lanjut rahang bawah akan mengalami luka dan borok. Infeksi sekunder dapat terjadi jika sidat terserang oleh cotton cap.
Penularan bakteri Aeromonas dapat terjadi melalui air, kontak badan kontak dengan peralatan yang telah tercemar atau perpindahan sidat yang telah terserang Aeromonas dari satu tempat ke tempat lain. Salah satu penanganan terhadap serangan pathogen ini adalah dengan membuang sidat yang telah terinfeksi supaya tidak menyebar kepada sidat lainnya. Cara lain mengatasi penyakit ini adalah dengan menambahkan air tawar yang bersih untuk menurunkan suhu air kolam.
Pengobatan dapat dilakukan dengan thiazine tang diberikan melaluai pakan dengan dosis 20 mg per hari untuk sidat seberaty 100g. pemberian dilakukan secara terus menerus selama satu minggu. Sidat yang terinfeksi juga dapat diobati dengan cara merendam dalam obat furam atau sulpha.
Sumber:http://www.sidatonline.com/
Dapat dikatakan bahwa penyebab langsung dari kebanyakan penyakit pada ikan sidat adalah parasit-parasit termasuk virus-virus, bakteri, jamur, dan protozoa. Penularannya semakin mudah di dalam kelompok ikan yang padat dibanding dengan di alam bebas.
Sebagai akibatnya, penyebaran penyakit yang lebih luas dapat ditemukan pada kolam budidaya sidat atau keramba . Banyak parasit, terutama yang termasuk golongan sistematika rendah tersebar luas, dan biasanya terdapat di dalam biotop atau bahkan juga di dalam tubuh ikan tanpa menyebabkan kondisi patologis.
Bakteri seperti aeromonas hydrophilla, Flexibacter columnaris, Pseudomonas flurescens ataupun Vibrio anguilarum dikatakan bersifat saprofitis dan terdapat di mana-mana (ubiquitous). Akan tetapi, dalam kondisi tertekan, bakteri tersebut dikenal sebagai penyebab penyakit, seperti haemorragic septicaemia, penyakit busuk insang (bacterial gill disease), pembusukan sirip (fin rot) dan vibriosis.
Salah satu penyebab penyakit pada sidat adalah bakteri, bakteri mempunyai daerah penyebaran relative luas sehingga hampir dapat dijumpai dimana saja. Bakteri mempunyai ukuran yang relative besar jika di bandingkan dengan virus, yaitu antara 0,3 sampai 0,5 mikron. Cara mencegah infeksi oleh bakteri adalah mengusahakan kualitas air dan lingkungan bebas dari polusi racun atau bahan kimia yang berbahaya, oksigen dalam lingkungan tetap terpenuhi, dan mencegah masuknya parasit eksternal maupun internal.
Sidat yang terkena infeksi fin rot akan kehilangan nafsu makan dan gerakan berenangnya mulai tidak teratur yang akhirnya ia akan muncul dan berenang di permukaan air. Sidat yang terserang secara eksternal akan mengalami pendarahan yang selanjutnya menjadi borok (haemorrhage) pada sirip perut dan ekor serta bagian anus. Secara internal usus dan lambung mengalami hyperemia yang akhirnya terkikis. Hati sidat yang terserang penyakit ini menjadi tidak berfungsi. Pada serangan lebih lanjut rahang bawah akan mengalami luka dan borok. Infeksi sekunder dapat terjadi jika sidat terserang oleh cotton cap.
Penularan bakteri Aeromonas dapat terjadi melalui air, kontak badan kontak dengan peralatan yang telah tercemar atau perpindahan sidat yang telah terserang Aeromonas dari satu tempat ke tempat lain. Salah satu penanganan terhadap serangan pathogen ini adalah dengan membuang sidat yang telah terinfeksi supaya tidak menyebar kepada sidat lainnya. Cara lain mengatasi penyakit ini adalah dengan menambahkan air tawar yang bersih untuk menurunkan suhu air kolam.
Pengobatan dapat dilakukan dengan thiazine tang diberikan melaluai pakan dengan dosis 20 mg per hari untuk sidat seberaty 100g. pemberian dilakukan secara terus menerus selama satu minggu. Sidat yang terinfeksi juga dapat diobati dengan cara merendam dalam obat furam atau sulpha.
Sumber:http://www.sidatonline.com/
Spoiler for Cara budidaya:
Ikan sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi.
Teknologi budi daya masih baru di Indonesia. Budi daya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budi daya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia.
Ikan Sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa, setelah itu Ikan Sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan Sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.
Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat Petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara Rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp 20.000-Rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata Rp 75.000/kg; jenis Anguilla marmorata Rp 125.000-Rp 175.000/kg.
Ikan Sidat telah dibudidayakan secara intensif di Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda serta Asia, yaitu : Jepang, Taiwan dan China daratan. Di negara-negara lain seperti Australia, Indonesia dan beberapa negara Eropa dan Afrika Barat umumnya produksi Ikan Sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di alam.. Ikan Sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan Ikan Sidat dapat dilakukan di luar ruangan (out door).
Secara praktis Ikan Sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba faring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya Ikan Sidat yang hamus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.
Lingkungan Perairan yang Baik untuk Budidaya Ikan Sidat
a. Suhu.
Pada pemeliharaan benih Ikan Sidat lokal, A. bicolor bicolor, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29°C.
b. Salinitas.
Pada pemeliharaan Ikan Sidat lokal.,, A. bicolor bicolor (elver), salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 – 7 ppt.
c. Oksigen Terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh Ikan Sidat berkisar antara 0,5 – 2,5 ppm.
d. pH.
pH optimal untuk pertumbuhan Ikan Sidat adalah 7 – 8.
e. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-N)
Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian Ikan Sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 – 40 ppm seluruh Ikan Sidat mengalami methemoglobinemie.
Kebutuhan Nutrien
Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, Ikan Sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling).
Budidaya Ikan Sidat Pada Jaring Apung
a. Jaring Apung.
Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran 7 x 7 m, dengan jaring berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi. Untuk menghindari lolosnya ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari hapa dengan lebar 60 cm.
b. Benih Ikan Sidat.
Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15 – 20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm.. Benih Ikan Sidat diperoleh dari Pelabuhan Ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.
c. Padat Penebaran.
Setiap kolam ditebar 100 kg benih Ikan Sidat.
d. Pakan.
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan :
¦ Protein 47,93%
¦ Lemak 10,03%
¦ Seratkasar 8,00%
¦ BETN 8,32%
¦ Abu 25,71%
Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan Konvensi pakan sebesar 1,96. Dengan konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %.
e. Masa Pemeliharaan dan Panen.
Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7 – 8 bulan, dan masa. panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat – mencapai ukuran. konsumsi yaitu 180 – 200 gram per ekor.
Pemeliharaan ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang dipergunakan.
Sumber:http://carabudidaya.com/
Teknologi budi daya masih baru di Indonesia. Budi daya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budi daya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia.
Ikan Sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa, setelah itu Ikan Sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan Sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.
Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat Petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara Rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp 20.000-Rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata Rp 75.000/kg; jenis Anguilla marmorata Rp 125.000-Rp 175.000/kg.
Ikan Sidat telah dibudidayakan secara intensif di Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda serta Asia, yaitu : Jepang, Taiwan dan China daratan. Di negara-negara lain seperti Australia, Indonesia dan beberapa negara Eropa dan Afrika Barat umumnya produksi Ikan Sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di alam.. Ikan Sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan Ikan Sidat dapat dilakukan di luar ruangan (out door).
Secara praktis Ikan Sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba faring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya Ikan Sidat yang hamus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.
Lingkungan Perairan yang Baik untuk Budidaya Ikan Sidat
a. Suhu.
Pada pemeliharaan benih Ikan Sidat lokal, A. bicolor bicolor, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29°C.
b. Salinitas.
Pada pemeliharaan Ikan Sidat lokal.,, A. bicolor bicolor (elver), salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 – 7 ppt.
c. Oksigen Terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh Ikan Sidat berkisar antara 0,5 – 2,5 ppm.
d. pH.
pH optimal untuk pertumbuhan Ikan Sidat adalah 7 – 8.
e. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-N)
Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian Ikan Sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 – 40 ppm seluruh Ikan Sidat mengalami methemoglobinemie.
Kebutuhan Nutrien
Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, Ikan Sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling).
Budidaya Ikan Sidat Pada Jaring Apung
a. Jaring Apung.
Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran 7 x 7 m, dengan jaring berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi. Untuk menghindari lolosnya ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari hapa dengan lebar 60 cm.
b. Benih Ikan Sidat.
Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15 – 20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm.. Benih Ikan Sidat diperoleh dari Pelabuhan Ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.
c. Padat Penebaran.
Setiap kolam ditebar 100 kg benih Ikan Sidat.
d. Pakan.
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan :
¦ Protein 47,93%
¦ Lemak 10,03%
¦ Seratkasar 8,00%
¦ BETN 8,32%
¦ Abu 25,71%
Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan Konvensi pakan sebesar 1,96. Dengan konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %.
e. Masa Pemeliharaan dan Panen.
Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7 – 8 bulan, dan masa. panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat – mencapai ukuran. konsumsi yaitu 180 – 200 gram per ekor.
Pemeliharaan ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang dipergunakan.
Sumber:http://carabudidaya.com/
Spoiler for Pic:

Spoiler for Pic:

Spoiler for Perbedaan sidat dan belut:
Mungkin bagi agan/aganwati sekalian sidat dan belut sama,tapi ternyata berbeda mari kita lihat perbedaannya.
1. Bentuk
untuk bentuk ikan sidat cenderung bulat penuh dan panjang dengan bentuk ekor yang papak sedangkan untuk belut mempunyai bentuk yang cenderung pipih dengan ekor yang meruncing. Dibagian kepala juga berbeda untuk ikan sidat cenderung papak dibagian mulut, mempunyai kumis pendek berwarna kuning dan mempunyai sirip dibawah kepala. Untuk belut sendiri mempunyai bentuk kepala runcing, tanpa kimis dan tanpa sirip.
2. Tulang
Bentuk tulang atau duri untuk sidat mempunyai struktur yang sama dengan kebanyakan ikan sebagai contoh ikan lele atau ikan gabus, sementara untuk belut mempunyai struktur tulang atau duri yang agak rumit yang hampir membentuk karakter plus (+) sehingga butuh proses lebih rumit lagi ketika mengolahnya menjadi filet.
3. Habitat
ikan sidat adalah ikan yang murni hidup di air yang tidak memerlukan media lumpur sebagai tempat hidupnya, namun sidat juga membutuhkan supply oksigen yang tinggi dan suhu yang panas (25-30oC) agar tumbuh kembangnya menjadi maksimal. sementara untuk belut harus dengan media lumpur agar bisa berkembang biak dengan baik.
4. Pemijahan
Sidat adalah ikan yang beruaya yang artinya berpindah ketika akan memijah, ikan sidat besar di air tawar dan akan kembali ke air asin/air laut untuk memijah. sementara untuk belut hidup dan memijah di lumpur dengan air tawar.
Sumber:http://jual-sidat.blogspot.com/
1. Bentuk
untuk bentuk ikan sidat cenderung bulat penuh dan panjang dengan bentuk ekor yang papak sedangkan untuk belut mempunyai bentuk yang cenderung pipih dengan ekor yang meruncing. Dibagian kepala juga berbeda untuk ikan sidat cenderung papak dibagian mulut, mempunyai kumis pendek berwarna kuning dan mempunyai sirip dibawah kepala. Untuk belut sendiri mempunyai bentuk kepala runcing, tanpa kimis dan tanpa sirip.
2. Tulang
Bentuk tulang atau duri untuk sidat mempunyai struktur yang sama dengan kebanyakan ikan sebagai contoh ikan lele atau ikan gabus, sementara untuk belut mempunyai struktur tulang atau duri yang agak rumit yang hampir membentuk karakter plus (+) sehingga butuh proses lebih rumit lagi ketika mengolahnya menjadi filet.
3. Habitat
ikan sidat adalah ikan yang murni hidup di air yang tidak memerlukan media lumpur sebagai tempat hidupnya, namun sidat juga membutuhkan supply oksigen yang tinggi dan suhu yang panas (25-30oC) agar tumbuh kembangnya menjadi maksimal. sementara untuk belut harus dengan media lumpur agar bisa berkembang biak dengan baik.
4. Pemijahan
Sidat adalah ikan yang beruaya yang artinya berpindah ketika akan memijah, ikan sidat besar di air tawar dan akan kembali ke air asin/air laut untuk memijah. sementara untuk belut hidup dan memijah di lumpur dengan air tawar.
Sumber:http://jual-sidat.blogspot.com/
Spoiler for Pic:

Spoiler for Pic:

Nah gimana? Tertarik buat budidaya ikan sidat? Hehe
Sekian thread dari ane,mohon maaf bila ada salah kata



Spoiler for :
Bantu 



0
18.7K
Kutip
134
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan