Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan kereta api untuk meninjau bencana yang diakibatkan letusan Gunung Kelud. Pilihan tersebut diambil karena dalam dua hari terakhir ini, lalu lintas penerbangan udara dari dan menuju Surabaya praktis terhenti akibat pasir yang menyelimuti hampir seluruh wilayah di Pulau Jawa.

Pasir yang dilepaskan ke udara oleh letusan Gunung Kelud luar biasa besar volumenya. Yang lebih berbahaya pasir dari dalam perut gunung mengandung silika yang bentuknya tajam.

Pasir silika tersebut akan sangat berbahaya apabila masuk ke dalam mesin pesawat. Saat terjadi erupsi Gunung Galunggung dulu, pesawat British Airways yang terbang ke Australia terpaksa mendarat darurat karena salah satu mesinnya terbakar setelah kemasukan pasir dari Gunung Galunggung.

Dalam kondisi seperti itu, maka kereta api menjadi pilihan transportasi. Warga yang tidak bisa menunda perjalanan, semua beralih ke angkutan kereta api. Itulah yang membuat tiket kereta api untuk tujuan dan keluar dari Surabaya habis terjual.

Kondisi ini semakin meyakinkan kita bahwa kereta api merupakan moda transportasi yang harus diperkuat. Ketika belum lama terjadi banjir yang melumpuhkan jalur darat di seluruh wilayah Jawa, kereta api juga menjadi penyelamat.

Kita masih setengah hati untuk menjadikan kereta api sebagai andalan. Pembangunan jalur ganda Jakarta hingga Surabaya yang seharusnya selesai tahun 2013, belum juga rampung. Padahal seharusnya tidak ada persoalan yang menghambat, karena jalur kereta api berada di Tanah Negara.

Secara konsep Direktorat Jenderal Perkeretaapian sudah menyusun konsep pembangunan jangka panjang. Hingga tahun 2030 jaringan rel kereta api akan dibangun mulai dari Sabang di Aceh hingga Merauke di Papua. Biaya yang diperlukan untuk membangun jaringan kereta api itu sekitar Rp 300 triliun.

Dengan subsisi bahan bakar minyak yang setiap tahun mencapai Rp 350 triliun, seharusnya tidak ada masalah dengan anggaran untuk pembangunan jaringan kereta api. Masyarakat pasti akan mendukung apabila subsidi BBM sepenuhnya dialihkan untuk membangun jaringan kereta api.

Jangan lupa bahwa sejarah bangsa-bangsa di dunia pun menjadikan kereta api sebagai alat pemersatu. Amerika Serikat yang sudah begitu maju dalam pengembangan teknologi, tetapi menjadikan kereta api sebagai andalan transportasi. Apalagi kereta api memberikan kontribusi untuk mempersatukan Amerika.

Kita pun akan semakin kokoh apabila dipersatukan oleh kereta api. Penyatuan ekonomi domestik akan bisa segera terealisasi apabila seluruh wilayah bisa disatukan melalui kereta api dan angkutan laut.

Penyatuan ekonomi domestik akan memberikan dampak positif pada peningkatan efisiensi. Produk-produk kita akan menjadi mampu bersaing apabila kita bisa menekan biaya transportasi bahan baku antarpulau.

Sejauh ini kereta api hanya kita jadikan moda transportasi manusia. Sekitar 60 persen angkutan kereta api diperuntukkan bagi perjalanan orang dan hanya 40 persen dipakai untuk angkutan barang. Apalagi dengan hanya satu lajur rel kereta api, efisiensinya masih rendah.

Padahal di negara lain, porsi terbesar kereta api dipakai untuk lalu lintas barang. Dengan sekali perjalanan begitu besar volume yang bisa diangkut dan ini sekaligus mengurangi beban di jalan raya. Jalan-jalan bukan hanya akan lebih lancar, tetapi tidak mudah rusak.

Sekarang ini kita lebih menumpukan lalu lintas di jalan raya. Dengan fasilitas yang terbatas, maka jalan raya menjadi sering menghadapi kemacetan. Belum lagi dengan tonase yang tinggi, membuat jalan mudah rusak.

Tentu semua pilihan ada pada kita. Kalau kita bangsa yang mau belajar dan cerdas, maka kita tidak akan pernah ragu membangun kereta api. Itulah alat transportasi yang bisa menjawab semua tantangan kita.