
jadi gini gan ane lagi iseng lagi cari bacaan di sore hari eh malah nyasar ke berita sejarah, tapi ya udah ane baca aja sambil mimi kopi tapi liat sumbernya dulu (kan buang buang waktu baca berita sejarah tapi dari sumber ga jelas apalagi anonim) dan ternyata bersumber dari media ternama beneran bukan media abal-abal. jadi media boleh saja beropini tapi klo soal sejarah atau kejadian maka media wajib memberitakan secara benar/aktual.
jadi kan disetiap kejadian baik atau buruk pasti ad hikmah positif untuk diri kita , yang bisa kita ambil. nah sekarang
pertanyaannya apa maksud/ hikmah yang bisa di ambil dari berita ini??
ane masih bocah jadi yang ane nangkep kita harus realistis ato harus apa ya

, silahkan di baca dulu beritanya
Quote:
Merdeka.com - Presiden kedua Indonesia Soeharto adalah salah satu perwira didikan Pembela Tanah Air. Sebelumnya Soeharto adalah seorang tentara Belanda. Bagaimana kisahnya?
Dari kecil hingga remaja, Soeharto hidup melarat. Karena itu pula dia hanya bisa sekolah sampai sekolah lanjutan rendah. Kira-kira setingkat SMP.
Setelah lulus, Soeharto pun bingung cari pekerjaan. Dia sempat kerja di bank desa tapi dipecat. Tak ada kenalan yang bisa memberinya pekerjaan. Hidupnya sempat luntang-lantung.
Maka akhirnya Soekarno mendaftar jadi tentara Belanda. Hal ini diakuinya dalam buku biografinya Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya yang diterbitkan Cipta Lamtoro Gung Persada.
Ada dua sistem penerimaan KNIL untuk serdadu rendahan. Dinas panjang (langverband) atau ikatan dinas pendek (kortverband). Soeharto memilih kortverband karena karirnya lebih menjanjikan.
Soeharto lulus sebagai yang terbaik. Dia kemudian ditugaskan praktik menjadi wakil komandan regu di Batalion XIII di Rampal dekat Malang. Lalu menjaga pertahanan pantai di Gresik.
"Orang Belanda yang masih saya ingat ialah komandan kompi saya, Kapten Dryber, komandan peleton saya Letnan Hyneman dan komandan regu Sersan Jansen," beber Soeharto.
Saat itulah pecah perang dunia ke II di Pasifik. Tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Berakhir pulalah kiprah KNIL di Hindia Belanda.
Karena tak ingin ditangkap Jepang, Soeharto melepas atribut militernya. Saat itu jika ketahuan bekas tentara KNIL pasti ditangkap dan dipenjarakan Jepang. Soeharto kembali ke kampungnya di Wuryantoro.
Bosan menganggur, Soeharto mencoba mendaftar jadi Keibuho atau polisi Jepang. Dia mengaku sedikit takut jika identitasnya sebagai bekas tentara Belanda ketahuan. Tapi dia akhirnya memberanikan diri mendaftar dan diterima.
Soeharto lulus pendidikan polisi sebagai yang terbaik. Jelas saja, kalau sekadar baris berbaris dia sudah mahir karena pernah mengikuti pendidikan tentara Belanda.
Saat itulah atasan Soeharto di kepolisian memberi tahu ada pendaftaran Tentara Pembela Tanah Air (PETA). Perwira Jepang itu menyarankan Soeharto mendaftar masuk PETA.
"Maka masuklah saya jadi PETA lewat saringan. Tentu saja saya tidak menyebutkan diri saya bekas KNIL waktu mendaftar untuk diterima. Saya tetap jaga-jaga, jangan sampai ditangkap oleh Jepang," beber Soeharto.
Lewat ujian Soeharto diterima menjadi calon Shodancho, atau komandan peleton. Dia harus mengikuti pendidikan yang berat selama empat bulan di Bogor. Bagi Soeharto yang sudah beberapa kali mendapat latihan militer pun, latihan ini diakui lebih berat.
"Kami mesti minum air kotor dari sungai di belakang pabrik karet di tengah-tengah latihan yang melelahkan. Sekali dua kali kami pernah disuruh berlutut berjam-jam lamanya karena seorang di antara kami membuang peci hancho," kenang Soeharto.
Setelah lulus, Soeharto dikembalikan ke Wates, Yogyakarta. Karirnya bagus, beberapa bulan kemudian dia dipilih untuk mengikuti pendidikan Chudancho atau komandan kompi. Dia kemudian ditugaskan di Yogyakarta, Solo dan Madiun sebelum ditarik ke Markas Besar PETA untuk mengurusi pendidikan.
Ketika Indonesia merdeka, Soeharto meneruskan karir militernya. Dia dikenal sebagai pemimpin serangan Oemom 1 Maret 1949 dan Panglima Mandala membebaskan Irian Barat. Selepas G30S tahun 1965, sebagai Panglima Kostrad dia mengambil alih kepemimpinan Angkatan Darat dan membubarkan PKI.
Soeharto dilantik menjadi Presiden RI menggantikan Soekarno tahun 1967. 32 Tahun kemudian Soeharto dilengserkan arus reformasi.
Emer:
merdeka.com

kurang ngerti maksud penulis apa ya?
yang jelas presiden ini orang paling realistis
dari pada kelaperan mending gabung jadi bagian dari belanda
belanda kalah jadi daripada di penjara jepang mending jadi pengangguran lagi
trus dari pada nganggur mending ikut jepang jadi polisi jepang
lalu ikut jadi bagian dari indonesia
setelah menjadi bagian dari indonesia cuma dapet awalan jendral mending ikut PROasing bisa dapet awalan presiden dan terakhir trus daripada jadi presiden idealis mending jadi presiden realistis yang di senengin negara barat plus rakyat merasa aman/tenang plus bisa kaya tujuh turunan.
klo menurut agan gimana??? ane bocah minta pencerahan
kita harus realistis juga kah ????
kan apa apa sekarang serba realistis
contoh:
Quote:
dari pada jadi pejabat yang bener ato pejabat ga bener mending jadi pejabat biasa- biasa aja karna ga di kritikin dan di bully mulu
dari pada jadi orang pinter yang kerja di indo mending kerja di luar negeri karna lebih di hargai dan gaji gede
dari pada membantu ekonomi negara dengan pake produk lokal mending pake barang impor karena lebih murah dan bergengsi
daripada jadi tani atao punya tanah pertanian/perkebunan mending jual ke orang asing dan kerja di kantor elit asing dan punya apartemen
dari pada dibilang banci ga ngerokok mending ngeroko dan emang enak plus bisa keliatan laki banget
dari pada dibilang cemen punya cewe lom di apa-apain mending kita tidurin karena emang realistis aja banyak juga yang ngelakuin ( parah

)
daripada pacarin cowo baik yang kere mending pacarin/kimpoi sama cowo brengsek tapi kaya karena ntar juga bisa berubah baik klo ga bisa ya tinggalin yang penting dapet harta/harta gonogini
dari pada ngedukung presiden yang bener mending kita keritik biar down plus dapet duit kerenan dukung yang ga bener
daripada jadi pengusaha mending jadi mentri ato jadi presiden karna bisa dapet proyek besar plus klo pinter bisa comot duit negara dengan cara mencari kelemahan2 hukum yang ada tanpa harus berurusan sama KPK
daripada tetap bersama indonesia yang tak di perhatikan pemerintah pusat mending minta bantuan asing untuk merdeka sendiri
daripada produksi garam/kedelai/beras sendiri mending kita ngimpor dan tinggal pake alasan cuaca dan teknologi ga mendukung buat produksi karena dengan impor bisa markup, bisa dapet komisi, dan bisa dapet salam tempel dari perusahaan importir dan perusahaan asing.
trus dari pada jadi orang yang idealis kaya soekarno yang berakhir tragis dan di lupakan rakyatnya mending jadi realistis karena bisa kaaayyaaaaaa raya dan bisa

hahahaahahh
dan daripada banyak lainnya

balik lagi ke pertanyaan haruskan kita realistis????????
klo ts mikir dulu sambil jadi di tengah-tengah antara realistis dan tidak. sambil tunggu pencerahaan agan agan kaskuser