Panjalu adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang terletak di ketinggian 731 m dpl dan berada kaki Gunung Sawal (1764 m dpl) Jawa Barat. Posisi Panjalu dikelilingi oleh benteng alamiah berupa rangkaian pegunungan , dari sebelah selatan dan timur berdiri kokoh Gunung Sawal yang memisahkannya dengan wilayah Galuh, bagian baratnya d ibentengi oleh Gunung Cakrabuana yang dahulu menjadi batas dengan Kerajaan Sumedang Larang dan di sebelah utaranya memanjang Gunung Bitung yang menjadi batas Kabupaten Ciamis dengan Majalengka yang dahulu merupakan batas Panjalu dengan Kerajaan Talaga

Ritual Upacara Nyangku merupakan tradisi masyarakat setempat untuk menghormati leluhur Raja Panjalu bernama Borosngora yang biasa dilaksanakanan setiap bulan Maulud, pada minggu keempat.
Sanghyang Prabu Borosngora adalah Raja Sunda pertama yang memeluk Islam dan diyakini mendapat ajaran langsung dari menantu Nabi, Baginda Sayiddina Ali di Mekkah Al-Mukarromah. Prabu Borosngora tidak saja mampu mengislamkan warga kerajaan dan masyarakat Panjalu, tetapi juga ke berbagai tempat di tanah air
Inti pada kegiatan Ritual Nyangku tersebut, pihak panitia penyelenggara mengatakan, yaitu untuk membersihkan benda-benda pusaka yang dimiliki oleh kerajaan Panjalu.
Pihak panitia penyelenggara engatakan bahwa, Ritual Nyangku tersebut sebagai penghormatan yang diawali dengan ziarah ke makam Prabu Hariang Kencana, seorang raja Panjalu atau disebut pangeran Bongosngora yang di makamkan di Situ Lengkong di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat Indonesia.
Apabila telah melakukan aktifitas ziarah selanjutnya dilanjutkan dengan menyucikan benda seperti pedang dan berbagai benda lainnya peninggalan raja Panjalu, dengan cara membersihkan dengan air doa yang diambil dari sekitar daerah Panjalu.
Setelah itu dari ritual tersebut masyarakat maupun keturunan Raja Panjalu dan sesepuh warga Panjalu melakukan doa bersama.
Pihak penitia penyelenggara juga menerangkan bahwa, penyucian tersebut merupakan amanat raja Panjalu agar masyarakat Panjalu maupun keturunan raja diberikan berkah dan ampunan oleh Allah SWT.
"Nyangku ini selain menghormati leluhur dan menyucikan benda peninggalan kerajaan Panjalu juga untuk mengingatkan kembali masyarakat Panjalu untuk selalu melakukan perbuatan baik".
Petugas UPTD Kebudaayan dan Pariwisata Wilayah Kawali, mengatakan bahwa, Ritual Nyangku menjadi sebuah tradisi dan kebudayaan yang dibanggakannya juga menjadi kebanggaan masyarakat Panjalu untuk mengenang kembali kebesaran kerajaan Panjalu yang telah berdiri di Ciamis beberapa tahun yang silam.
Karena itu, Upacara Ritual Nyangku selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat Panjalu sehingga kebanyakan warga Panjalu yang berada di luar daerah berdatangan untuk menghadiri upacara Adat Nyangku.
Disamping itu digelarnya acara Nyangku juga dijadikan momentum penting sebagai peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.
Prabu Borosngora hendak mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW yang sangat berhati-hati dalam menyebarkan agama Islam.
Sebagai tradisi Adat dan Budaya, Nyangku merupakan warisan yang meski dijaga dan dilestarikan. Namun sebagai hasil akulturasi dan proses negoisasi budaya dan agama, Upacara Adat Ritual Nyangku harus dimaknai sebagai nilai-nilai yang dapat diadaptasi tanpa harus meracuni aqidah tauhid umat.