Sekelompok anak-anak Suriah bermain bersama di luar tendanya di kamp pengungsi di Arsal, Libanon (29/11). Di Libanon ratusan anak-anak yang sebagian besarnya perempuan berumur 7-12 tahun harus bekerja setiap hari dengan dijemput truk di pagi hari. (AP Photo/Hussein Malla)
Quote:
TEMPO.CO, New York– Sebuah laporan baru yang dirilis PBB mengungkapkan bagaimana konflik Suriah telah berdampak besar bagi anak-anak. Mereka disebut telah mengalami penderitaan yang “tak terkatakan dan tak bisa diterima”, termasuk penyiksaan dan pelecehan seksual.
Seperti dilansir dari laman BBC, laporan periode 1 Maret 2011-15 November 2013 menyatakan pelanggaran ini dilakukan oleh militer Suriah, intelijen, dan milisi pro-pemerintah.
Anak-anak ini ditangkap, ditahan bersama orang dewasa, dianiaya, dan disiksa pasukan pemerintah saat "kampanye" besar-besaran, khususnya pada 2011 dan 2012.
Saksi mata yang tidak disebutkan namanya mengatakan pasukan pemerintah tak segan-segan menyiksa mereka dengan kabel logam, cambuk, tongkat kayu, dan logam. Mereka disiksa dengan disundut rokok, dibiarkan kurang tidur, dan dimasukkan ke dalam sel isolasi.
Bahkan mereka sering kali disetrum di bagian kelamin atau di kaki hingga kuku mereka terlepas. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami ancaman rudapaksaan, atau bahkan ada yang sudah mengalami rudapaksaan. Batin mereka juga disiksa dengan dibiarkan melihat kerabat mereka disiksa.
Penyidik menyatakan kekerasan ini dilakukan intelijen dan personel militer terhadap anak yang diduga berafiliasi dengan oposisi. Mereka memaksa anak-anak ini untuk memberikan informasi terkait hal itu.
Namun kelompok pemberontak juga diduga kuat melakukan penyiksaan serupa. Sayang, pihak penyidik tidak bisa menyelidiki lebih lanjut karena kurangnya akses ke pihak pemberontak.
Pada November tahun lalu, sebuah lembaga penelitian yang berbasis di London mengungkapkan penelitian terbarunya. Menurut lembaga ini, lebih dari 11 ribu anak tewas dalam perang saudara di Suriah yang sudah berlangsung selama tiga tahun ini.
Spoiler for tentara anak2:
Abboud adalah potret dari sebagian anak-anak Suriah yang berbaris bersama dengan Tentara Pembebasan Suriah. REUTERS / Muzaffar Salman
TEMPO.CO, Damaskus- Saat anak-anak di belahan dunia lain tengah menikmati pendidikan dan masa remaja yang menyenangkan, sebagian besar anak-anak Suriah hidup di dalam tekanan. Pada usia 12-17 tahun, mereka telah dilatih, dipersenjatai, dan ditempatkan di sejumlah pos pemeriksaan untuuk membantu pertempuran kelompok pemberontak.
“Hilangnya orang tua dan kerabat, mobilisasi politik, serta tekanan dari teman sebaya, keluarga, dan masyarakat, mempengaruhi keterlibatan mereka dengan kelompok militan,” kata Wakil Menteri Dalam Negeri Faisal Mekdad, seperti dilansir BBC.
Berdasarkan hasil wawancara yang dihimpunnya dari keluarga dan anak-anak ini, mereka umumnya menyatakan bahwa keikutsertaan mereka dalam pihak oposisi merupakan bentuk tanggung jawab mereka terhadap negaranya.
Perekrutan ini telah menjadi perhatian khusus PBB. Memang, PBB tidak menerima adanya laporan mengenai perekrutan formal anak oleh pasukan pemerintah, tapi tentara dan milisi pro-pemerintah dikatakan telah mengintimidasi dan "memaksa" laki-laki muda--beberapa masih berusia di bawah 18 tahun--untuk bergabung dengan mereka.
Laporan mengenai perekrutan ini telah dirilis PBB. Dalam laporan tersebut, PBB juga menyatakan baik tentara pemerintah maupun tentara pemberontak melakukan kekerasaan terhadap anak, termasuk penyiksaan dan pelecehan seksual.
==================================================
baik pihak pemerintah ASS ad maupun kaum oposisi suriah, sama2 menyiksa n memaksa anak2 tuk ikut bertempur brsama mreka....