- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bertahan hidup setelah terkatung-katung di samudra Pasifik selama 13 bulan!!!!


TS
John_Anthony
Bertahan hidup setelah terkatung-katung di samudra Pasifik selama 13 bulan!!!!
Spoiler for Berita:
Kesendirian Pierce Brosnan dalam film Robinson Crusoe dan Tom Hanks dalam film Cast Away menjadi kenyataan. Seorang pria mengaku berhasil mengarungi Samudera Pasifik, seorang diri selama 13 bulan.
Persis seperti penampilan Brosnan dan Hanks, pria itu ditemukan dengan rambut gimbal, kumis, serta jenggot lebat.
Pria itu bernama Jose Salvador Alvarenga. Menurut pemerintah Meksiko, ia berasal dari El Salvador, dan selama ini tinggal di Tonala, Chiapas. Pria 37 tahun itu muncul dengan perahu rusak berat di karang atol terpencil Kepulauan Marshall.
Mengutip CNN, Jose bertahan hidup dengan menangkap ikan dan kura-kura untuk dimakan. Untuk minum, ia mengandalkan air hujan. Terkadang, menurut penuturan Jose, ia bahkan meminum air kencingnya sendiri.
Bagaimana ia bisa terbuang di laut lepas? Jose mengaku, ia seharusnya berada dalam ekspedisi memburu hiu pada 21 Desember 2012. Bersama seorang remaja kurus, ia berangkat dari Costa Azul, Meksiko.
Namun malang, kapal mereka terjebak badai. Mesin pun rusak. Remaja yang menemaninya, akhirnya memutuskan bunuh diri, karena tak mau bertahan hidup dengan makan makanan mentah. Jose sempat ingin melakukannya, tapi takut kesakitan.
Ia kemudian bertahan seorang diri. Perahunya terbanting badai dan ombak lautan, tapi Jose tetap bertahan. Jika dianalogikan, mungkin kondisinya saat itu seperti dalam film Life of Pie.
Hingga akhirnya, Kamis lalu, ia mendarat di sebuah karang atol yang jarang penduduknya. Daratan itu hanya 2,2 mil, tanpa saluran telepon, apalagi internet. Masyarakat setempat kaget saat menemukan kapalnya rusak berat, ia tak berbusana, dan bergelimang bangkai kura-kura.
Butuh sekitar 22 jam naik kapal dari ibu kota Kepulauan Marshall ke lokasi itu. Pesawat layanan sedang tak bekerja, sehingga baru Senin pagi Jose bisa ke Majuro, ibu kota Kepulauan Marshall. Ia kemudian dinaikkan kapal pemerintah, didampingi petugas medis.
Pada orang-orang yang berkumpul di dermaga, Jose melambaikan tangan dan memberi acungan jempol.
Petugas masih melakukan konfirmasi atas kebenaran kisah Jose. Yang jelas, bagaimana ia mampu bertahan di tengah ganasnya lautan selama 13 bulan, mengundang kekaguman sekaligus pertanyaan tersendiri.
Dianggap meninggal
Sementara itu, keluarganya di Garita Palmera, El Salvador, mengaku sudah bertahun-tahun tak mendengar kabar dari Jose. Ibundanya, Julia Alvarenga bahkan mengira putranya sudah meninggal. Sementara itu, putri Jose yang berusia 12 tahun, tak dapat mengingat ayahnya.
“Hati saya yakin, anak saya belum meninggal. Tapi, semakin lama saya kehilangan kepercayaan,” ujar Julia pada CNN.
Keyakinannya tetap luntur, meski Ricardo Alvarenga, suaminya terus meyakinkan putra mereka belum meninggal.
“Saya sangat senang mengetahui dia masih hidup dan kami akan melihatnya pulang segera,” kata Ricardo. Jose saat ini masih dirawat di rumah sakit setempat. Kondisinya pun membaik. (art)
Persis seperti penampilan Brosnan dan Hanks, pria itu ditemukan dengan rambut gimbal, kumis, serta jenggot lebat.
Pria itu bernama Jose Salvador Alvarenga. Menurut pemerintah Meksiko, ia berasal dari El Salvador, dan selama ini tinggal di Tonala, Chiapas. Pria 37 tahun itu muncul dengan perahu rusak berat di karang atol terpencil Kepulauan Marshall.
Mengutip CNN, Jose bertahan hidup dengan menangkap ikan dan kura-kura untuk dimakan. Untuk minum, ia mengandalkan air hujan. Terkadang, menurut penuturan Jose, ia bahkan meminum air kencingnya sendiri.
Bagaimana ia bisa terbuang di laut lepas? Jose mengaku, ia seharusnya berada dalam ekspedisi memburu hiu pada 21 Desember 2012. Bersama seorang remaja kurus, ia berangkat dari Costa Azul, Meksiko.
Namun malang, kapal mereka terjebak badai. Mesin pun rusak. Remaja yang menemaninya, akhirnya memutuskan bunuh diri, karena tak mau bertahan hidup dengan makan makanan mentah. Jose sempat ingin melakukannya, tapi takut kesakitan.
Ia kemudian bertahan seorang diri. Perahunya terbanting badai dan ombak lautan, tapi Jose tetap bertahan. Jika dianalogikan, mungkin kondisinya saat itu seperti dalam film Life of Pie.
Hingga akhirnya, Kamis lalu, ia mendarat di sebuah karang atol yang jarang penduduknya. Daratan itu hanya 2,2 mil, tanpa saluran telepon, apalagi internet. Masyarakat setempat kaget saat menemukan kapalnya rusak berat, ia tak berbusana, dan bergelimang bangkai kura-kura.
Butuh sekitar 22 jam naik kapal dari ibu kota Kepulauan Marshall ke lokasi itu. Pesawat layanan sedang tak bekerja, sehingga baru Senin pagi Jose bisa ke Majuro, ibu kota Kepulauan Marshall. Ia kemudian dinaikkan kapal pemerintah, didampingi petugas medis.
Pada orang-orang yang berkumpul di dermaga, Jose melambaikan tangan dan memberi acungan jempol.
Petugas masih melakukan konfirmasi atas kebenaran kisah Jose. Yang jelas, bagaimana ia mampu bertahan di tengah ganasnya lautan selama 13 bulan, mengundang kekaguman sekaligus pertanyaan tersendiri.
Dianggap meninggal
Sementara itu, keluarganya di Garita Palmera, El Salvador, mengaku sudah bertahun-tahun tak mendengar kabar dari Jose. Ibundanya, Julia Alvarenga bahkan mengira putranya sudah meninggal. Sementara itu, putri Jose yang berusia 12 tahun, tak dapat mengingat ayahnya.
“Hati saya yakin, anak saya belum meninggal. Tapi, semakin lama saya kehilangan kepercayaan,” ujar Julia pada CNN.
Keyakinannya tetap luntur, meski Ricardo Alvarenga, suaminya terus meyakinkan putra mereka belum meninggal.
“Saya sangat senang mengetahui dia masih hidup dan kami akan melihatnya pulang segera,” kata Ricardo. Jose saat ini masih dirawat di rumah sakit setempat. Kondisinya pun membaik. (art)
Spoiler for Lokasi:

Spoiler for Orangnya:

Spoiler for Orangnya:
Ternyata memunculkan perdebatan gan
Spoiler for Berita :
Kisah petualangan Jose Salvador Alvarenga yang berhasil bertahan hidup setelah hanyut terkatung-katung selama setahun lebih di Lautan Pasifik terus menuai perdebatan. Banyak kalangan meragukan kebenaran kisah Alvarenga tersebut, tetapi sejumlah pakar di Australia menilai kisah itu masuk akal.
Jose Salvador Alvarenga (37), nelayan asal El Salvador, mengaku dirinya berlayar dari Meksiko untuk berburu ikan hiu dengan kapal fiberglass-nya pada 21 Desember 2012.
Lebih dari setahun kemudian, pria ini ditemukan dalam keadaan kebingungan di salah satu pulau terumbu karang di Kepulauan Marshall. Pria ini mengaku selama terapung di lautan, dia mampu bertahan hidup dengan menangkap burung dan ikan dengan tangan kosong dan meminum darah penyu.
Banyak kalangan meragukan kebenaran cerita petualangan Alvarenga ini, termasuk pejabat sementara Kementerian Luar Negeri Kepulauan Marshall sendiri, Gee Bing.
"Pengakuan Alvarenga memang kisah yang luar biasa, tetapi saya sendiri tidak yakin dengan kebenaran kisah itu," kata Gee Bing kepada media.
"Ketika saya melihatnya, dia tidak terlalu kurus dibandingkan dengan dua penyintas lain yang pernah kita temui sebelumnya. Jadi, saya sedikit ragu," tegasnya.
Kepada media The Telegraph, Alvarenga mengatakan, dia baru saja menangkap burung untuk dimakan ketika dia melihat pohon di kejauhan.
"Saya menangis, Ya Tuhan, saya harus tiba di daratan dan tidur dalam waktu lama. Lalu, pagi harinya saya mendengar suara kokok ayam dan melihat ayam dan sebuah rumah kecil," dikutip dari The Telegraph.
Alvarenga mengatakan, dia berhasil bertahan hidup dalam perjalanan selama 13 bulan tersebut dengan memakan ikan dan burung serta minum air hujan, darah penyu, dan air seninya sendiri.
Nick Vroomans, Direktur Lembaga Layanan Seni Bertahan Hidup—Staying Alive Survival Services— di Queensland kepada ABC mengatakan, kisah bertahan hidup yang diklaim Alvarenga sangat masuk akal.
Menurutnya, Alvarenga bisa jadi diuntungkan dengan faktor lingkungan di Lautan Pasifik yang dikenal tinggi kadar air hujan segar dan satwanya.
"Dia dan orang lain yang pernah terapung di Lautan Pasifik punya kesempatan yang lebih baik untuk mampu bertahan hidup dalam waktu yang lama," kata Vroomans.
"Kondisi lingkungan di bagian Pasifik (di Meksiko), terutama di sebelah Selatan Amerika dan Amerika Tengah memang agak kondusif bagi orang untuk mendapat air segar dan makanan," tambah Vroomans.
"Pastinya Anda bisa menampung air hujan karena tampaknya Alvarenga tidak punya metode untuk mengolah air laut agar aman diminum," katanya.
Begitu juga dengan menangkap ikan dan burung, mengingat di lautan kedua satwa tersebut memang diketahui sering berada di dekat kapal yang mereka jadikan tempat berteduh dan mencari makanan.
"Ikan kecil senang berada dibawah perahu karena teduh dan lebih dingin, dan biasanya kalau ada ikan kecil pasti ikan besar ikut berdatangan," kata Vroomans.
Vroomans juga menilai klaim Alvarenga soal bertahan hidup dengan minum darah penyu juga masuk akal.
"Saya juga pernah minum darah penyu dan itu sangat kaya protein. Darah penyu akan memberi dampak sangat signifikan buatnya. Protein sangat penting dalam situasi bertahan hidup karena dapat memperbaiki sel tubuh," paparnya lagi.
Selain itu, pakar kelautan juga memandang kisah Alvarenga juga sangat mungkin terjadi, mengingat arah permukaan arus memungkinkan kapal itu hanyut dari arah Barat Meksiko dan akhirnya terdampar di Kepulauan Marshall.
Peneliti dari Universitas Teknos, Sydney, Martina Doblin, mengatakan arah umum dari arus permukaan di Samudra Pasifik konsisten dengan gerakan kapal Alvarenga ke arah barat.
Studi yang pernah dilakukan oleh pakar kelautan Amerika tahun 1953 yang melacak material terapung dari muntahan letusan gunung berapi di pantai barat Meksiko juga berhasil menemukan material terapung itu mampu hanyut sampai Kepulauan Marshall.
Material terapung itu bergerak 18 cm per detik dan butuh waktu sekitar 560 hari untuk mencapai bagian terpencil dari kepulauan tersebut.
Permainan alam pikiran
Sementara itu, sejumlah pakar seni bertahan hidup mengatakan, kondisi psikologis Alvarenga dalam menghadapi situasi yang dialaminya menjadi faktor utama yang membuatnya mampu bertahan hidup meski terapung di lautan selama 13 bulan.
Pakar seni bertahan hidup, Bob Cooper, mengatakan bertahan hidup adalah permainan pikiran.
"Jadi, kuncinya jangan pernah menyerah," katanya.
Vroomans sepakat dengan hal ini, menurutnya, dalam situasi bertahan hidup perasaan menerima situasi yang kita hadapi bisa mendorong kita untuk lebih mampu mengambil keputusan yang logis.
"Sejumlah orang ada yang larut dalam keputusasaan dan mereka berakhir dengan lebih cepat meninggal," katanya.
Alvarenga saat ini sedang dirawat di ibu kota Kepulauan Marshal Majuro karena menderita dehidrasi dan sejumlah rasa nyeri. Namun, pria itu dalam kondisi stabil.
Otoritas Kepulauan Marshall mengatakan, sidik jari Alvarenga telah mengonfirmasikan identitasnya dan pemerintahnya telah menghubungi otoritas Meksiko dan El Savador mengenai mekanisme pemulangan Alvarenga.
Jose Salvador Alvarenga (37), nelayan asal El Salvador, mengaku dirinya berlayar dari Meksiko untuk berburu ikan hiu dengan kapal fiberglass-nya pada 21 Desember 2012.
Lebih dari setahun kemudian, pria ini ditemukan dalam keadaan kebingungan di salah satu pulau terumbu karang di Kepulauan Marshall. Pria ini mengaku selama terapung di lautan, dia mampu bertahan hidup dengan menangkap burung dan ikan dengan tangan kosong dan meminum darah penyu.
Banyak kalangan meragukan kebenaran cerita petualangan Alvarenga ini, termasuk pejabat sementara Kementerian Luar Negeri Kepulauan Marshall sendiri, Gee Bing.
"Pengakuan Alvarenga memang kisah yang luar biasa, tetapi saya sendiri tidak yakin dengan kebenaran kisah itu," kata Gee Bing kepada media.
"Ketika saya melihatnya, dia tidak terlalu kurus dibandingkan dengan dua penyintas lain yang pernah kita temui sebelumnya. Jadi, saya sedikit ragu," tegasnya.
Kepada media The Telegraph, Alvarenga mengatakan, dia baru saja menangkap burung untuk dimakan ketika dia melihat pohon di kejauhan.
"Saya menangis, Ya Tuhan, saya harus tiba di daratan dan tidur dalam waktu lama. Lalu, pagi harinya saya mendengar suara kokok ayam dan melihat ayam dan sebuah rumah kecil," dikutip dari The Telegraph.
Alvarenga mengatakan, dia berhasil bertahan hidup dalam perjalanan selama 13 bulan tersebut dengan memakan ikan dan burung serta minum air hujan, darah penyu, dan air seninya sendiri.
Nick Vroomans, Direktur Lembaga Layanan Seni Bertahan Hidup—Staying Alive Survival Services— di Queensland kepada ABC mengatakan, kisah bertahan hidup yang diklaim Alvarenga sangat masuk akal.
Menurutnya, Alvarenga bisa jadi diuntungkan dengan faktor lingkungan di Lautan Pasifik yang dikenal tinggi kadar air hujan segar dan satwanya.
"Dia dan orang lain yang pernah terapung di Lautan Pasifik punya kesempatan yang lebih baik untuk mampu bertahan hidup dalam waktu yang lama," kata Vroomans.
"Kondisi lingkungan di bagian Pasifik (di Meksiko), terutama di sebelah Selatan Amerika dan Amerika Tengah memang agak kondusif bagi orang untuk mendapat air segar dan makanan," tambah Vroomans.
"Pastinya Anda bisa menampung air hujan karena tampaknya Alvarenga tidak punya metode untuk mengolah air laut agar aman diminum," katanya.
Begitu juga dengan menangkap ikan dan burung, mengingat di lautan kedua satwa tersebut memang diketahui sering berada di dekat kapal yang mereka jadikan tempat berteduh dan mencari makanan.
"Ikan kecil senang berada dibawah perahu karena teduh dan lebih dingin, dan biasanya kalau ada ikan kecil pasti ikan besar ikut berdatangan," kata Vroomans.
Vroomans juga menilai klaim Alvarenga soal bertahan hidup dengan minum darah penyu juga masuk akal.
"Saya juga pernah minum darah penyu dan itu sangat kaya protein. Darah penyu akan memberi dampak sangat signifikan buatnya. Protein sangat penting dalam situasi bertahan hidup karena dapat memperbaiki sel tubuh," paparnya lagi.
Selain itu, pakar kelautan juga memandang kisah Alvarenga juga sangat mungkin terjadi, mengingat arah permukaan arus memungkinkan kapal itu hanyut dari arah Barat Meksiko dan akhirnya terdampar di Kepulauan Marshall.
Peneliti dari Universitas Teknos, Sydney, Martina Doblin, mengatakan arah umum dari arus permukaan di Samudra Pasifik konsisten dengan gerakan kapal Alvarenga ke arah barat.
Studi yang pernah dilakukan oleh pakar kelautan Amerika tahun 1953 yang melacak material terapung dari muntahan letusan gunung berapi di pantai barat Meksiko juga berhasil menemukan material terapung itu mampu hanyut sampai Kepulauan Marshall.
Material terapung itu bergerak 18 cm per detik dan butuh waktu sekitar 560 hari untuk mencapai bagian terpencil dari kepulauan tersebut.
Permainan alam pikiran
Sementara itu, sejumlah pakar seni bertahan hidup mengatakan, kondisi psikologis Alvarenga dalam menghadapi situasi yang dialaminya menjadi faktor utama yang membuatnya mampu bertahan hidup meski terapung di lautan selama 13 bulan.
Pakar seni bertahan hidup, Bob Cooper, mengatakan bertahan hidup adalah permainan pikiran.
"Jadi, kuncinya jangan pernah menyerah," katanya.
Vroomans sepakat dengan hal ini, menurutnya, dalam situasi bertahan hidup perasaan menerima situasi yang kita hadapi bisa mendorong kita untuk lebih mampu mengambil keputusan yang logis.
"Sejumlah orang ada yang larut dalam keputusasaan dan mereka berakhir dengan lebih cepat meninggal," katanya.
Alvarenga saat ini sedang dirawat di ibu kota Kepulauan Marshal Majuro karena menderita dehidrasi dan sejumlah rasa nyeri. Namun, pria itu dalam kondisi stabil.
Otoritas Kepulauan Marshall mengatakan, sidik jari Alvarenga telah mengonfirmasikan identitasnya dan pemerintahnya telah menghubungi otoritas Meksiko dan El Savador mengenai mekanisme pemulangan Alvarenga.
Manteb ya gan
Baca kompas hari ini katanya doi bisa bertahan gara-gara membayangkan makanan kesukaannya yaitu tortilla
Klo ane sih mending bayangin cewek

Diubah oleh John_Anthony 05-02-2014 05:19


tien212700 memberi reputasi
1
3.2K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan