- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bebaskan diri agan ( remaja masuk )


TS
skydiverseh
Bebaskan diri agan ( remaja masuk )

Selamat datang gan di trit ane





Gini gan ane Tadi nemu artikel Di internet (yaialah masa di koran

Baca ampe abis ya gan ! baru koment
LANGSING EH LANGSUNG AJA GAN
Woleees aja gan bacanya,DIHAYATI DICERMATI DIMAKAN
Spoiler for bebaskan diri agan:
[SPOILER=BEBASKAN DIRI AGAN]Kita tidak akan pernah menjadi pribadi yang yakin pada diri sendiri sebelum kita membangun pondasi yang solid dari kepercayaan diri.
Banyak yang mengira bahwa orang yang percaya diri itu adalah yang suka menyendiri, bersikap tidak tertarik atau tidak bersahabat terhadap orang lain. Ini adalah konsep yang benar-benar keliru.
Dengan menjadi tidak tergantung pada orang lain, orang yang percaya diri itu bisa berhubungan dengan orang lain dengan penuh rasa kasih sayang dan empati, sambil tetap mempertahankan dan menyeimbangkan rasa percaya dirinya.
Karena merasa mampu untuk berdiri dengan kakinya sendiri, dia tidak perlu memanipulasi orang lain.
Penghalang utama untuk menjadi percaya diri adalah ketentuan keliru yang mengira bahwa orang lain itu lebih pintar, lebih bijak atau lebih cerdas dibanding diri kita. Ini menyebabkan kita mencari orang lain untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Orang yang suka bergantung, harus selalu mencari keluar untuk sesuatu yang external. Dia ingin orang-orang, situasi, kondisi, atau Tuhan melakukan apa yang seharusnya dia lakukan sendiri untuk dirinya.
Itu menyebabkan dia jadi bersikap suka mengandalkan, memanipulasi, mencocokkan, membandingkan diri, dan bersaing dengan orang lain.
Pada tips kali ini, kita akan mempelajari bagaimana kebiasaan destruktif ini bertindak sebagai penghalang untuk membangun kepribadian yang yakin pada diri sendiri. Tapi sebelumnya, berikut ini sedikit penjelasan mengenai kepercayaan diri.
Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri itu bukan sekedar percaya bahwa anda bisa mengatasi berbagai hal dan menjadi sukses, melainkan lebih dari itu. Kepercayaan diri itu adalah memiliki keberanian untuk mendengarkan kata hati dalam mencari petunjuk mengenai kesuksesan yang benar-benar anda inginkan.
Itu berarti bahwa anda mengambil petunjuk dari dalam diri anda sendiri dan bukan dengan cara mendengarkan sesuatu atau seseorang yang berada diluar diri anda, untuk mendapatkan ide mengenai apa yang seharusnya anda lakukan atau miliki.
Saat kita mulai belajar untuk membaca "tanda-tanda" dengan benar dan mengikuti intuisi atau kata hati, kita bisa mulai mempercayai diri sendiri dan tidak sekedar ikut-ikutan orang lain.
Mengenali dan Menghentikan Kebiasaan Ketergantungan
Ketergantungan adalah perbudakan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama. Dan itu merugikan kedua belah pihak, baik pihak yang tergantung maupun pihak yang diandalkan.
Agar hubungan yang saling mengeksploitasi seperti itu bisa terjalin, kedua belah pihak harus sama-sama memiliki kekurangan dalam kepercayaan diri.
Aspek yang paling tidak menguntungkan dari ketergantungan adalah saat anda mengira anda tergantung pada orang lain, berarti anda benar. Anda jadi lalai untuk mengembangkan kepercayaan diri yang diperlukan, dan lalai menyelesaikan masalah anda sendiri.
Ciri yang pasti dari ketergantungan adalah saat anda terbiasa untuk memandang orang lain sebagai superior. Begitu anda mulai membandingkan diri sendiri dengan orang lain, saat itulah anda menempatkan diri sendiri ke dalam perbudakan secara psychologis.
Kebiasaan untuk bergantung dan mengandalkan orang lain itu begitu melekat pada orang-orang tertentu, sehingga mereka memberikan semua otoritas personalnya untuk menyenangkan orang lain, philosophy atau agamanya.
Mereka merasa bahwa dirinya akan menjadi aman jika telah menemukan seseorang, organisasi, atau agama yang bisa dipegangnya dengan ketaatan buta. Mereka membiarkan orang, organisasi, atau agama ini, untuk bertanggung jawab atas kebahagiaannya.
Dan tentu saja, itu termasuk kemewahan dari memiliki seseorang atau sesuatu yang bisa disalahkan setiap kali mereka mengalami kegagalan.
Orang yang suka bergantung, mengandalkan, adalah berada dalam belas kasihan dari orang-orang disekitarnya. Dia percaya bahwa orang lain itu lebih pintar darinya, dan selalu mencari orang lain untuk diandalkan saat sebuah masalah baru menghadangnya.
Sebagai bawahan dan yang diandalkannya, petunjuk-petunjuk mereka menjadi perintah yang dia anggap harus dipatuhi. Dan seringkali ada lebih dari satu "penasehat" sehingga dia selalu berada dalam kondisi kebingungan saat mencoba untuk memutuskan nasehat siapa yang harus diikuti.
Nasehat itu ada dimana-mana. Sebagian besar gratis dan tidak berharga. Anda biasanya punya belasan atau lebih "penasehat gratis" yang dengan senang hati akan memberikan opininya pada anda, secara cuma-cuma.
Namun karena orang lain itu umumnya cuma asyik dengan masalahnya sendiri, dan tidak tahu apa yang benar-benar "seharusnya," "sebaiknya" atau "semestinya " anda lakukan, maka anda pasti akan mendapat nasehat yang keliru.
Betul, menerima petunjuk dari seseorang yang tidak kompeten itu sama dengan meminta tukang ledeng memperbaiki gigi anda.
Sebagian besar orang tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Jadi, bagaimana mungkin mereka bisa menasehati anda untuk melakukan apa yang tidak mampu mereka lakukan untuk dirinya sendiri?
Untuk mengatasi ketergantungan itu tidaklah mudah. Sejak kecil kita telah dikondisikan untuk mencari orang lain dalam mendapatkan kesejahteraan, bimbingan dan kebijaksanaan.
Akan tetapi, meski ketergantungan itu berperan dalam pendewasaan dan pendidikan kita, itu tidak pernah dimaksudkan untuk melenyapkan identitas seseorang.
Masing-masing kita terlahir dengan membawa kemampuan untuk menyelesaikan setiap kesulitan yang kita alami. Baca kalimat berikut ini dan ingat baik-baik:
Tidak ada Orang yang Bisa Mengecewakan Anda Jika Anda Tidak Bergantung Padanya
Tidak ada orang yang bisa menyakiti perasaan anda, membuat anda bahagia, kesepian, atau kecewa, jika anda tidak bergantung pada mereka untuk memberikan anda kesejahteraan, inspirasi, cinta, atau motivasi.
Orang yang percaya diri itu tidak perlu mencari tuan sebagai tempat untuk bergantung.
Dia mampu menghadapi setiap tantangan hidup dengan keyakinan dan kekuatan diri, dengan cara melihat setiap situasi dalam cahaya realitas.
Dia melihat berbagai hal seperti apa adanya, tidak seperti apa yang dia inginkan, dan menolak untuk membiarkan hidupnya didominasi oleh penolakan terhadap realitas.
Begitu anda telah mengembangkan kepercayaan diri, anda tidak perlu lagi menunda, menghindar atau berlari dari apa yang anda hadapi, karena anda telah memiliki keyakinan diri untuk menghadapi setiap situasi kehidupan dengan kepastian diri dan ketenangan.
Anda terbebas dari kekhawatiran karena anda tahu bahwa anda sepenuhnya berada dalam kendali. Anda tidak terpisah dari sumber Kekuatan diri anda sendiri.
Anda tidak perlu mendapatkan kembali dosis inspirasi dan stimulasi dari orang lain untuk melakukan apa yang seharusnya anda lakukan.
Sehingga anda akan menjalani hidup dengan kesadaran penuh bahwa kekuatan internal di dalam diri anda itu sebenarnya jauh lebih besar dibanding masalah apapun yang sedang dihadapi.
Banyak yang mengira bahwa orang yang percaya diri itu adalah yang suka menyendiri, bersikap tidak tertarik atau tidak bersahabat terhadap orang lain. Ini adalah konsep yang benar-benar keliru.
Dengan menjadi tidak tergantung pada orang lain, orang yang percaya diri itu bisa berhubungan dengan orang lain dengan penuh rasa kasih sayang dan empati, sambil tetap mempertahankan dan menyeimbangkan rasa percaya dirinya.

Karena merasa mampu untuk berdiri dengan kakinya sendiri, dia tidak perlu memanipulasi orang lain.
Penghalang utama untuk menjadi percaya diri adalah ketentuan keliru yang mengira bahwa orang lain itu lebih pintar, lebih bijak atau lebih cerdas dibanding diri kita. Ini menyebabkan kita mencari orang lain untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Orang yang suka bergantung, harus selalu mencari keluar untuk sesuatu yang external. Dia ingin orang-orang, situasi, kondisi, atau Tuhan melakukan apa yang seharusnya dia lakukan sendiri untuk dirinya.
Itu menyebabkan dia jadi bersikap suka mengandalkan, memanipulasi, mencocokkan, membandingkan diri, dan bersaing dengan orang lain.
Pada tips kali ini, kita akan mempelajari bagaimana kebiasaan destruktif ini bertindak sebagai penghalang untuk membangun kepribadian yang yakin pada diri sendiri. Tapi sebelumnya, berikut ini sedikit penjelasan mengenai kepercayaan diri.
Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri itu bukan sekedar percaya bahwa anda bisa mengatasi berbagai hal dan menjadi sukses, melainkan lebih dari itu. Kepercayaan diri itu adalah memiliki keberanian untuk mendengarkan kata hati dalam mencari petunjuk mengenai kesuksesan yang benar-benar anda inginkan.
Itu berarti bahwa anda mengambil petunjuk dari dalam diri anda sendiri dan bukan dengan cara mendengarkan sesuatu atau seseorang yang berada diluar diri anda, untuk mendapatkan ide mengenai apa yang seharusnya anda lakukan atau miliki.
Saat kita mulai belajar untuk membaca "tanda-tanda" dengan benar dan mengikuti intuisi atau kata hati, kita bisa mulai mempercayai diri sendiri dan tidak sekedar ikut-ikutan orang lain.
Mengenali dan Menghentikan Kebiasaan Ketergantungan
Ketergantungan adalah perbudakan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama. Dan itu merugikan kedua belah pihak, baik pihak yang tergantung maupun pihak yang diandalkan.
Agar hubungan yang saling mengeksploitasi seperti itu bisa terjalin, kedua belah pihak harus sama-sama memiliki kekurangan dalam kepercayaan diri.
Aspek yang paling tidak menguntungkan dari ketergantungan adalah saat anda mengira anda tergantung pada orang lain, berarti anda benar. Anda jadi lalai untuk mengembangkan kepercayaan diri yang diperlukan, dan lalai menyelesaikan masalah anda sendiri.
Ciri yang pasti dari ketergantungan adalah saat anda terbiasa untuk memandang orang lain sebagai superior. Begitu anda mulai membandingkan diri sendiri dengan orang lain, saat itulah anda menempatkan diri sendiri ke dalam perbudakan secara psychologis.
Kebiasaan untuk bergantung dan mengandalkan orang lain itu begitu melekat pada orang-orang tertentu, sehingga mereka memberikan semua otoritas personalnya untuk menyenangkan orang lain, philosophy atau agamanya.
Mereka merasa bahwa dirinya akan menjadi aman jika telah menemukan seseorang, organisasi, atau agama yang bisa dipegangnya dengan ketaatan buta. Mereka membiarkan orang, organisasi, atau agama ini, untuk bertanggung jawab atas kebahagiaannya.
Dan tentu saja, itu termasuk kemewahan dari memiliki seseorang atau sesuatu yang bisa disalahkan setiap kali mereka mengalami kegagalan.
Orang yang suka bergantung, mengandalkan, adalah berada dalam belas kasihan dari orang-orang disekitarnya. Dia percaya bahwa orang lain itu lebih pintar darinya, dan selalu mencari orang lain untuk diandalkan saat sebuah masalah baru menghadangnya.
Sebagai bawahan dan yang diandalkannya, petunjuk-petunjuk mereka menjadi perintah yang dia anggap harus dipatuhi. Dan seringkali ada lebih dari satu "penasehat" sehingga dia selalu berada dalam kondisi kebingungan saat mencoba untuk memutuskan nasehat siapa yang harus diikuti.
Nasehat itu ada dimana-mana. Sebagian besar gratis dan tidak berharga. Anda biasanya punya belasan atau lebih "penasehat gratis" yang dengan senang hati akan memberikan opininya pada anda, secara cuma-cuma.
Namun karena orang lain itu umumnya cuma asyik dengan masalahnya sendiri, dan tidak tahu apa yang benar-benar "seharusnya," "sebaiknya" atau "semestinya " anda lakukan, maka anda pasti akan mendapat nasehat yang keliru.
Betul, menerima petunjuk dari seseorang yang tidak kompeten itu sama dengan meminta tukang ledeng memperbaiki gigi anda.
Sebagian besar orang tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Jadi, bagaimana mungkin mereka bisa menasehati anda untuk melakukan apa yang tidak mampu mereka lakukan untuk dirinya sendiri?
Untuk mengatasi ketergantungan itu tidaklah mudah. Sejak kecil kita telah dikondisikan untuk mencari orang lain dalam mendapatkan kesejahteraan, bimbingan dan kebijaksanaan.
Akan tetapi, meski ketergantungan itu berperan dalam pendewasaan dan pendidikan kita, itu tidak pernah dimaksudkan untuk melenyapkan identitas seseorang.
Masing-masing kita terlahir dengan membawa kemampuan untuk menyelesaikan setiap kesulitan yang kita alami. Baca kalimat berikut ini dan ingat baik-baik:
Tidak ada Orang yang Bisa Mengecewakan Anda Jika Anda Tidak Bergantung Padanya
Tidak ada orang yang bisa menyakiti perasaan anda, membuat anda bahagia, kesepian, atau kecewa, jika anda tidak bergantung pada mereka untuk memberikan anda kesejahteraan, inspirasi, cinta, atau motivasi.
Orang yang percaya diri itu tidak perlu mencari tuan sebagai tempat untuk bergantung.
Dia mampu menghadapi setiap tantangan hidup dengan keyakinan dan kekuatan diri, dengan cara melihat setiap situasi dalam cahaya realitas.
Dia melihat berbagai hal seperti apa adanya, tidak seperti apa yang dia inginkan, dan menolak untuk membiarkan hidupnya didominasi oleh penolakan terhadap realitas.
Begitu anda telah mengembangkan kepercayaan diri, anda tidak perlu lagi menunda, menghindar atau berlari dari apa yang anda hadapi, karena anda telah memiliki keyakinan diri untuk menghadapi setiap situasi kehidupan dengan kepastian diri dan ketenangan.
Anda terbebas dari kekhawatiran karena anda tahu bahwa anda sepenuhnya berada dalam kendali. Anda tidak terpisah dari sumber Kekuatan diri anda sendiri.
Anda tidak perlu mendapatkan kembali dosis inspirasi dan stimulasi dari orang lain untuk melakukan apa yang seharusnya anda lakukan.
Sehingga anda akan menjalani hidup dengan kesadaran penuh bahwa kekuatan internal di dalam diri anda itu sebenarnya jauh lebih besar dibanding masalah apapun yang sedang dihadapi.
Ni gan lanjutannya kalau mau baca
DI post 2
Diubah oleh skydiverseh 09-02-2014 16:04
0
1.2K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan