- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Suka Duka Customer Service Officer


TS
jibrut212
Suka Duka Customer Service Officer

Quote:
Lagi bengong sendirian, tiba-tiba tadi saya di bbm oleh teman lama saya. Dulu kami satu kantor di sebuah perusahaan leasing. Saya bagian customer service, dia bagian teller. Saya sudah melanglang buana pindah kantor, dia masih saja bertahan di sana.
Seperti reunian, kami bercerita banyak ke sana-sini, ke sana ke mari. Lepaskan rindu karena sudah lama tidak bertemu. Saya bercerita tentang pekerjaan saya sekarang, begitu pun sebaliknya.
Saya jadi senyam-senyum sendiri, ingat masa lalu. Beberapa tahun silam. Pekerjaan pertama saya dulu adalah sebagai Customer Service Officer (CSO). Wajib memakai blazer dengan syal yang melilit di leher, rok pendek dan sepatu high heels. Keren deh pokoknya, hihihi.
Bekerja yang berhubungan dengan pihak lain terutama customer atau rekanan perusahaan tempat kita bekerja bukanlah sesuatu yang gampang dijalani. Saya butuh waktu sekitar beberapa bulan untuk ‘menguasai’ pekerjaan saya sebagai CSO secara otodidak, karena kebetulan perusahaan tidak memberikan pelatihan/training sebelumnya. Learning by doing istilahnya.
Nah, di bawah ini adalah suka duka saya sewaktu bekerja sebagai CSO :
SUKANYA :
1. Bisa kenal banyak orang
Sebagai karyawan yang bekerja di front office, setelah melalui security, Customer Service adalah bagian yang selalu dicari oleh customer yang ingin mengetahui informasi tentang apa saja yang berkaitan dengan pertanyaan, keluhan, saran, kritik. Setiap hari, saya bisa melayani customer di atas 100 orang karena perusahaan memang banyak sekali melakukan program-program hadiah yang melibatkan customer. Saya pun belajar banyak mengenai karakter orang-orang di luar kehidupan saya pribadi.
2. Dihujani hadiah
Banyak sekali tingkah customer mulai dari yang cerewet sampai yang baik hati. Dulu, tidak ada larangan bagi CSO untuk menerima sesuatu pun dari customer asalkan tidak diawali dengan meminta. Biasanya sih berupa makanan ringan dan langsung saya bagikan ke sesama staff. Teman-teman saya paling senang kalau banyak customer yang memberi, padahal saya yang nerima suka malu.
3. Jadi tempat curhat customer
Sebenarnya saya risih juga kalau dijadikan tempat curhat urusan pribadi customer, tapi yah mau bagaimana lagi? Customer tetaplah raja bagi seorang CSO. Paling saya jadi pendengar yang baik saja. Ada yang curhat soal rumah tangga, soal usahanya, soal pacarnya, soal anaknya. Tapi saya senang saja karena dipercaya oleh mereka.
DUKANYA :
1. Jadi ‘tempat sampah’ customer
Digebrak meja oleh customer yang sedang marah-marah adalah hal yang biasa buat saya. Dibentak-bentak pun harus tebal telinga. Padahal kesalahan bukan pada saya melainkan prosedur perusahaan yang tidak bisa diterima customer atau karena kesalahan yang diperbuat oleh staff lainnya. Pernah nangis sih waktu pertama dapat perlakuan gitu, tapi lama-lama kebal juga.
2. Dicurigai sebagai wanita ‘gampangan’
Sebagai CSO, senyum manis dan keramah tamahan adalah modal utama ketika berhadapan dengan customer. Hal itu seringkali disalahgunakan oleh para customer pria yang genit. Mulai tanya aslinya mana? Tinggal di mana? No hp berapa? Makanan favoritnya apa? Ukuran baju/sepatunya berapa? Hobinya apa?
Sudah menikah atau belum? Bla bla bla.
Terkadang bila kita jawab dengan senyuman, mereka penasaran. Dijawab pendek, mereka tidak puas. Dijawab panjang, bagaimana dengan nasib customer lain yang masih antri? Serba salah kan? Bahkan banyak juga yang ‘menitip’ no telp. mereka dengan ‘pesan’ yang menggoda.
3. Dilamar customer.
Saya punya satu cerita, ada seorang pria yang datang mengaku sebagai utusan customer prioritas perusahaan. “Begini, Mbak, saya dipinta untuk menyampaikan amanah dari Pak Haji X, katanya beliau tertarik dengan Mbak dan ingin menjadikan Mbak sebagai istrinya. Nanti hidup Mbak pasti dijamin sama beliau, rumah, mobil, tanah, jadi Mbak tidak perlu repot-repot kerja kaya gini. Kata Pak Haji, beliau kasihan karena pernah datang ke sini terus melihat Mbak dimarah-marahin orang.”
Waduh, padahal sebagai CSO, dimarahin customer adalah salah satu resikonya. Saya mencium sepertinya hanya modus saja, dan saya memang banyak menemukan modus-modus saat itu karena kejadian itu terulang beberapa kali dari customer yang berbeda. Mulai dari yang ingin mungut jadi mantu, jadi calon adik/kakak iparnya, sampai istri yang ke sekian-sekian. Whewwww.
Dah, segitu aja deh. Masing-masing 3 point biar seimbang (Yin & Yang). Makasih yah udah mau baca…^_^-
sumberSeperti reunian, kami bercerita banyak ke sana-sini, ke sana ke mari. Lepaskan rindu karena sudah lama tidak bertemu. Saya bercerita tentang pekerjaan saya sekarang, begitu pun sebaliknya.
Saya jadi senyam-senyum sendiri, ingat masa lalu. Beberapa tahun silam. Pekerjaan pertama saya dulu adalah sebagai Customer Service Officer (CSO). Wajib memakai blazer dengan syal yang melilit di leher, rok pendek dan sepatu high heels. Keren deh pokoknya, hihihi.
Bekerja yang berhubungan dengan pihak lain terutama customer atau rekanan perusahaan tempat kita bekerja bukanlah sesuatu yang gampang dijalani. Saya butuh waktu sekitar beberapa bulan untuk ‘menguasai’ pekerjaan saya sebagai CSO secara otodidak, karena kebetulan perusahaan tidak memberikan pelatihan/training sebelumnya. Learning by doing istilahnya.
Nah, di bawah ini adalah suka duka saya sewaktu bekerja sebagai CSO :
SUKANYA :
1. Bisa kenal banyak orang
Sebagai karyawan yang bekerja di front office, setelah melalui security, Customer Service adalah bagian yang selalu dicari oleh customer yang ingin mengetahui informasi tentang apa saja yang berkaitan dengan pertanyaan, keluhan, saran, kritik. Setiap hari, saya bisa melayani customer di atas 100 orang karena perusahaan memang banyak sekali melakukan program-program hadiah yang melibatkan customer. Saya pun belajar banyak mengenai karakter orang-orang di luar kehidupan saya pribadi.
2. Dihujani hadiah
Banyak sekali tingkah customer mulai dari yang cerewet sampai yang baik hati. Dulu, tidak ada larangan bagi CSO untuk menerima sesuatu pun dari customer asalkan tidak diawali dengan meminta. Biasanya sih berupa makanan ringan dan langsung saya bagikan ke sesama staff. Teman-teman saya paling senang kalau banyak customer yang memberi, padahal saya yang nerima suka malu.
3. Jadi tempat curhat customer
Sebenarnya saya risih juga kalau dijadikan tempat curhat urusan pribadi customer, tapi yah mau bagaimana lagi? Customer tetaplah raja bagi seorang CSO. Paling saya jadi pendengar yang baik saja. Ada yang curhat soal rumah tangga, soal usahanya, soal pacarnya, soal anaknya. Tapi saya senang saja karena dipercaya oleh mereka.
DUKANYA :
1. Jadi ‘tempat sampah’ customer
Digebrak meja oleh customer yang sedang marah-marah adalah hal yang biasa buat saya. Dibentak-bentak pun harus tebal telinga. Padahal kesalahan bukan pada saya melainkan prosedur perusahaan yang tidak bisa diterima customer atau karena kesalahan yang diperbuat oleh staff lainnya. Pernah nangis sih waktu pertama dapat perlakuan gitu, tapi lama-lama kebal juga.
2. Dicurigai sebagai wanita ‘gampangan’
Sebagai CSO, senyum manis dan keramah tamahan adalah modal utama ketika berhadapan dengan customer. Hal itu seringkali disalahgunakan oleh para customer pria yang genit. Mulai tanya aslinya mana? Tinggal di mana? No hp berapa? Makanan favoritnya apa? Ukuran baju/sepatunya berapa? Hobinya apa?
Sudah menikah atau belum? Bla bla bla.
Terkadang bila kita jawab dengan senyuman, mereka penasaran. Dijawab pendek, mereka tidak puas. Dijawab panjang, bagaimana dengan nasib customer lain yang masih antri? Serba salah kan? Bahkan banyak juga yang ‘menitip’ no telp. mereka dengan ‘pesan’ yang menggoda.
3. Dilamar customer.
Saya punya satu cerita, ada seorang pria yang datang mengaku sebagai utusan customer prioritas perusahaan. “Begini, Mbak, saya dipinta untuk menyampaikan amanah dari Pak Haji X, katanya beliau tertarik dengan Mbak dan ingin menjadikan Mbak sebagai istrinya. Nanti hidup Mbak pasti dijamin sama beliau, rumah, mobil, tanah, jadi Mbak tidak perlu repot-repot kerja kaya gini. Kata Pak Haji, beliau kasihan karena pernah datang ke sini terus melihat Mbak dimarah-marahin orang.”
Waduh, padahal sebagai CSO, dimarahin customer adalah salah satu resikonya. Saya mencium sepertinya hanya modus saja, dan saya memang banyak menemukan modus-modus saat itu karena kejadian itu terulang beberapa kali dari customer yang berbeda. Mulai dari yang ingin mungut jadi mantu, jadi calon adik/kakak iparnya, sampai istri yang ke sekian-sekian. Whewwww.
Dah, segitu aja deh. Masing-masing 3 point biar seimbang (Yin & Yang). Makasih yah udah mau baca…^_^-
minimal invite bbmnya dulu gan



kalo ente yg mana gan?
Diubah oleh jibrut212 05-02-2014 12:49
0
3.8K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan