- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Wisudawan peraih gelar Doktor tertua di Indonesia


TS
SognBeg
Wisudawan peraih gelar Doktor tertua di Indonesia
ini sosok merdekaboy yang asli kayaknya
cinta pendidikan semenjak masih jaman penjajahan

jika memang disertasi nya kakek kita ini dapat diaplikasikan dan turut menyumbang secara signifikan dalam perubahan peradilan menjadi lebih baik, semoga mendapat apresiasi yang positif dari semua kalangan untuk sama2 memajukan hukum di Indonesia
cinta pendidikan semenjak masih jaman penjajahan

jika memang disertasi nya kakek kita ini dapat diaplikasikan dan turut menyumbang secara signifikan dalam perubahan peradilan menjadi lebih baik, semoga mendapat apresiasi yang positif dari semua kalangan untuk sama2 memajukan hukum di Indonesia
Quote:
Wisudawan Tertua, Tetap Semangat Belajar di Usia 91 Tahun 7 Bulan

TRIBUNNEWS.COM BANDUNG - KURSI RODA - Hermain Tjiknang (91) mengikuti prosesi wisuda menggunakan kursi roda di Graha Sanusi Unpad, Jalan Dipati Ukur, Bandung, Selasa (4/2/2014). Peraih gelar doktor Ilmu Hukum kelahiran Muntok, Bangka, 26 Juni 1922 ini tercatat sebagai wisudawan tertua.
Oleh Siti Fatimah
SOSOK Hermain Tjiknang menjadi sorotan dan tidak sedikit hadirin yang berdecak kagum pada prosesi Wisuda Lulusan Gelombang II Unpad Tahun Akademik 2013/2014, di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Selasa (3/2/2014).
Bukan karena saat wisuda, Hermain menggunakan kursi roda, tapi ketika diumumkan bahwa usia Hermain sudah mencapai 91 tahun lebih 7 bulan. Hermain menjadi wisudawan paling tua pada prosesi tersebut. Meski begitu, semangatnya terlihat saat ia ditanya oleh wisudawan lain. Sesemangat keinginannya untuk tetap bisa mengajar.
Tercatat, Mooryati Soedibyo adalah peraih gelar doktor tertua di Indonesia menurut Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri) ketika lulus S3 dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 2007. Di Unpad, pada wisuda tahun 2010, Siti Maryam Salahuddin juga meraih gelar doktor pada usia 83 tahun. Melihat catatan tersebut, bisa jadi Hermain adalah peraih gelar doktor tertua di Indonesia saat ini.
Namun bukan itu saja yang membuatnya menarik perhatian, tapi semangatnya yang bisa dicontoh dari sosok lelaki kelahiran Muntok, Bangka, 26 Juni 1922 ini. Bukanlah mudah di usia 90 tahun menyelesaikan disertasi. Bahkan disertasinya yang berjudul "Perlindungan Hukum Atas Pekerja Alih Daya (Outsourcing) Berdasarkan Keadilan dalam Perselisihan Hubungan Industrial Akibat Pemutusan Hubungan Kerja Sepihak", sampai tujuh kali direvisi oleh promotor. Tapi karena semangatnya, akhirnya ia berhasil menyelesaikan program Doktornya dalam waktu lima tahun.
"Sebenarnya banyak kendala, tapi karena saya memang ingin mempertahankan disertasi ini, akhirnya selesai juga," katanya ditemui seusai wisuda, kemarin.
Menurut lelaki yang masih aktif bertugas sebagai dosen di STIH Pertiba, Pangkalpinang ini, menuntut ilmu tidak terbatas usia. Selagi keinginan masih ada, usia bukanlah halangan untuk memperdalam ilmu. Terlebih sebagai dosen, ia merasa sudah kewajibannya untuk mendapatkan ilmu lebih banyak untuk dibagi kepada mahasiswanya.
"Usia boleh tua, tapi belajar tidak ada batasan," kata lelaki yang meraih gelar Doktor pada Sidang Terbuka Promosi Doktor pada 17 Januari 2014 lalu ini.
Karena masih ingin membagi ilmu inilah, Hermain masih menyempatkan datang ke kampus untuk mengajar Ilmu Hukum untuk mahasiswa sarjana dan magister. Tiga kali dalam seminggu, ia mengajar di perguruan tinggi yang juga didirikan oleh Hermain bersama rekan-rekannya di tahun 1982 tersebut.
Merasakan masih haus akan ilmu jugalah, yang membulatkan tekadnya untuk mengambil doktor Ilmu Hukum di Unpad. Ia harus berkuliah hingga menyeberang pulau karena ia bersama keluarga telah menetap di Bangka. "Saya sudah cinta dengan dunia pendidikan," kata lelaki asal Palembang ini.
Sakit jantung yang dialaminya itu sempat pula membuatnya harus masuk intensive care unit (ICU) rumah sakit saat dia tengah menyusun disertasi. "Gara-gara stres karena flash disk naskahnya dikira hilang," kata putri sulungnya, Suzanna Indrawati. Data itu ternyata berada di tangan asistennya.
Kecintaannya terhadap dunia pendidikan sudah ditunjukkan saat masa penjajahan Belanda. Ia sempat mengajar pejuang-pejuang. Karena baginya, dengan pendidikan, Indonesia bisa menjadi negara merdeka dan maju.
"Pendidikan, mencari ilmu itu harus. Apalagi buat generasi muda, agar Indonesia maju," kata suami dari Federika Henderika dan ayah dari lima anak ini.
Ia mengaku sedih bila ada generasi muda yang tidak semangat bersekolah. Karena saat ini ia melihat menuntut ilmu jauh lebih baik dan lebih mudah. Dengan kemajuan teknologi, seharusnya generasi muda semakin semangat.
"Pendidikan sekarang jauh lebih baik dari sistem pendidikan pada zaman kolonial dulu, jadi harusnya lebih semangat," katanya.
Yashinta, anak Hermain yang menemani wisuda ayahnya mengaku bangga. Meski terkadang ia tidak tega melihat ayahnya menyusun disertasi hingga larut malam. "Ayah saya sudah tua, tapi sampai malam masih nyusun disertasinya, kadang suruh istirahat, nanti dulu katanya, karena pengen cepat selesai," katanya. Ia juga tidak bisa menahan keinginan ayahnya yang masih ingin terus mengajar. Karena ia sudah memahami karakter ayahnya yang sudah mencintai dunia pendidikan. (*)
http://tribunnews.com/regional/2014/02/05/wisudawan-tertua-tetap-semangat-belajar-di-usia-91-tahun-7-bulan

TRIBUNNEWS.COM BANDUNG - KURSI RODA - Hermain Tjiknang (91) mengikuti prosesi wisuda menggunakan kursi roda di Graha Sanusi Unpad, Jalan Dipati Ukur, Bandung, Selasa (4/2/2014). Peraih gelar doktor Ilmu Hukum kelahiran Muntok, Bangka, 26 Juni 1922 ini tercatat sebagai wisudawan tertua.
Oleh Siti Fatimah
SOSOK Hermain Tjiknang menjadi sorotan dan tidak sedikit hadirin yang berdecak kagum pada prosesi Wisuda Lulusan Gelombang II Unpad Tahun Akademik 2013/2014, di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Selasa (3/2/2014).
Bukan karena saat wisuda, Hermain menggunakan kursi roda, tapi ketika diumumkan bahwa usia Hermain sudah mencapai 91 tahun lebih 7 bulan. Hermain menjadi wisudawan paling tua pada prosesi tersebut. Meski begitu, semangatnya terlihat saat ia ditanya oleh wisudawan lain. Sesemangat keinginannya untuk tetap bisa mengajar.
Tercatat, Mooryati Soedibyo adalah peraih gelar doktor tertua di Indonesia menurut Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri) ketika lulus S3 dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 2007. Di Unpad, pada wisuda tahun 2010, Siti Maryam Salahuddin juga meraih gelar doktor pada usia 83 tahun. Melihat catatan tersebut, bisa jadi Hermain adalah peraih gelar doktor tertua di Indonesia saat ini.
Namun bukan itu saja yang membuatnya menarik perhatian, tapi semangatnya yang bisa dicontoh dari sosok lelaki kelahiran Muntok, Bangka, 26 Juni 1922 ini. Bukanlah mudah di usia 90 tahun menyelesaikan disertasi. Bahkan disertasinya yang berjudul "Perlindungan Hukum Atas Pekerja Alih Daya (Outsourcing) Berdasarkan Keadilan dalam Perselisihan Hubungan Industrial Akibat Pemutusan Hubungan Kerja Sepihak", sampai tujuh kali direvisi oleh promotor. Tapi karena semangatnya, akhirnya ia berhasil menyelesaikan program Doktornya dalam waktu lima tahun.
"Sebenarnya banyak kendala, tapi karena saya memang ingin mempertahankan disertasi ini, akhirnya selesai juga," katanya ditemui seusai wisuda, kemarin.
Menurut lelaki yang masih aktif bertugas sebagai dosen di STIH Pertiba, Pangkalpinang ini, menuntut ilmu tidak terbatas usia. Selagi keinginan masih ada, usia bukanlah halangan untuk memperdalam ilmu. Terlebih sebagai dosen, ia merasa sudah kewajibannya untuk mendapatkan ilmu lebih banyak untuk dibagi kepada mahasiswanya.
"Usia boleh tua, tapi belajar tidak ada batasan," kata lelaki yang meraih gelar Doktor pada Sidang Terbuka Promosi Doktor pada 17 Januari 2014 lalu ini.
Karena masih ingin membagi ilmu inilah, Hermain masih menyempatkan datang ke kampus untuk mengajar Ilmu Hukum untuk mahasiswa sarjana dan magister. Tiga kali dalam seminggu, ia mengajar di perguruan tinggi yang juga didirikan oleh Hermain bersama rekan-rekannya di tahun 1982 tersebut.
Merasakan masih haus akan ilmu jugalah, yang membulatkan tekadnya untuk mengambil doktor Ilmu Hukum di Unpad. Ia harus berkuliah hingga menyeberang pulau karena ia bersama keluarga telah menetap di Bangka. "Saya sudah cinta dengan dunia pendidikan," kata lelaki asal Palembang ini.
Sakit jantung yang dialaminya itu sempat pula membuatnya harus masuk intensive care unit (ICU) rumah sakit saat dia tengah menyusun disertasi. "Gara-gara stres karena flash disk naskahnya dikira hilang," kata putri sulungnya, Suzanna Indrawati. Data itu ternyata berada di tangan asistennya.
Kecintaannya terhadap dunia pendidikan sudah ditunjukkan saat masa penjajahan Belanda. Ia sempat mengajar pejuang-pejuang. Karena baginya, dengan pendidikan, Indonesia bisa menjadi negara merdeka dan maju.
"Pendidikan, mencari ilmu itu harus. Apalagi buat generasi muda, agar Indonesia maju," kata suami dari Federika Henderika dan ayah dari lima anak ini.
Ia mengaku sedih bila ada generasi muda yang tidak semangat bersekolah. Karena saat ini ia melihat menuntut ilmu jauh lebih baik dan lebih mudah. Dengan kemajuan teknologi, seharusnya generasi muda semakin semangat.
"Pendidikan sekarang jauh lebih baik dari sistem pendidikan pada zaman kolonial dulu, jadi harusnya lebih semangat," katanya.
Yashinta, anak Hermain yang menemani wisuda ayahnya mengaku bangga. Meski terkadang ia tidak tega melihat ayahnya menyusun disertasi hingga larut malam. "Ayah saya sudah tua, tapi sampai malam masih nyusun disertasinya, kadang suruh istirahat, nanti dulu katanya, karena pengen cepat selesai," katanya. Ia juga tidak bisa menahan keinginan ayahnya yang masih ingin terus mengajar. Karena ia sudah memahami karakter ayahnya yang sudah mencintai dunia pendidikan. (*)
http://tribunnews.com/regional/2014/02/05/wisudawan-tertua-tetap-semangat-belajar-di-usia-91-tahun-7-bulan
cerita lain dari belahan sana


Quote:
Wisudawan Tertua Berumur 64 Tahun di Saudi
Merdeka.com - Kapanlagi.com - Karena semua kekuarganya rata-rata berpendidikan tinggi mulai dari S1 hingga S2, seorang warga lanjut usia (lansia) di daerah Al-Qoseim, Arab Saudi tidak mau ketinggalan untuk menyampai keluarga lainnya.
Karena itu, meskipun umur telah "berkepala enam", Musa Bin Muhammad Bin Tsawab Al-Jalidi Al-Harbi bertekad untuk dapat menyelesaikan pendidikan tinggi setingkat S1, lapor pers setempt Selasa (16/05).
"Selain lingkungan keluarga, kecintaan akan ilmu juga mendorong untuk dapat menyelesaikan S1 meskipun umur sudah lanjut," kata Al-Harbi. Tekad tersebut, yang dilalui dengan berbagai rintangan akhirnya tercapai juga sehingga mendaji wisudawan tertua saat usia sudah mencapai 64 tahun lebih.
Namun Harbi merasa bangga, karena Pengeran Faisal Bin Bandar, Gubernur Al-Qoseim memberikan penghragaan sebagai wisudawan tertua dalam suatu acara wisuda yang berlangsung belum lama ini.
"Saya yakin, dengan usia melebihi 60 tahun sudah tidak ada gunanya lagi ijazah untuk mencari kerja. Tapi kecintaan kepada ilmu yang mendorong saya untuk menyelesaikan sarjana di usia lanjut ini," tegasnya lagi.(*/lpk)
http://www.merdeka.com/pernik/wisudawan-tertua-berumur-64-tahun-di-saudi-vf5bqxt.html
Merdeka.com - Kapanlagi.com - Karena semua kekuarganya rata-rata berpendidikan tinggi mulai dari S1 hingga S2, seorang warga lanjut usia (lansia) di daerah Al-Qoseim, Arab Saudi tidak mau ketinggalan untuk menyampai keluarga lainnya.
Karena itu, meskipun umur telah "berkepala enam", Musa Bin Muhammad Bin Tsawab Al-Jalidi Al-Harbi bertekad untuk dapat menyelesaikan pendidikan tinggi setingkat S1, lapor pers setempt Selasa (16/05).
"Selain lingkungan keluarga, kecintaan akan ilmu juga mendorong untuk dapat menyelesaikan S1 meskipun umur sudah lanjut," kata Al-Harbi. Tekad tersebut, yang dilalui dengan berbagai rintangan akhirnya tercapai juga sehingga mendaji wisudawan tertua saat usia sudah mencapai 64 tahun lebih.
Namun Harbi merasa bangga, karena Pengeran Faisal Bin Bandar, Gubernur Al-Qoseim memberikan penghragaan sebagai wisudawan tertua dalam suatu acara wisuda yang berlangsung belum lama ini.
"Saya yakin, dengan usia melebihi 60 tahun sudah tidak ada gunanya lagi ijazah untuk mencari kerja. Tapi kecintaan kepada ilmu yang mendorong saya untuk menyelesaikan sarjana di usia lanjut ini," tegasnya lagi.(*/lpk)
http://www.merdeka.com/pernik/wisudawan-tertua-berumur-64-tahun-di-saudi-vf5bqxt.html
Quote:
Inilah Wisudawan Tertua di Dunia

Wisudawan tertua di dunia, gelar itu barangkali cocok disematkan kepada Leo Plass. Kakek berusia 99 tahun dari Oregon, Amerika Serikat itu keluar dari perguruan tinggi selama masa Depresi Besar (Great Depression) tahun 1932 untuk bekerja, tapi kini meraih gelar sarjana.
Ceritanya bermula ketika Eastern Oregon University, dulu bernama Eastern Oregon Normal School, memeriksa skripsi Leo. Mereka baru menyadari bahwa berdasarkan ketentuan yang baru ternyata Plass memenuhi syarat untuk meraih gelar sarjana. Jadilah Leo diwisuda dan mungkin menjadi wisudawan tertua di dunia.
"Saya hanya butuh waktu 80 tahun untuk menyelesaikan kuliah," kata Leo berkelakar kepada Reuters, Kamis (17/6).
"Mereka membawa saya keliling kampus. Ya ampun, semuanya sudah berubah," kata Leo saat wisuda pada 11 Juni.
Kampus La Grand, Oregon, memang telah banyak berubah sejak Leo kuliah pada 1930-an.
Warga Oregon berusia 100 tahun pada 3 Agustus nanti, mengatakan bahwa ia tak memiliki rencana untuk pindah kerja dengan gelar barunya tersebut. Leo juga tidak menyesal karena meninggalkan kuliah untuk bekerja.
"Saya mendapat uang dua kali lebih banyak. Saya benar-benar senang karena melakukannya. Itu benar-benar bagus buat saya." pungkasnya. (ant/sa)
http://esq-news.com/2011/berita/06/16/inilah-wisudawan-tertua-di-dunia.html

Wisudawan tertua di dunia, gelar itu barangkali cocok disematkan kepada Leo Plass. Kakek berusia 99 tahun dari Oregon, Amerika Serikat itu keluar dari perguruan tinggi selama masa Depresi Besar (Great Depression) tahun 1932 untuk bekerja, tapi kini meraih gelar sarjana.
Ceritanya bermula ketika Eastern Oregon University, dulu bernama Eastern Oregon Normal School, memeriksa skripsi Leo. Mereka baru menyadari bahwa berdasarkan ketentuan yang baru ternyata Plass memenuhi syarat untuk meraih gelar sarjana. Jadilah Leo diwisuda dan mungkin menjadi wisudawan tertua di dunia.
"Saya hanya butuh waktu 80 tahun untuk menyelesaikan kuliah," kata Leo berkelakar kepada Reuters, Kamis (17/6).
"Mereka membawa saya keliling kampus. Ya ampun, semuanya sudah berubah," kata Leo saat wisuda pada 11 Juni.
Kampus La Grand, Oregon, memang telah banyak berubah sejak Leo kuliah pada 1930-an.
Warga Oregon berusia 100 tahun pada 3 Agustus nanti, mengatakan bahwa ia tak memiliki rencana untuk pindah kerja dengan gelar barunya tersebut. Leo juga tidak menyesal karena meninggalkan kuliah untuk bekerja.
"Saya mendapat uang dua kali lebih banyak. Saya benar-benar senang karena melakukannya. Itu benar-benar bagus buat saya." pungkasnya. (ant/sa)
http://esq-news.com/2011/berita/06/16/inilah-wisudawan-tertua-di-dunia.html
Quote:
Kakek 106 tahun ini akhirnya lulus SMA

Sebagaimana dilansir World Record Academy (9/3), Fred Butler pun berhasil menetapkan rekor dunia baru untuk wisudawan tertua sejagat.
Rekor Guinness untuk lulusan tertua sebelumnya pernah dipegang oleh Allan Stewart dari Australia. Pria berusia 91 tahun 214 hari ini berhasil menerima gelar Bachelor of Laws-nya setelah lulus dari University of New England, New South Wales, Australia.
Lalu, apa yang membuat Fred telat lulus SMA?
Pria yang diketahui sudah menikah selama 65 tahun ini telah mengangkat lima anak dan bertugas di Angkatan Darat selama Perang Dunia I. Akibatnya, konsentrasi Fred terpecah dan tidak bisa menyelesaikan studinya.
Dengan tekad bajanya, Fred pun akhirnya menamatkan studi SMA-nya dan dianugerahi gelar kehormatan pada hari Senin lalu, (4/3). Bahkan, acara wisuda Fred dihadiri beberapa anggota parlemen negara dan juga Walikota Beverly Bill Scanlon lho.
"Saya berterima kasih kepada semua orang yang bertanggung jawab untuk ini, saya sangat menghargai ini," kata Fred ketika memberikan pidato singkatnya.
Fred putus sekolah setelah naik ke kelas delapan. Ia memutuskan untuk bekerja dan membantu ibunya membayar tagihan.
"Dia punya jiwa yang baik dan lembut," kata keponakan Fred, Helen, kepada WBZ NewsRadio.
Helen juga menyanjung pamannya yang rela putus sekolah untuk merawat ibu dan saudara-saudaranya. Kelembutan hatinya rupanya telah menyentuh banyak orang di sekitarnya. Selamat ya kakek Fred!
http://www.merdeka.com/gaya/kakek-106-tahun-ini-akhirnya-lulus-sma.html

Sebagaimana dilansir World Record Academy (9/3), Fred Butler pun berhasil menetapkan rekor dunia baru untuk wisudawan tertua sejagat.
Rekor Guinness untuk lulusan tertua sebelumnya pernah dipegang oleh Allan Stewart dari Australia. Pria berusia 91 tahun 214 hari ini berhasil menerima gelar Bachelor of Laws-nya setelah lulus dari University of New England, New South Wales, Australia.
Lalu, apa yang membuat Fred telat lulus SMA?
Pria yang diketahui sudah menikah selama 65 tahun ini telah mengangkat lima anak dan bertugas di Angkatan Darat selama Perang Dunia I. Akibatnya, konsentrasi Fred terpecah dan tidak bisa menyelesaikan studinya.
Dengan tekad bajanya, Fred pun akhirnya menamatkan studi SMA-nya dan dianugerahi gelar kehormatan pada hari Senin lalu, (4/3). Bahkan, acara wisuda Fred dihadiri beberapa anggota parlemen negara dan juga Walikota Beverly Bill Scanlon lho.
"Saya berterima kasih kepada semua orang yang bertanggung jawab untuk ini, saya sangat menghargai ini," kata Fred ketika memberikan pidato singkatnya.
Fred putus sekolah setelah naik ke kelas delapan. Ia memutuskan untuk bekerja dan membantu ibunya membayar tagihan.
"Dia punya jiwa yang baik dan lembut," kata keponakan Fred, Helen, kepada WBZ NewsRadio.
Helen juga menyanjung pamannya yang rela putus sekolah untuk merawat ibu dan saudara-saudaranya. Kelembutan hatinya rupanya telah menyentuh banyak orang di sekitarnya. Selamat ya kakek Fred!
http://www.merdeka.com/gaya/kakek-106-tahun-ini-akhirnya-lulus-sma.html
yang tua yang berprestasi




0
2.1K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan