tidak mudah mendidik anak
tidak semua anak diciptakan sama
ada yang gampang di nasihati
ada yang susah dinasihati (saking kritis nya)
dikala semua jurus mendidik anak tidak lagi mempan
maka ayah lah yang maju ke medan perang
memukul anak dengan kekuatan yang tak pernah digunakan oleh sang ibu
kekuatan yang sudah direncanakan sebelumnya agar tidak melukai atau bikin anak berdarah
tapi karena kerasnya suara pukulan
membuat sang ibu berlari tergopoh gopoh meminta ampun sang ayah
sebuah harga yang mahal yang harus di bayar ayah
rela menjadikan dirinya tumbal kebencian sang anak
hanya ayah yang memiliki kekuatan cinta seperti itu
seorang ibu tak akan sanggup mendidik dengan cara yang sama seperti ayah
karena ibu memiliki naluri keibuan yang mencegahnya memukul anak sekeras ayah
namun ayah tidaklah bodoh
walau terdengar keras suara pukulan
walau terlihat dramatis dengan rotan
namun semuanya sudah direncanakan dan dipikirkan jauh sebelum diputuskan utk memukul
agar anak tidak luka dalam, tidak berdarah
dikala ibu tak lagi berhasil mendidik anak
maka ayahlah harapan terakhir
dikala semua bujuk rayu tidak lagi berhasil
dengan pukulan, semua kembali ke rel yang benar
seolah ayah ingin mengajari jika kehidupan diluar rumah jauh lebih menyakitkan daripada pukulan yang barusan dilakukannya
itu menjawab kenapa anak lebih dekat sama ibu nya
karena tidak semua anak memiliki pencerahan soal ayahnya
pencerahan soal betapa sayangnya ayah kepada anak selalu datang terlambat
kala ayah sudah meninggal
atau bertahun tahun setelah ayah wafat
dibalik semua kerasnya cara ayah mendidik, terselip betapa besar kasih sayang nya
semua rasa sakit itu tidak ada apa-apanya dibandingkan rasa sakit yg kelak diterima anak kala terjun ke masyarakat kelak
hanya ayah yang bisa mengajari soal itu kepada anaknya
ibu tak akan pernah bisa seperti itu karena naluri keibuannya membatasinya
kasih sayang ibu biasanya terbatas pada memberi dan memberi
namun kasih sayang ayah lebih luas dari itu
sengaja merelakan dirinya jadi tumbal sasaran kebencian anaknya
akibat di didik dengan cara keras
tanpa di sadari anak, energi kebencian itu justru membentuknya menjadi manusia lebih baik, lebih tegar
sesuatu yang kelak akan disadari si anak kala ayah sudah meninggal kelak
itulah kenapa ayah jarang tampil dalam foto foto keluarga
karena ayah selalu memikirkan keluarganya, bukan dirinya