JELANG pemilihan umum (Pemilu), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) kian gencar menegur program yang berbau kampanye politik.

Program Kuis Kebangsaan (RCTI) dan Indonesia Cerdas (Global TV) kembali mendapat teguran tertulis. Dalam surat bernomor 103/K/KPI/01/14 tertanggal 24 Januari, KPI mempermasalahkan episode Kuis Kebangsaan tanggal 21 Desember 2013 yang dimulai pukul 16.37 WIB.

Tayangan tersebut "menyiarkan secara langsung (live) di tempat Peringatan Ulang Tahun ke 7 Partai hanura & menampilkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang telah dideklarasikan oleh Partai Hanura, yaitu: Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo (WIN-HT)."

Menurut KPI, "Pelanggaran yang dilakukan program adalah menayangkan program siaran yang dibiayai, disponsori atau menayangkan isi siaran yang tidak bersikap netral karena menguntungkan salah satu Peserta Pemilu, yaitu Partai Hanura."

Pelanggaran yang kurang lebih sama dilakukan oleh Indonesia Cerdas; "Pada tanggal 24 Desember 2013 dimulai pukul 12.55 WIB menyiarkan secara langsung (live) menampilkan Calon Presiden yang telah dideklarasikan oleh Partai Hanura, yaitu: Wiranto.

Pada program tersebut, Wiranto menjelaskan bahwa pasangannya (Calon Wakil Presiden), Hary Tanoesoedibjo, tidak dapat hadir karena sedang berada di luar daerah.

Pembawa acara dalam program tersebut memulai kuis dengan cara menyatakan WIN-HT dan wajib dijawab oleh pemirsa yang menelpon dengan menyebut password berupa: Bersih, Peduli, Tegas, yang merupakan tagline kampanye pasangan WIN-HT."

Tayangan ini, menurut KPI dalam surat bernomor 104/K/KPI/01/14; "telah dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi pemilik lembaga penyiaran bersangkutan dan/atau kelompoknya."

SUMBER

Memanfaatkan Media Buat Kampanye Boleh Tapi Jangan Sampai Berlebihan Juga....