Warga berdoa untuk para korban tsunami di tugu peringatan SD OKawa di Ishinomaki, Prefektur Miyagi. Saat tsunami menghantam kawasan ini dua tahun lalu, sedikitnya 70 orang siswa sekolah ini meninggal dunia.
Quote:
Tim dokter di Jepang mengatakan, seperempat jumlah anak-anak yang mengalami bencana tsunami hampir tiga tahun lalu sekarang mengalami gangguan jiwa.
Para peneliti dari Universitas Tohoku mengatakan, anak-anak yang berusia antara tiga hingga lima tahun menunjukkan gejala-gejala seperti vertigo, mual, dan sakit kepala.
Dari 178 anak yang diteliti, 25,9 persen menunjukkan gejala-gejala itu. Sebagian kecil lainnya menunjukkan gejala-gejala lebih serius, termasuk kekerasan dan mengurung diri, seperti dilaporkan wartawan BBC di Tokyo, Rupert Wingfield-Hayes.
Anak-anak mengalami trauma akibat kehilangan teman, rumah, dan trauma terpisah dari keluarga. Mereka juga dibayang-bayangi pengalaman menyeramkan ketika menyaksikan gulungan air yang memorak-porandakan kota-kota mereka.
Para dokter di Universitas Tohoku mengatakan, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak memerlukan penanganan psikologis segera setelah bencana gempa bumi dan tsunami pada 2011.
Namun, ketersediaan tenaga ahli sangat terbatas. Sebagai contoh, Sendai, kota terbesar di Jepang barat laut dengan penduduk lebih dari satu juta, hanya mempunyai segelintir ahli kejiwaan anak-anak.
http://internasional.kompas.com/read...salah.Kejiwaan
Anak-anak selalu menjadi pihak paling dirugikan dari setiap tragedi.