- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
4 Cara Berpikir Tajam Seperti Sherlock Holmes
TS
khandek
4 Cara Berpikir Tajam Seperti Sherlock Holmes
Quote:
SELAMAT DATANG
Quote:
Penggemar kisah detektif pasti mengenal sosok Sherlock Holmes, tokoh fiktif ciptaan penulis Sir Arthur Conan Doyle. Tidak hanya berkali-kali difilmkan, salah satunya pada tahun 2009 dengan aktor Robert Downey Jr. sebagai pemeran utama, kini tokoh tersebut kembali banyak disaksikan secara luas melalui serial televisi Inggris, Sherlock. Meski latar belakang Sherlock di serial kontemporer tersebut telah disesuaikan dengan situasi Inggris masa kini, ciri khasnya sebagai detektif eksentrik tetap ada. Apa yang membuat tokoh yang pertama kali diperkenalkan Conan Doyle tahun 1887 ini begitu istimewa?
Tentu saja, hal yang paling menarik dari Sherlock Holmes adalah pola pikirnya. Sherlock memiliki gaya unik untuk berpikir out-of-the-box dalam memecahkan kasus-kasus rumit. Kadang, untuk mengungkap alur suatu kasus, Sherlock justru berbohong kepada polisi dan menyusup masuk ke rumah orang lain. Kehidupan pribadinya seperti tidak terurus, ruangannya berantakan dan pola makannya sangat tidak teratur ketika ia sedang memikirkan kasus rumit.
Meskipun demikian, Sherlock menginspirasi penulis Maria Konnikova untuk menulis buku Mastermind: How to Think Like Sherlock Holmes. Dikutip dari Brainpickings.org, buku ini bertujuan untuk membedah pola pikir Sherlock dan mengupas kebiasaan baik yang dapat dilakukan siapa saja untuk melatih pikiran sehingga kita semua dapat memanfaatkan mindfulness dalam diri kita.
Menurut Konnikova, mindfulness dapat diartikan sebagai berjalannya pola pikir ketika tubuh dalam fase mirip meditasi. Apabila kita membiasakan untuk bermeditasi walaupun hanya selama 15 menit setiap harinya, ini akan melatih otak depan kita untuk berpikir lebih positif dan melatih emosi kita untuk lebih berorientasi pada cara menyelesaikan sesuatu. Pada akhirnya, kita akan terlatih untuk dapat berpikir mendalam, lebih kreatif, dan lebih produktif.
Pada Sherlock Holmes, mindfulness hanya merupakan tahap awal. Pola pikirnya lebih luas, lebih praktis, dan lebih berorientasi pada hasil. Sherlock mampu merekam banyak hal yang dipelajarinya dan kemudian dengan cerdas menggunakan informasi-informasi yang penting untuk pengambilan keputusan yang tepat. Pada kenyataannya, sulit untuk benar-benar menjadi secerdik Sherlock, tetapi bagaimanapun kita dapat melatih otak kita untuk sedikit-banyak menuju ke pola pikir yang seoptimal itu.
Konnikova mengambil ide Carl Sagan untuk melatih mindfulness melalui intuisi. Pada dasarnya intuisi lebih sering hadir dalam pemikiran sebagai sesuatu yang kurang jelas, mirip blind spot, tetapi merupakan suatu konsep penting. Intusi telah dibuktikan oleh sejarah, banyak dimanfaatkan oleh para pemikir untuk menghasilkan karya mereka, entah mereka ilmuwan, budayawan, atau filsuf. Dengan melatih mindfulness, kita akan lebih mudah memahami intuisi dan memanfaatkannya dalam kehidupan.
Umumnya, untuk menghasilkan keputusan penting, otak kita perlu berpikir secara terfokus. Masalahnya, otak kita pada dasarnya memang suka berkelana dari hal satu ke hal lainnya. Oleh karena itu, Konnikova menyebutkan juga bahwa langkah penting lain untuk melatih mindfulness adalah dengan berlatih memusatkan perhatian kita. Ketimbang melakukan banyak hal dalam satu waktu (multitasking), kita sangat disarankan untuk memusatkan perhatian pada satu hal saja pada satu saat. Ini berarti kita perlu “membuang” pemikiran akan hal-hal lain, yang disebut attentional blindness. Hal ini seperti memakai kacamata kuda untuk memandang suatu hal dalam satu saat, dan baru memandang hal lain ketika telah selesai dengan yang ada saat ini. Memusatkan perhatian tidaklah mudah. Konnikova mengusulkan The Holmes Solution untuk memusatkan perhatian yang terdiri dari dua hal: melatih kebiasaan dan memotivasi diri. Menurutnya, memusatkan perhatian itu bagaikan melatih otot, sehingga memang harus dibiasakan. Caranya adalah sebagai berikut:
1.Bersikap selektif
Sadarilah bahwa memang di sekitar kita banyak hal yang menarik, tetapi pilihlah sedikit di antaranya atau bahkan satu saja yang benar-benar penting bagi kita. Sherlock ketika dihadapkan pada suatu kasus seringkali diserbu oleh banyak fakta yang tidak semuanya dapat dijadikan barang bukti. Otak kita memperhatikan sesuatu untuk alasan tertentu. Ketika kita sudah menemukan alasan, kita akan lebih memperhatikan satu hal tersebut.
2. Bersikap objektif
Ketika kita memiliki tujuan atau target tertentu, terutama untuk masa depan, kita akan lebih mudah memilih fokus kita terhadap segala hal yang kita miliki di saat ini. Hal-hal yang kita perhatikan akan lebih memiliki alasan jika dihubungkan dengan masa depan kita, dan hal ini akan mendorong kita bersikap objektif, tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang kurang penting.
3. Bersikap inklusif
Meskipun kita dianjurkan untuk memilih satu hal tertentu untuk diperhatikan, dalam prosesnya kita perlu mengamati sesuatu secara keseluruhan, luar-dan-dalam, untuk dapat mengambil keputusan. Dengan bersikap inklusif, kita akan menjadi lebih cermat.
4. Terlibat sepenuhnya pada apa yang kita kerjakan
Pada saat kita sedang sepenuhnya mengerjakan sesuatu, segala hal yang mendukung akan muncul seperti aliran air, walaupun mungkin pada awalnya hal tersebut tampak tidak menyenangkan. Apabila kita memang memiliki alasan untuk menjalani hal tersebut, menurut psikolog Tory Higgins, kita akan mampu menyesuaikan diri, mengambil manfaat dari hal tersebut, dan merasa lebih baik karenanya. Pada akhirnya, kita akan menjadi lebih termotivasi, menjadi lebih produktif dan bahkan bisa memperoleh nilai-nilai kebaikan lainnya yang dapat kita gunakan di lain waktu.
Sumber Foto: wikipedia
terima kasih sudah mampir
Quote:
Diubah oleh khandek 03-02-2014 06:32
0
8.7K
Kutip
44
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan