Riau, ya ini destinasi penempatanku nomor satu,,setelah sempat memilih Kendari atau Palu, sempat juga mau ke Bengkulu,,tapi teringat bahwa ada saudara dan sahabat SMA sudah disini terlebih dahulu,,baiklah saya ikut saja kesitu,,syukurlah, kantor saya, dan sahabat, ada di Pekanbaru,,meski wilayah kerja terkadang sampai Dalu-Dalu,atau bahkan ujung Riau yang kadang untuk ke sana saja bikin badan sakit serasa dipijit sembilu,,tak apalah yg penting domisili di ibukota, ada mall untuk sekedar membunuh waktu

12 Kabupaten/Kota ditambah provinsi menjadi wilayah kerja saya,,Riau dan segala isinya, mulai dari Pekanbaru Kota hingga Rokan Hilir dengan pulau Rupatnya di ujung sana,,bicara tentang wisata destinasi dan makanannya (dan apalagi kerjaan saya) tentu tak habis satu jam saaaja,,bahkan sekedar minumnya pun, ada kedai kopi Kimteng yang jelas menjadi primadona,,bahkan konon ada sebuah ungkapan terkenal di sini, belum ke Pekanbaru kalo belum ke Kimtengnya meski sekedar ngopi dan ngeroti bakar sarikaya ,,favorit saya (siapa yang nanya), kopi susu, susu sedikit saja,,yang kiri boleh, yang kanan juga bisa (maksudnya nuang SKM boleh dengan tangan kiri atau tangan kanan begitu maksudnya) #eh #plak

Dari pekanbaru kita menuju indragiri,,menjadi dua kabupaten, Hulu dan Hilir wilayah indragiri ini terbagi,,ke Indragiri Hulu dulu baru ke Hilir kita menepi,,Indragiri Hulu ini lebih banyak cuma saya lewati,,terletak di jalur lintas timur sehingga ramai orang mau/ dari jakarta palembang atau sekedar jambi,,tapi jangan salah wilayah ini terkenal dengan ikan patinnya sampai2 dibuat monumen patin tegak berdiri,,konon masakan asam pedasnya enak sekali,,saya, terus terang belum coba sendiri ,,maklum, asam pedas bukan tipe masakan ikan yang saya sukai,,bahkan, saya baru belajar doyan ikan ketika ditugaskan di sini ,,

Nah tapi,,kalau di indragiri hilir malah saya kebetulan ke sana beberapa kali,,ada masakan yang sudah lama sekali saya cicip tapi masih ngena di hati,,waktu itu pun masih belajar doyan ikan dan karena tak ada pilihan lain, saya pilih bakar pari,,wuih rupanya bikin lidah goyang sana sini,,pedasnya pas, cukup bikin keringetan tapi tak perlu sampai meringis hihihi,,karena lidah jawa masih kental, kecap manis pun tak lupa dilumuri,,pasar jongkok, dulu pernah jadi destinasi andalan tapi sayang kini tak ada lagi,,disitu dijual barang2 impor murah meriah yang dijual emperan sampai harus duduk jongkok untuk tawar menawar jual beli,,menarik memang pengalaman di Inhil ini, hanya disayangkan kota ini kurang rapi,,menjelang sore air pasang akan tiba dan beberapa sudut jalanan dan pasar akan jadi mirip kali 

Dari Indragiri kita beralih ke Siak yang terkenal dengan sungainya yang begitu panjang dan dalam,,Siak, yang saya demenin adalah jalannya yang mungkin dibanding kabupaten lain tak banyak tambal sulam,,relatif mulus dan imbasnya banyak yang melaju cukup kencang ditambah tak banyak tikungan tajam,,bicara Siak tentu tak lepas dari Istananya yang megah berwarna putih merona nan rupawan,, pemimpinnya yg terkenang, Sultan Syarif Kasim II, dengan tak sayang menyumbang belasan juta gulden untuk membantu Indonesia keluar dari masa2 kelam,,jika beruntung sedang singgah ke istana Siak, agan akan diperdengarkan alunan musik lawas dari alat kuno buatan Jerman yg bisa dengan syahdu membawa agan ke memori masa silam ,,kuliner, banyak disini sebenarnya dengan masakan seafood baik laut maupun darat,hanya saja, karena tak banyak saya kesini, yang saya ingat Cuma pas enaknya makan ayam

Terakhir, meski belum semua, adalah yg terakhir saya sambangi, Meranti Kepulauan,,dari kabupaten Bengkalis wilayah ini mengalami pemekaran,,dengan pertambangan lepas pantai dan perdagangan menjadi andalan,,berkunjung ke sini, saya serasa berada di negeri jiran,,banyak menjumpai warga tionghoa, pun pribumi yang bercakap melayu ala encik dan puan,,datang kesini, tak sengaja pada saat orang ramai imlek dirayakan,,wuih, padat merayap, gegap gempita, riuh semarak semua saya rasakan,,sampai2 ini rasanya kaya di Little Hongkong, itu kata atasan,,lelahnya tak dapat kursi di speedboat dan kamar hotel sampai kami lupakan,,dapat pun tempat penginapan di mess rumah sakit,ah biarkan,,diajak kami melihat malam puncak peringatan, bingung saya ini mati lampu tapi kok ga ada kegelapan,,terang saja karena lampion2 dari genset memberikan temaram cahaya kemerahan,,puncaknya ketika ribuan kembang api diterbangkan,,dar der dor membuat jantung berdegup kencang,,antusias, riang, dan langit pun dibuat terang benderang,,sayang sekali saya perang air saya lewatkan,,padahal saling basah-basahan rasanya cukup menyenangkan ,,hanya melihat sisanya saja yg juga saya sayangkan,,sampah2 bekas minuman, kantong plastik, teronggok saja dibiarkan sepanjang jalan ,,kuliner, hmmm, namanya saja wilayah kepulauan,,warung seafood bertebaran, dengan asap2 bebakarannya yang mengundang,,mau bakar, goreng, tumis, asam pedas asam manis, semua sedia siap menyediakan selera kelezatan,,yang menarik, katanya sih ini seperti di negeri sebrang, sehingga sayurnya pun disediakan prasmanan,,apa yang dimaui, berapa dikehendaki, ambil saja nanti dimasakkan,,hingga saya cerita ke istri dan betapa dia merajuk pengen bisa ikutan,,akhirnya meninggalkan meranti pun dengan keinginan di hati, semoga bisa kembali ke sana tepat imlek, tahun depan,,

Masih banyak wilayah belum terberitakan,,dari rokan hulu rokan hilir, bengkalis, kuantan singingi, kampar hingga pelalawan,,bukan apa2 sih, jelas cukup menarik untuk pergi ke sana hanya saja saya kurang bahan ,,kuliner, jangan ragu2 tiap wilayah pasti punya masakan andalan,,ada ikan pantau goreng kering yang bisa agan makan layaknya stik kentang,,ada udang galah yang melihatnya aja udah bikin agan kenyang duluan ,,atau bahkan lopek bugi yang manis legitnya bikin agan nambah karena ga nahan,,tak perlu ragu tak perlu sungkan, Riau akan memberi agan banyak pilihan,,kalau bingung, tenang, rekan R3 akan memberikan rekomendasi yang layak dipertimbangkan ,,so, what are you waiting for, go for Riau and make your fun