Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

K00HAvatar border
TS
K00H
Yuk Mengenal Cara Pemerintah Memodifikasi Hujan Jakarta
Haii Kaskuser sekalian!!

Sehubungan banyaknya topik tentang banjir dan hujan Jakarta ane bikin thread ini.. Semoga menambah wawasan Kaskuser sekalian. emoticon-Smilie




Seringkali muncul hal seperti ini:


Kepo
Gan, denger-denger pemerintah sudah beli alat yang super mahal untuk mengatur cuaca di wilayah Jakarta supaya tidak banjir ya?? Katanya milyaran? Ditaruh dimana? Ane ga pernah lihat.. Jangan-jangan diluar angkasa..?

Jawab
Pemerintah memang sudah beli.. Berapa harganya? Ditaruh dimana? Gimana cara pakainya? Yuk simak informasi berikut..


Ketika rentetan bencana alam melanda, manusia berupaya melalukan berbagai cara untuk mengatasinya. JABODETABEK, khususnya DKI Jakarta adalah wilayah yang kerap dilanda bencana banjir tiap tahunnya. Menghadapi fenomena ini pemerintah Indonesia berupaya mengatasinya dengan berbagai cara, mulai dari membuat peraturan dan ketentuan untuk menjaga kebersihan lingkungan – hingga melakukan modifikasi cuaca.



Cuaca bisa dimodifikasi?? Jawabannya: Ya, beneran! emoticon-Big Grin






Penjelasan
Teknologi memodifikasi hujan bukanlah cara untuk menciptakan hujan, melainkan mempercepat jatuhnya hujan pada awan yang telah menggumpal. Dengan cara ini hujan pada daerah yang rawan banjir/ tidak diinginkan bisa dihindari. Maka intensitas dan durasi terjadinya hujan disuatu wilayah dapat dikurangi (sekitar 30%), sehingga musibah seperti banjir memungkinkan untuk dihindari. Metode ini disebut dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).


Bagaimana caranya, kok bisa?
Hal ini mudah! Langkah pertama siapkan pesawat terbang guna untuk melakukan penyemaian awan (cloud seeding). Kedua, mencari awan yang siap untuk disemai. Awan ini ketika dilihat dari atas (angkasa) bentuknya menggumpal, berbentuk seperti bunga kol, dan berwarna putih mengkilap. Ketiga, setelah awan yang sesuai ditemukan maka awan disemai dengan garam. Keempat, tinggal menunggu 10-20 menit maka akan muncul reaksi pada awan tersebut dan akan terjadilah hujan.


Spoiler for Galeri:


Gan, ane orang sains.. Penjelasan prosesnya yang rumit donk..?
Teknologi penyemaian awan (cloud seeding) dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang bersifat higroskopik (menyerap air), sehingga proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan. Teknologi ini merupakan usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang diubah (diberi perlakuan) di dalam awan dapat berupa proses tumbukan dan penggabungan (collision and coalescence) atau proses pembentukan es (ice nucleation).

Spoiler for Galeri:



Gan, apakah baru di Indonesia ada Teknologi seperti ini?
Teknologi memodifikasi cuaca ini bukanlah hal baru di dunia, karena teknologi ini sudah dipakai oleh lebih dari 60 negara untuk berbagai kepentingan. Jadi sebetulnya teknologi ini sudah bukan lagi rahasia umum.


Siapa yang melakukan kegiatan memodifikasi hujan ini di Indonesia?
Di Indonesia, khususnya Jabodetabek, kegiatan penyemaian awan ini dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan kepalanya F. Heru Widodo. Badan ini memiliki fasilitas pesawat Hercules dan Cassa yang juga bekerjasama dengan TNI untuk mendukung kegiatan operasionalnya.

Spoiler for Galeri:


Oke gan, terus habis berapa M nih pemerintah?
Biaya Rp 28 miliar. Rp 20 Miliar dari pemprov DKI, Rp 8 Miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Terdiri dari biaya ongkos pesawat dan pembelian 42 ton bahan semai pada awal 2014 ini.


Gan, kalau cuaca sudah dimodifikasi kok Jakarta tetap aja hujan? Bukan sekadar hujan, tapi hujan deras beberapa hari lalu!




Simak laporan dari Kompas.com berikut:

KOMPAS.com — Sejak Selasa (14/1/2014)

Belum optimal
F Heru Widodo, Kepala Unit Pelayanan Teknis Hujan Buatan BPPT, mengatakan, ada dua penjelasan terkait pertanyaan tersebut. Menurut Heru, saat ini memang sedang musim hujan sehingga mau tak mau, hujan memang turun di Jakarta.
Kedua, terkait konsep modifikasi cuaca, Heru mengatakan bahwa prinsip "menghalau hujan" bukanlah menghilangkan hujan sama sekali. "Jakarta tetap akan hujan, tetapi intensitas dan durasinya berkurang. Kalau tidak hujan, nanti kemarau, Jakarta bisa kekeringan," katanya.
Dengan dua teknologi, yaitu teknologi powder yang dilakukan dengan menebar garam serta teknologi flare atau ground based generator (GBG), teknik modifikasi cuaca diperkirakan bisa mengurangi hujan hingga 35 persen.
Ketiga, terkait dengan keterbatasan. Salah satu kendala yang dialami tim modifikasi cuaca saat ini adalah minimnya jumlah pesawat untuk operasional. "Saat ini kita cuma punya satu pesawat," kata Heru.
Dengan hanya satu pesawat, frekuensi penebaran awan masih terbatas. Padahal, saat ini wilayah Indonesia diliputi oleh massa uap air yang banyak serta terus bergerak dari wilayah barat menuju Jakarta.
"Dengan tiga pesawat kita bisa terbang lima sampai enam kali sehari ke berbagai lokasi. Bahkan, jika diperlukan, kita bisa gunakan dua pesawat sekaligus di satu lokasi," ungkap Heru saat dihubungi Kompas.com, hari ini.

Memang kurang efektif
Zadrach, pakar meteorologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), punya pendapat berbeda tentang hujan yang masih turun di Jakarta setelah modifikasi cuaca. Menurutnya, keberhasilan dari teknik modifikasi cuaca memang sulit dipastikan.
"Modifikasi itu kan intinya mencegah awan jatuh ke tempat kita. Kita tebar garam agar awan cepat jadi hujan. Tapi kenyataannya kita tidak bisa mengontrol pergerakan awan," terangnya.
Zadrach menambahkan, penebaran garam memang mempercepat awan menjadi hujan, tetapi di sisi lain juga memperlama durasi hujan.
"Jadi misalnya, yang harusnya hujan satu jam, karena kita cloud seeding, jadi satu setengah jam. Akhirnya ketika sampai Jakarta masih hujan," urai Zadrach.
Zadrach sendiri menilai bahwa, selain mahal, efektivitas upaya modifikasi cuaca juga sulit diukur. Di sisi lain, saat ini juga tidak pernah ada studi serius yang benar-benar mengukur efektivitas modifikasi cuaca.
Menurut Zadrach, satu-satunya solusi penanganan banjir adalah mengukur jumlah air yang jatuh ke permukaan dan berupaya mengaturnya. Modifikasi cuaca bukan solusi.
Zadrach juga mengkritik upaya modifikasi cuaca. "Tujuannya apa? Apakah hanya sekadar agar hujan tidak di Jakarta? Bagaimana kalau hujan memang tidak turun di Jakarta, tetapi turun di tempat lain dan mengakibatkan banjir di sana?" tanyanya.
Penulis : Yunanto Wiji Utomo
---------------------------------------------------------------------------------

Komenk ane seputar laporan di atas ttg modifikasi cuaca:
Spoiler for Komenk ane seputar laporan di atas ttg modifikasi cuaca::


Hargailah alam yang telah melawat kita dengan kekayaan dan fenomenanya yang luar biasa.


emoticon-I Love Indonesia (S)INDONESIA SATU– INDONESIA JAYAemoticon-I Love Indonesia (S)


emoticon-Kissemoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Kiss




Spoiler for Sumber:






Spoiler for Bonus:
0
1.7K
6
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan