Jakarta - Nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia tetap dilepaskan peneliti UGM di kawasan Sleman, Yogyakarta. Tapi nyamuk itu hanya dilepaskan di rumah warga yang setuju saja. Ada 50 nyamuk yang dilepaskan di satu titik rumah warga.
"Nyamuk dilepaskan di pekarangan, di rumah warga yang setuju saja," jelas peneliti Eliminate Dengue Project-Yogya (EDP), Bekti Andari, dalam surat elektronik kepada detikcom, Kamis (23/1/2014).
Bagi warga yang tak setuju, akan dilokalisir. Nyamuk hanya dilepas di lingkungan yang warganya setuju saja. Jadi bila dalam satu RT ada yang tak setuju, pelepasan nyamuk urung dilakukan.
Dia menambahkan, pelepasan dilakukan di 100 titik pada Rabu (22/1) siang. Salah satu tujuan utama pelepasan nyamuk ini untuk memerangi nyamuk yang menularkan demam berdarah. Nyamuk ber-wolbachia sudah steril, tak menularkan dengue.
"Petugas kami terus turun ke lapangan melakukan pengecekan," jelas dia.
Melalui pelepasan nyamuk ini diharapkan bisa mencegah penyebaran nyamuk dengue. "Nanti nyamuk ber-wolbachia ini akan berkembang biak dengan nyamuk tak ber-wolbachia dan menghasilkan keturunan yang ber-wolbachia," tuturnya.
Peneliti sudah melakukan pemetaan wilayah sejak 2010. Nyamuk yang dilepaskan saat ini juga berasal dari daerah itu yang sudah divaksinasi dan dikembangbiakkan dengan wolbachia.
"Kita belum bisa ukur, apakah dalam 1 atau 2 tahun bisa dipastikan jumlah demam berdarah turun. Program penelitian ini hingga 2015," jelasnya.
[URL="http://news.detik..com/read/2014/01/23/120441/2475822/10/nyamuk-ugm-tetap-dilepaskan-di-rumah-warga-sleman-yang-setuju-1-titik-50-nyamuk?991104topnews"]Sumber'e[/URL]
berasa ini nyamuk ciptaan UGM yakk wkwkwk
Quote:
Original Posted By teroris.lam►Mungkin masih banyak kaskuser yang belum tahu fakta ini:
- Nyamuk yang menghisap darah hanya nyamuk betina
- Nyamuk jantan adalah vegetarian
- Nyamuk betina menghisap darah hanya saat hamil, untuk mendapatkan protein bagi telur2nya
sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Mosquit...ding_by_adults
Yang dilepas oleh UGM mungkin nyamuk jantan yang tidak akan menggigit manusia
Quote:
Original Posted By widya poetra►
tong...tong
wolbachia itu bakteri,
ngapaen ngomongin gen.
betina tidak ber-wolbachia x jantan ber-wolbachia => gak menghasilkan anak
betina ber-wolbachia x jantan ber-wolbachia => menghasilkan anak
betina ber-wolbachia x jantan tidak ber-wolbachia => menghasilkan anak
artinya ketika dilepas betina ber-wolbachia maka otomatis keturunannya akan ber-wolbachia, termasuk yang jantan.
nah,
yang jantan ber-wolbachia akan saingan sama jantan tidak ber-wolbachia
ini tentu bakal mengurangi keturunan yang tidak ber-wolbachia
karena yang jantan ber-wolbachia kimpoi dengan betina tidak ber-wolbachia itu tidak menghasilkan keturunan,
sementara kalo betina ber-wolbachia dikimpoiin anak2nya bakal ber-wolbachia,
jadi tentu saja terjadi peningkatan keturunan yang ber-wolbachia.
Dan wolbachia bisa mengurangi transmisi virus dengue.
Semoga programnya sukses.

Quote:
Pelepasan Nyamuk Aedes Aegypti ber-wolbachia- UGM Ngotot Lakukan Percobaan
Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta UGM tetap berencanamelepas nyamukAedesaegypti ber-Wolbachia.
Untuk itu EDP berencanamelakukan sosialisasi dan penjelasan ulang terkait uji coba pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachiadidualokasi di Kabupaten Sleman. Sosialisasi ulang tersebut dilakukan berdasarkan atas permintaan warga di enam RT yang sebelumnya menyatakan ketidaksetujuannya atas pelaksanaan uji coba tersebut. “Di Dusun Karangtengah sendiri ada empat RT dan dua RT lainnya di Dusun Kronggahan. Rencananya sosialisasi akan kamilakukankembalipada Minggu dan Senin (26–27/1) besok.
Undangan sudah kami sebar, namun kami akan tetap menghargai keputusan warga apabila nanti setelah sosialisasi masih tetap tidaksetuju,” kataPenelitiUtama Tim EDP Yogyakarta UGM Riris Andono Ahmad, kemarin. Ditemui di UGM, Doni sapaan akrabnya menuturkan, pendekatan intensif pada warga masyarakat di kedua wilayah tersebut sudah dilakukan sejak 2011, baik secara personal maupun komunitas melalui kegiatan masyarakat. Bahkan saat akan mulai dilakukan pelepasan nyamuk, sekitar 90% dari 4.000-an KK yang selama ini berhubungan dengan tim EDP Yogyakarta UGM menyatakan persetujuannya.
“Bagi warga yang menyatakan tidak setuju pun kami berikan prioritas perlindungan dengan memberikan jarak bebas dari pelepasan sejauh radius 50 meter. Ini kami lakukan agar hak warga tetap terlindungi,” katanya. Sepertiyangdiberitakansebelumnya, uji coba pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dilakukan di Dusun Karangtengah, Nogotirto, Gamping, Sleman dan di Dusun Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman. Doni memastikan dengan jarak yang diberikan tersebut kecil kemungkinan bagi nyamuk yang dilepas untuk berpindah daerah.
Ini dikarenakan sifat karakteristik nyamuk Aedes aegyptiyang tidak akan berpindah tempat jika telah mendapatkan sumber makanan. “Lokasi pelepasan sendiri kami tetapkan dengan alasan tingginya kasus kejadian demam berdarah di dua lokasi tersebut dan cukup banyaknya populasi nyamuk yang ada. Kami berharap keinginan kami untuk menekan angka kasus demam berdarah bisa tercapai dan dimengerti oleh masyarakat karena sudah terbukti di negara-negara lain jika uji coba ini aman bahkan bermanfaat untuk jangka panjang,” katanya.
Meski sempat menghadapi tentangansebagianwargamasyarakat di Dusun Karangtengah, Nogotirto dan Dusun Kronggahan, Gamping, Sleman, Tim Peneliti Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta UGM tetap melaksanakan uji coba pelepasan nyamuk Aedes aegyptiber- Wolbachia. Pelepasan sendiri akan dilakukan satu pekan sekali di beberapa titik.
“Pelepasan sudah mulai kami lakukan sejak Rabu (22/1). Jadwal pelepasannya ialah tiap hari Rabu di Nogotirto dan tiap Kamis di Kronggahan. Rencananya nanti setiap satu pekan sekali akan dilakukan pelepasan nyamuk,” kata Anggota Tim Peneliti EDP Yogyakarta UGM Warsito Tantowijoyo PhD Warsito menuturkan, tiap jarak 20 meter dilepaskan 50 ekor nyamuk per pekan, sehingga rata-rata ada dua ekor nyamuk per meternya.
Menurutnya, hal tersebut menegaskan kembali tidak akan ada kejadian memperbanyak populasi nyamuk di kedua lokasi pelepasan. Adanya anggapan tim EDP Yogyakarta menyebarkan nyamuk impor pun ditepisnya. “Kami pun memastikan tidak ada nyamuk impor yang kami lepaskan. Kami mengembangbiakkan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang berasal dari daerah lokasi pelepasan. Memang teknologi yang kami gunakan berasal dari luar negeri. Namun kami pastikan nyamuk maupun bakteri Wolbachia yang ada pada tubuh nyamuk asli produk lokal,” katanya.
Tim EDP Yogyakarta UGM sendiri telah selama dua tahun terakhir melakukan penelitian pengembangbiakan nyamuk Aedes aegyptiber-Wolbachia. Wolbachia ialah sejenis bakteri yang hanya bisa hidup dalam sel serangga, termasuk nyamuk Aedes aegypti. Bakteri ini mampu menyebabkan virus dengue penyebab demam berdarah tidak dapat berkembang biak dalam tubuh nyamuk.
“Dengan teknologi ini, kami pun berupaya agar semua nyamuk mengandung Wolbachia dalam tubuhnya. Perlakuan sendiri kami lakukan dengan perkimpoian. Uji coba pelepasan nyamuk ini merupakan upaya kami mengawinkan secara alami nyamuk ber-Wolbachia dengan nyamuk lokal yang belum ber-Wolbachia,” katanya. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dusun Kronggahan Desa Trihanggo Anto Sudadi pun membenarkan adanya penolakan oleh sebagian warganya dengan rencana uji coba tersebut.
Namun menurutnya hal tersebut lebih dikarenakan kesalahpahaman semata karena sebelum dilaksanakanpelepasan, adawargayangterkenademamberdarah. “Bisa dikatakan, daerah kami merupakan daerah KLB demam berdarah. Dan sebelum pelepasanterjadisalahpersepsidari sebagianwargayangmenyangkapelepasan telah dilakukan dan membuat ada warga yang terkena demam berdarah. Namun kami sangat berterimakasihkarenadari tim EDP sendiri masih menghormati warga kami yang melakukan penolakan,” ucapnya.
Anto pun mengungkapkan harapan besarnya terkait dilakukannya pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di wilayahnya. Ia berharap dalam satu tahun ke depan, kasus demam berdarah di wilayahnya bisa menurun drastis bahkan bisa hilang.
Sumber