TS
madokaichi
[ulasan] Logistik Militer
Quote:
Military Logistic, The Wheel of Modern Military
credit toJunghari of defence.pk for original article and newmomotaro or madokaichi for terjemahan
Apakah lebih banyak itu lebih baik?? Inilah yang sering kita semua dengar dan baca sendiri di forum ini. Berkali-kali kita melihat postingan yang berisikan tentang pentingnya banyaknya jumlah, bahwa suatu Negara akan atau seharusnya membangun dan memiliki 7 kapal induk, 10 destroyer, 5000 MBT, dan 10.000 helikopter, 12 kapal selam, 1200 pesawat tempur dan seterusnya.
Tapi apakah semua itu benar-benar berarti?
Tentu saja satu Negara seperti China dan US atau bahkan Indonesia sekalipun mungkin saja membangun armada yang terdiri dari ribuan helicopter sekaligus, tapi bukan berarti semua armada itu dapat dioperasikan seluruhnya, apalagi kalau kita berbicara mengenai Forward Deployment atau overseas deployment.
Permasalahannya adalah Logistik, yang sering dilupakan oleh banyak orang disini. Tentu saja para prajurit itu tidak bisa melakukan hal ajaib seperti teleport. Yang artinya mulai dari prajurit hingga truk, senjata berat seperti meriam, tank, tenda, toilet, bekal ransum, hingga peluru dan amunisi lainnya harus dibawa ke medan tempur melalui satu cara. Yang artinya solusi logistic akan selalu dilibatkan dan dibutuhkan setiap saat.
Jadi, ini bukan masalah seberapa banyak tank yang bisa kita beli atau buat, atau seberapa banyak helicopter yang bisa kita beli. Yang menjadi masalah sesungguhnya adalah bagaimana caranya membawa barang-barang itu ketika dibutuhkan ke medan tempur?
Bagaimanapun juga, logistic militer itu adalah salah satu kecabangan yang penting, teramat sangat penting malah di semua kemiliteran di seluruh dunia. Yang sangat menentukan bagaimana suatu militer melakukan operasi tempurnya dalam sebuah perang, baik itu pertempuran di tanah air sendiri atau di operasi militer jarak jauh. Semua kekuatan militer dunia membutuhkan logistic militer yang pada gilirannya akan mempengaruhi cara mereka melakukan pertempuran dan operasi-operasi militer/non-militernya.
Oke mari kita bagi dulu bagaimana sebuah kekuatan militer itu terdiri dari bagian-bagian apa saja? Dalam sebuah militer, kita pastinya akan melihat komponen darat, laut dan udara. Jadi jelas saja kita akan melihat tiga rute logistic, pertama rute darat, dimana rute darat akan terbatas pada daratan saja, begitu juga rute laut yang akan terbatas pada lautan (sungai dan danau juga bisa kita masukan disini) dan juga rute udara.
Dari sini kita akan bisa melihat kalau rute logistic darat akan bersifat pelan, rentan, dan hanya mampu memindahkan barang-barang dalam jumlah terbatas dalam satu waktu. Rute laut, disini kita akan melihat bahwa proses pemindahan logistic lewat rute laut bahkan akan berjalan lebih pelan lagi daripada rute darat, tingkat kerentanan akan sangat bergantung pada seberapa kuatnya Angkatan Laut yang dimiliki, akan tetapi kelebihannya adalah kemampuannya untuk memindahkan logistic dalam jumlah yang sangat besar dalam satu waktu. Sementara itu rute udara adalah yang tercepat, dengan tingkat kerentanan yang lebih rendah ketimbang dua rute lainnya tapi kekurangannya yang utama adalah kemampuannya untuk memindahkan logistic bahkan bisa saja jauh lebih kecil ketimbang sebuah truk, bahkan C-17 sekalipun tidak mampu mengangkut 4 MBT sekelas Leopard 2 sekaligus dimana di darat ada beberapa tipe truk yang mampu melakukannya
Ok, that's the limitation of each branch. So what come next??
Selanjutnya kita akan menentukan tipe-tipe operasi militer. Bisa saja itu merupakan operasi local, dimana kita bisa menemukan rute jalur darat yang terhubung dengan AO militer tersebut, atau bisa saja merupakan misi jarak jauh dimana kita mengirimkan militer kita jauh keluar negeri untuk melakukan operasi militer disana terlibat dalam pertempuran dengan negeri asing nun-jauh disana, atau terlibat dalam misi perdamaian PBB dan sebagainya. Tapi yang jelas keduanya membutuhkan sebuah hal yang sangat simple untuk disebutkan “Sustainability/ proses yang berkelanjutan”
Equilibrium of Force
Jadi mengapa kita tidak bisa begitu saja membangun/ membeli ratusan/ribuan helicopter, jet fighter atau MBT sekaligus dan menggunakan alat-alat tersebut?
Sebuah ide yang sebenarnya simple, tapi tidak dengan implikasinya dilapangan. Jelas saja, segalanya di medan tempur membutuhkan support, support bisa dating dalam bentuk apapun, bisa itu shell munition untuk MBT dan IFV, bahan bakar untuk helicopter, atau bahkan mekanik untuk armada truk yang ada. Dan tentu saja segalanya memiliki batasan, katakana di US, setiap harinya ada sekitar 10.000 penerbangan komersial yang keluar dan masuk ruang udara US. Dan tentunya setiap penerbangan membutuhkan Air Traffic Controller (jadi inget aki Cherry) untuk memandu mereka menuju tujuan mereka, bisa itu inbound atau outbound.
Dan setiap ATC membutuhkan sebuah jangkauan radar dan sebuah tempat untuk bekerja, yang sering disebut dengan ATC centre. Dan setiap ATC centre dibangun sesuai dengan jangkauan radar yang ada, yang tentu saja membatasi jumlah ATC yang bisa beroperasi dibawah satu ATC centre, yang artinya membatasi jumlah pesawat yang bisa mereka tangani. Lalu bagaimana
ketika kita ingin menambah jumlah pesawat itu menjadi 20.000? Berdasarkan fakta yang ada, tentu akan dibutuhkan dua kali lipat segalanya dari yang dibutuhkan semula, mulai dari ATC, jangkauan radar, dan tentunya Traffic centre sendiri membutuhkan ruang dua kali lipat lebih besar dari semula.
Jadi kasarnya, setiap kali kita ingin menambahkan setiap pesawat yang ada satu kali lipatnya (1 entity) kita membutuhkan penambahan tiga kali lipatnya untuk support service yang ada (ATC, ATC Centre dan jangkauan radar). Itulah yang kita sebut sebagai factor eksponensial. Tapi permasalahannya tidak cukup sampai situ saja, untuk ATC kita butuh tambahan kru lagi, begitu juga untuk ruang bangunan ATC centre yang harus dipikirkan penambahan kapasitasnya, lalu begitu juga dengan radarnya. Bukan hanya itu saja lagi-lagi, setiap penambahan yang ada tentunya membutuhkan tambahan support dari setiap entitas utama tadi, dimana ATC juga memiliki system computer dimana kita butuh tambahan mekanik dan programmer untuk perawatannya. Begitu juga di system radar dan lainnya. Dan tentu saja semua itu akan membatasi jumlah pesawat yang dapat ditambahkan untuk ditangani.
Dan kita semua tahu pada dasarnya tidak ada satu negarapun di dunia yang memiliki unlimited resource. Sekarang kita bisa melihat pada salah satu operasi militer, kita bisa mengasumsikan bahwa setiap tank, helicopter, mobil, truk, artileri, pusat komando, base, dan lainnya sebagai satu kesatuan yang utuh. Sekarang mari kita lihat dalam perspektif yang lebih kecil lagi, katakan ketika kita menggelar 4 unit Tank dalam satu Area Operasi, dan tentunya tank-tank tersebut membutuhkan satu team mekanik dan teknisi untuk perawatan dan perbaikan. Ke empat tank itu tentu saja membutuhkan spare parts untuk perawatan rutinnya, amunisi dan bahan bakar.
Dan tentunya setiap mekanik dan teknisi itu membutuhkan makanan, pakaian dan minuman untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Tidak sampai itu saja, mereka juga membutuhkan tempat untuk berteduh, senjata dan amunisi dan tentu saja prajurit untuk menjaga mereka ketika melakukan tugasnya.
Dan tentunya sama seperti para mekanis tadi, para prajurit itu juga membutuhkan makanan, pakaian, minuman, amunisi, senjata, tempat berteduh dan lainnya. Lalu bagaimana cara membawa semua kebutuhan itu? Katakan kita menggunakan truk dan helicopter, tentunya di suatu tempat kita akan membutuhkan hal yang serupa untuk memenuhi kebutuhan perawatan helicopter dan truk tadi (seperti makanan, minimukan, prajurit dan lainnya).
So, are you getting the point now?
Setiap elemen yang ada di medan tempur membutuhkan berbagai macam support, dan dengan menambahkan jumlah yang ada, bahkan dalam satu elemen tertentu sekalipun akan mengacaukan keseluruhan keseimbangan yang ada berkali-lipat. Permasalahannya adalah dalam setiap perang kita beroperasi dengan sumber daya yang terbatas. Dengan ide menambahkan elemen yang ada akan membutuhkan penambahan support yang pada gilirannya akan menghabiskan sumber daya yang ada berkali lipat. Dan pada gilirannya justru akan menghambat jalannya operasi dan bahkan mampu mengubah arah pertempuran menjadi lebih buruk, in which it will bleeding us real bad before you know it.
Lalu bagaimana caranya kita bisa keluar dari situasi ini? Satu-satunya cara adalah dengan membatasi jumlah pasukan di dalam Area operasi atau medan tempur dan memaksimalkan semua sumber daya yang ada yang dapat kita kerahkan dalam Area Operasi tersebut.
Jadi, tentu saja ada alasan kenapa kita tidak bisa begitu saja menempatkan ribuan tank atau helicopter dalam satu medan tempur, sekalipun kita bisa saja membelinya atau membuatnya, karena tentu saja kita membutuhkan jalur logistic yang sangat ekstensif dan menguras sumber daya untuk mengoperasikannya. Kecuali kalau kita mau menempatkan begitu saja helicopter atau tank tersebut dan tidak mengoperasikannya sama sekali dan menunggu musuh untuk mengambilnya
Jadi sesungguhnya adalah seberapa besar pasukan dan perlengkapan yang dapat kita terjunkan dalam satu operasi militer tertentu tergantung pada seberapa besar support dan sumber daya yang dapat kita kerahkan untuk mensupport mereka dalam satu jangka waktu tertentu di satu area tertentu.
Katakan, Indonesia ingin mengerahkan pasukan marinir sebanyak 3 brigade full strength dengan kekuatan sebesar 6000 personnel dilengkapi dengan tank amfibi dan support assault helo. Tentunya pasukan tersebut tidak bisa mendarat begitu saja kan, mereka tentu akan membutuhkan katakan 8 LST dan 4 LPD untuk melakukan serangan amfibi tersebut. Tentunya setiap LPD dan LST itu membutuhkan kru dan logistic mereka sendiri, tidak hanya itu kapal-kapal itu juga membutuhkan system perawatan yang jauh lebih ekstensif dan intensif ketimbang system darat, dimana mereka membutuhkan fasilitas khusus berupa pelabuhan dan dry dock untuk maintenance dan overhaul disaat damai untuk meningkatkan kemampuan operasional mereka. Tentu saja semua itu tergantung pada seberapa besar sumber daya yang dimiliki satu Negara untuk meningkatkan kesiapan operasional kapal-kapal itu dan kemampuan dry dock/pelabuhan untuk melakukan perbaikan dan perawatan.
So what if you chew more than you can handle?
Time and again, war fought with limited resource and the only way to resolve this problem is to conquer and use the local resource, come to think of it, it is often the course of war. During WW2, both Japan and Germany were involved in the land grab campaign simply because they do not have enough resource and land to develop.
While Germany depend on the oil field in Caucasus, as well as mineral rich Sweden and Norway and the Japanese depend on the oil field in Dutch East Indies and the mineral rich south Pacific.
When a war time economy becoming increasingly depend on outside help, this would present a weak link toward the whole war. Instead of attacking the Enemy head on, you simply need to attack the point where the enemy resupply.
Problem is, this is happening even in today world. You see resource being throw up and down in a battle, and in the end, there is only one factor that govern the whole balance of battlefield, and that is resource, and what govern how those resource being distributed?? That’s the art of Logistic.
Local Operation
So, how to sustain your operation when you are fighting a near enemy with land connection, apparently you don't need to use your naval element.
There are many way to supply a force inland, but what you need to look at is the accessibility of the item. The key is to establish your supply line as short as possible. Long supply route pronged to enemy attacks. It's absolutely imperative that you establish your supply routes as short as possible. However, things may not always get what you want. Say you are 500 mile away from the closest airstrip. You can’t just keep setting up check point after checkpoint over every 50 meters. That mean you have to be supply via a third dimension.
Air Drop are one way where you risk the least than when you have to land and park the cargo plane for unload. The problem with airdrop is there would be a big problem if you do not hold majority of the area you need to supply.
Otherwise road convoy is another option, but with ambush and everything, you need to put effort in and neutralise the enemy in between your supply route. MSR (Paved Road) is clear a candidate for convoy to travel in, but whatever you can think of, the enemy can think of too, so, chance of getting ambushed in a MSR is big.
ASR (Route/Dirt Road) is usually quiet. But then it will take you a long time to get there. And in a country where landmark is not at all that frequent, there are chances to get lost too.
International Operation
Basically it would be the same with local operation; the only different is, now you are separated with your main supply line . You need to ship all your supply to and from your own country to your AO.
The only way you can do is by Ship. Although each ship can take heck a lot of supply, but they also take heck a lot of time to get there. So the important thing is to have a constant shipping date set and all your supply/resupply would have to be governed by the shipping date. Simply saying, if the ship ain’t coming, what are there to be distributed??
However, that would also bring us to our usual question. How many ship you can support in the effort?
Conclusion
In the law of logistic, everything is connected. There is no one part that stand out more. When you increase the theatre level, then everything it’s related to have to increase too. While you can have a capacity to make as many equipment as you can, but for each item you make, you have also need to get the supporting item to go with them.
In the end, it never how many stuff you make or bought matters. But how many stuff you can put in the battle, that’s the only thing that count
Kesiapan operasional dan kemampuan mobilisasi disertai dengan ketahanan logistik adalah vital bagi setiap militer di muka bumi ini agar bisa sukses menjalankan operasi militer mereka. Ini bukan lagi hanya sekedar gaya-gayaan bilang ingin memiliki 180 Flanker tapi melupakan basiknya, seberapa jauh TNI bisa mensupport semua perlengkapan yang dimiliki agar bisa berfungsi optimal ketika hendak digunakan, dan ketika digunakan seberapa jauh perlengkapan itu dapat berfungsi optimal di medan tempur.
Dan ai tetap vote Su-35 BM karena yakin kalau TNI sanggup mengoperasikan fighter itu secara optimal berdasarkan realita anggaran yang ada dan hubungan diplomatis perdagangan yang baik antara Indonesia-Russia
Diubah oleh madokaichi 01-02-2014 12:20
0
15.3K
Kutip
69
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan