Benih-benih cinta tumbuh saat keduanya turun ke jalan dan melakukan demonstrasi menentang rezim pemerintahan Ukraina. Perempuan itu sebelumnya terluka saat demonstrasi dan dirawat oleh seorang pemuda, dan sebulan kemudian mereka menikah di depan barikade polisi.

Kisah ini bukanlah pengggalan dalam film-film Hollywood atau film lainnya. Ini adalah kejadian nyata dua sejoli yang dipertemukan saat melakukan demonstrasi, seperti diberitakan oleh AFP, Minggu (16/2/2014).

Yulis Serko (25), gadis bertubuh ramping dan cantik ini meninggalkan pekerjaannya di Kota Rivne pada bulan Desember 2013 dan berangkat menuju ke Ibu Kota Kiev saat gelombang demonstran mulai berkumpul untuk menentang kebijakan Presiden Viktor Yanukovych yang lebih condong ke Rusia daripada ke Uni Eropa.

Di Ibu Kota, Serko menjadi sukarelawan di bagian dapur. Pada suatu malam di bulan Januari 2014, Serko mendapat musibah saat lengannya tertimpa lemari yang biasa digunakan untuk menahan barikade polisi anti huru hara Ukraina. Serko kemudian berinisatif ke sebuah rumah sakit di mana Bogdan Zabavchuk (21) saat itu sedang menempuh studi soal Kimia, memberikannya pertolongan.

"Seorang gadis cantik datang dan meminta diriku untuk menyembuhkan lengannya. Saya ingin meminta nomer teleponnya tetapi saya sibuk dan dia sudah pergi," kata Zabavchuk.

Tiga hari kemudian, Zabavchuk memberanikan diri mendatangi Serko dibagian dapur relawan dan mengajaknya jalan. "Di hari keempat setelah mengenalnya, saya mengetahui bahwa dia adalah orang tepat untuk menghabiskan sisa hidup," ujarnya.

Serko tidak berada di Kiev ketika puncak kerusuhan pecah di akhir Januari, di mana saat itu empat demonstran tewas dan ratusan lainnya luka. Namun Zabavchuk terluka setelah mendapatkan pukulan oleh polisi. Serko segera kembali ke Kiev setelah kejadian itu



Saat Serko berada di Kiev-lah, Zabavchuk berulang kali melamar perempuan itu sebelum akhirnya Serko menerima pinangan itu.

Dan di pusat kota Kiev, di mana barikade polisi dan demonstran dipasang melingkari lapangan kota, saat mata polisi anti huru hara berjaga di pos pengamanan mereka, keduanya menikah dengan disaksikan seorang pendeta dan ratusan kawannya sesama demonstran.

"Saya pikir revolusi ini menginspirasi sebuah cinta, saat orang-orang yang memiliki ide yang sama bertemu di sana, di mana keluarga dan teman-teman yang lain tidak mengerti tentang mereka," kata Serko.

Serko telah memberitahukan rencana pernikahannya sehari sebelum acara, namun kedua orangtua Zabavchuk melihat pernikahan kedua saat disiarkan di televisi.

"Ibu saya menangis dan memberikan saya selamat. Dan Ayah ingin segera bertemu dengan istri saya," ucap Zabavchuk.


SUMBER