Kaskus

News

stratovarius666Avatar border
TS
stratovarius666
PK Ojong, Jurnalis Peranakan Berhati Mulia
PK Ojong, Jurnalis Peranakan Berhati Mulia

Pemimpin Redaksi Star Weekly, Auw Jong Peng Koen atau Petrus Kanisius Ojong, dipanggil seorang pejabat. Seluruh isi kantor tegang. Beberapa jam kemudian, Ojong muncul dan berujar dalam bahasa Belanda: "Wij zijn dood" atau "kita mati". Semua kaget dan terdiam.

Ada beberapa versi sebab pembredelan. Versi terkuat, menurut Tan Hian Lay, wakil pemimpin redaksi Star Weekly, majalah itu ditutup karena rubrik Tinjauan Luar Negeri yang terlalu kerap menyentil pemerintah.

Star Weekly terakhir terbit pada 7 Oktober 1961. Tirasnya 60 ribu. Saat Ojong didapuk menjadi pemimpin redaksi, pada 1951, oplagnya baru 15 ribu.

Ojong sendiri selalu menyesalkan jika ada koran yang dibredel, tak peduli meski koran tersebut berbeda ideologi dengannya. Saat Suluh Marhaen diberangus, tak lama setelah G30S, Ojong menulis di Kompas, "Di setiap edisi itu nama penanggung jawabnya tercantum hitam di atas putih. mengapa bukan mereka (dua orang itu) yang diadili dan kemudian dihukum?"

Ojong bekerja di Star Weekly sejak berdirinya majalah tersebut pada 1946. Saat itu ia masih berstatus mahasiswa Rechts Hoge School, yang kini menjadi Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Isi Star Weekly cukup bervariasi: tinjauan dalam negeri, luar negeri, cerita silat, cerita detektif, laporan perjalanan, komik, juga cerita pendek. Terbit setiap Sabtu.

Pada awalnya, media itu hanya ditujukan untuk komunitas Tionghoa. Saat diserahkan ke Ojong, Star Weekly sudah lebih luas lingkup pembacanya. Pada April 1958, misalnya, Star Weekly menerbitkan edisi khusus Idul Fitri. Ojong menulis artikel "Islam dan Kita." Di sana, ia mengritik gejala eksklusifitas golongan.



http://news.liputan6.com/read/814740...ulia?news.hdln

gong xi fa cai gans emoticon-Angkat Beer
0
1K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan