Berhijab Di Negeri Non Muslim

Berkunjung atau tinggal di negri non muslim tidak membatasi kita untuk tetap memakai hijab dan istqomah. Mungkin akan awam buat mereka, tetapi bagaimanpun juga kita harus tetap percaya diri “just be yourself”.

1.Tetap percaya diri
2.Berani tampil beda diantara yang lain
3. Jangan pedulikan mereka yg tidak suka, tersenyumlah apabila mereka memandang kita terlihat aneh.
4.Jangan jadikan satu alasan karena berhijab membatasi kita untuk ber explore.

Beberapa teman kita yang mencintai travelling, berjilbab tidak mengambat mereka untuk mengunjugi negara-negara di eropa, amerika , Australia.

Iriena Nurmal

rina – Berhijab di negri non muslim ( www.blog.hijabah.com)



Travelling adalah salah satu bagian dari hidupnya. mengunjungi negara2 bagian di eropa membuat pengetahuan dan pengalaman yang menakjubkan.

Setelah berjilbab Iriena yang akrab di panggil Ina lebih confy untuk travelling dan lebih percaya diri. Bisa saling mengucapkan salam “assalamualaikum” ketika berpapasan dengan orang muslim. Dan kalau lagi shopping penjaganya muslim suka di kasi special price. Ternyata tidak seburuk itu untuk mengunjungi Negara bagian yang non mayority muslim. Mungkin malah banyak hal- hal yang menakjubkan.

Selama travelling, allhamdulillah sampai saat ini ina belum nemuin yang namanya rasis karena memakai jilbab, ucap cewe kelahiran Jakarta ini. Terkadang apabila ina memakai kerudung yang motif menarik dan memakai accessories mereka malah suka, “selama ini mereka malah menyukai style aku”, ujar Ina.

Sampai saat ini pun ina masi ber explore bersama kedua orang tuanya untuk mengunjungi sebagian negara-negara non muslim.


Fency Sjafei


Fency - Berhijab Di Negeri Non Muslim ( www.blog.hijabah.com )


Sebagai wanita yang tinggal di Australia tidak menutup kemungkinan untuk memakai jilbab. Terinspirasi dari beberapa orang dari timur tengah yg tinggal d perth, Australia mereka tetap cantik dan tampil percaya diri di tengah2 orang yang menunjukan auratnya. Maka itu wanita kelahiran bogor ini yang tinggal di perth commit untuk menutup aurat dan memakai jilbab.

Hidup 2 tahun di kota kecil yang mayoritas berpenduduk asli Australia, tidak merubah keinginnanya untuk tetap berhijab, walaupun dari seluruh penduduk di kota Broome western Australia hanya dia seorang diri yang berjilbab. Alhasil semua tetap positif. Dan menerima apa adanya, dan tidak menutup peluang untuk tetap bekerja. Ibu dari 2 anak ini tetap beraktifitas normal selayaknya orang2 lain yg tinggal kota tersebut.dan juga aktif dalam organisasi komunitas Indonesia.

Syifa Fauzia


Syifa - Berhijab Di Negeri Non Muslim ( www.blog.hijabah.com )


Syifa fauzia Ketua dari hijab community Jakarta yang senang travelling bersama keluarga kecilnya. Tidak menghambat memboyong si buah hati kecil nya untuk meng explore dunia.

Di tengah kesibukannya untuk berkarir dan aktif dalam hijab community Jakarta, selalu menyediakan waktu untuk jalan2 berlibur. Pengalaman yang pernah berstudi di 2 negara yg berbeda, Perth dan London.

Di saat dia menuntut ilmu di kota kecil perth Australia dia sempat khawatir akan cara pandang dan mindset orang , yang masih aneh akang perempuan berjilbab, apalagi kalau musim panas banyak teman bule yang aneh liat cewe berjilbab, tapi alhasil allhamdulillah lama kelamaan masi cuek aja dan semakin terbiasa.

London adalah kota ke dua untuk menyelasaikan gelar s2 nya. Karena London lebih metropolitan dan banyak orang arab atau Pakistan , jadi mereka memang tidak aneh lagi akan cewe berjilbab, dan muslimah berjilbab pun banyak yang di perkantoran atau toko.

Dari hasi perjalanan nya ke beberapa juru dunia, syifa memang tidak ada masalah dengan jilbabnya terhadap orang2 non muslim di beberapa Negara. Malah kalau perginya di saat musim dingin, bisa lebih mamdukan pakaiannya, karena memang harus menutupi smua akibat cuaca yg dingin. Tampil keren dan fashionable dimanapun berada dengan berjilbab.