Sempit? Ruang gerak terbatas? Mungkin begitulah gambaran bila kita tinggal di kota besar. Apalagi kalau kita tinggal di pemukiman padat penduduk. Bisa dibayangkan betapa sempitnya rumah atau kamar kos kita bila harus diisi dengan rak barang, meja belajar, dan tempat tidur sekaligus.

Sekelompok mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) punya solusi untuk masalah ini. Rusmeianto, Wawan, dan Hamid Abdillah dari Jurusan Pendidikan Teknik Mesin serta Aida Fahmawati dari Jurusan Pendidikan Teknik Boga merancang sebuah tempat tidur kaya fungsi. Inovasi yang diberi nama "Minimarisu" ini merupakan gabungan antara tempat tidur, meja kerja, rak almari, dan laci. Minimarisu sendiri merupakan Bahasa Jepang yang artinya minimalis.

Hamid Abdillah memaparkan, rancangan Minimarisu dimaksudkan untuk meminimalisasi penggunaan ruangan. Rancangan ini lahir dilatarbelakangi padatnya pemukiman, terutama di perkotaan. Luas ruang yang tidak terlalu besar membuat kita sulit mencari perlengkapan rumah yang ringkas.

"Karena rumah dipakai untuk beragam kegiatan, dan kebanyakan desain pelengkap rumah tangga saat ini cenderung menghabiskan tempat," ujar Hamid, seperti dikutip dari laman resmi UNY.

Desain Minimarisu menggabungkan tiga fungsi utama yaitu meja belajar, rak barang, dan tempat tidur. Dimensi untuk tempat tidur disesuaikan dengan rata-rata penggunaan masyarakat Indonesia yaitu 1 mx 2 m.

Minimarisu menggunakan rangka baja aluminium dan bingkai kayu, sehingga aman untuk digunakan. Meski demikian, minimarisu yang berpenampilan modern ini mampu menahan beban hingga 150 kg.

"Ketika tempat tidur tidak sedang digunakan maka minimarisu berfungsi sebagai sandaran rak barang dan meja belajar. Sedangkan ketika tempat tidur digunakan, rak dan meja belajar berfungsi sebagai penyangga dengan desain yang telah dilengkapi dengan engsel dan rel sebagai mekanis untuk berubah bentuk," kata Aida Fahmawati.

Rusmeianto menjelaskan, sebuah tempat tidur ala Minimarisu dapat dibuat dengan menarik bagian sisi atas ke arah bawah dengan sudut 90 derajat. Kemudian, tarik kembali handle ke bagian atas satu perempat lingkaran sampai pada posisi tegak lurus.

"Posisi penggunaan meja dilengkapi dengan satu kursi duduk lengkap dengan sandaran bahu. Pembuatan desain kursi dapat dilipat pada saat tidak terpakai," imbuh Rusmeianto.

Menurut dosen di FT UNY Dr. Mujiyono W.Eng, inovasi ini bagus dan berdaya saing yang tinggi karena belum ada di pasaran. Penggunaan karya yang diikutsertakan dalam Mechanical Fair Universitas Indonesia (UI) ini pun tidak terbatas oleh satu golongan.

"Produk ini dapat dipakai oleh semua golongan masyarakat baik dari golongan bawah, tengah, maupun menengah sehingga sangat cocok untuk rumah tangga dan anak kos," ujarnya. (as)

sumber: eCiputra