- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
A.K.A Aswin


TS
yousaf
A.K.A Aswin

Cerita ini fiksi belaka, jika terdapat kesamaan nama dan latar mungkin itu ketidak sengajaan
Nama ku Aswin winarko, Usiaku sangatlah muda di antara teman – teman ku di sekolah, saat ini aku pun kelas 7 SMP, aku bersekolah di sekolah favorit, mungkin karena Tuhan memberkatiku kemampuan yang bisa di katakan lebih dari teman – teman ku yang lain.
Hari ini adalah hari pertama memasuki sekolah baruku, di hari pertama ini tentunya ada masa yang dinamakan Ospek atau MOS, beruntungnya di sekolah ku berbeda dengan sekolah lain, jikalau sekolah lain pada masa ini diharuskan mengenakan atribut yang ku rasa seperti alien dari planet bumi.
Hanya bermodal 1 buku tulis dan 1 pena yang ada di dalam tas ku, aku mencatat apa yang di perkenalkan oleh kakak pembimbing dari Osis, tapi saatku perhatikan siswa yang lain malah asik bermain kejar – kejaran lari sana dan lari sini, tidak mementingkan masa ini.
Rombonganku yang beranggotakan 20 Orang ini berserta Kakak pembimbing Osis, Kelas perkelas di masuki, cukup mengesankan bila nantinya aku dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar disini, saat kami memasuki ruang lab, begitu tersima mataku pada sebuah alat bernama mikroskop, yap mikroskop, alat yang cukup canggih, dan baru pertama kali aku melihatnya, lalu kami menerima arahan dari guru yang berada di Lab, yakni bapak kusnaeni.
Kelas sudah, Laboratorium sudah, kurang lengkap rasanya jika belum melihat isi dari perpustakaannya, begitu megah sekali ruang perpustakaan yang ada dilantai dasar, terlihat banyak guru yang sedang membaca koran, banyak sekali referensi disini, suasana yang lesehan, serta penjaga perpustakaan yang cukup ramah dalam menjalankan tugasnya, dengan sedikit penjelasan dari mas Ari sang penjaga perpustakaan, maka kami di biarkan untuk melihat – lihat atau sekedar membaca buku yang ada di perpustakaan.
Yugi-Oh, Perpustakaan ini lengkap dengan koleksi komiknya, ada yang berjudul Naruto, One Piece, dan masih banyak lagi dari terbitan teranyar hingga terbitan terlawas, betul – betul tempat membaca yang mengasikan, selain gratis dan ber-ac, aku tidak perlu lagi pergi ke toko buku di pusat perbelanjaan di dekat rumahku.
Hari pertamaku di sekolah baru berakhir seiring dengan bel panjang yang berbunyi dari ruang piket, maka seluruh peserta kembali kerumah masing – masing.
Betul – betul Ospek yang memperkenalkan sekolah, bukan Ospek yang menyiksa junior.
Aku pulang kerumah dengan perut yang lapar, maklum namanya juga setelah lelah bersekolah seharian maka perut lapar juga, dengan secerca harapan ku percepat langkahku agar aku lebih cepat sampai dirumah.
Seperti biasa, Ibu dan Ayah sibuk berkerja, hanya ada aku sendiri di rumah, mungkin nanti sore akan ada si mbak sarni yang akan beres – beres rumah, saking sibuknya Ayah dan Ibu ku, membereskan rumah pun perlu membayar orang lain, pekerjaan yang seharusnya di lakukan oleh seorang Ibuku seorang Ibu rumah tangga yang kini menjadi seorang wanita karir.
Tetapi aku sudah terbiasa dengan hal itu sejak aku kecil, mungkin itu yang menjadikanku bisa menjalani hari – hariku dengan sebuah konsol.
Ayah dan Ibu pulang di saat aku sudah tertidur dengan lelap di depan konsolku, dan mereka berangkat saat aku masih bermimpi indah, karena tidak ada yang membangunkan ku, sering kali aku bolos sekolah karena kesiangan saat aku masih duduk di bangku SD.
Pagi hari ini sesudah shalat subuh
Aku : Bu aku ingin seperti anak – anak yang lain bu.
Ibu : anak – anak lain yang seperti apa nak?
Aku : Yang terbiasa sarapan pagi bersama keluarga, dan bergurau bersama di ruang televisi, dan mendapatkan perhatian yang lebih dari saat ini.
Ibu : Maafkan Ibu tidak bisa mewujudkan keinginan mu yang satu itu, karir ibu cukup penting nak
Aku : Tak apa bu, I love you mom
Ibu : Love you too
Kembali kekamar, kemudian mandi dan bersiap berangkat kesekolah, saat aku sarapan seorang diri mereka sudah mulai bertemu dengan kliennya.
Nasib baik pagi ini ada sebongkah lauk di meja makan, terkadang Ibu bahkan tidak membuatkanku sarapan, sehingga aku harus membeli sarapan di warung nasi yang tak jauh dari komplek rumahku, dengan nasi yang sudah mendingin di dalam bakul, dan ayam goreng yang sudah berminyak tergeletak lesu di meja makan, menunggu untuk ku santap.
Selesai sarapan, langsung berangkat kesekolah dengan jalan kaki, aku lebih memilih jalan kaki, dari pada ayahku harus menyewa seorang supir ataupun bus sekolah jasa antar jemput, karena menurutku berjalan kaki itu lebih sehat, dan sambil berolahraga di pagi hari.
Senyum seorang pedagang sayuran yang laris di beli oleh Ibu – Ibu yang sekaligus mengantar anaknya sekolah, hiruk pikuk pasar tradisional berjalan seirama dengan sang fajar yang selalu terbit 4 menit lebih awal setiap harinya di lengkapi dengan ayam berkokok dengan cengkok yang sangat merdu layaknya seorang musisi.
Diubah oleh yousaf 08-02-2014 21:17


anasabila memberi reputasi
1
2.1K
20
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan