
Menurut QQ Tech, Korea Selatan berencana untuk mulai menguji jaringan 5G di seluruh negaranya pada tahun 2018. Layanan komersialnya dijadwalkan untuk tahun 2020.
Pemerintah Korea Selatan berharap untuk membuat kemajuan yang cukup dini untuk menguasai 20 persen pasar perangkat komunikasi mobile global. Untuk mewujudkannya, pemerintah telah mengundang 150 ahli dari perusahaan teknologi besar, termasuk Samsung, untuk mempersiapkan 5G di negara ini.
Pada bulan Mei, Samsung mengklaim telah membuat terobosan dalam teknologi 5G yang memungkinkan pengguna mengirimkan data dalam jumlah besar dengan frekuensi yang lebih tinggi daripada standar saat ini.
Standar 5G Korea Selatan nantinya dilaporkan akan 1.000 kali lebih cepat dari 4G LTE, tapi mungkin ada semacam permainan dengan jumlah angka tersebut. Standar tersebut jauh lebih cepat daripada 5G yang direncanakan Huawei, yang diprediksi hanya 10 kali lebih cepat dari 4G LTE. Itu cukup cepat untuk men-download film definisi tinggi dalam hitungan detik.
Huawei, Ericsson, ZTE, China Mobile, dan pemerintah China dan Eropa telah mengumumkan inisiatif penelitian 5G mereka sendiri.
Di Indonesia, koneksi internetnya bisa dibilang tidak begitu bagus. Yang paling bisa dinikmati rakyat Indonesia adalah 3G, dan itupun terkadang masih lambat. Meskipun demikian, masyarakat Indonesia sudah bisa menggunakan 4G dengan perangkat mobile khusus bernama Bolt, yang dibuat oleh penyedia jasa internet di Indonesia, Internux. First Media, yang merupakan mitra Internux, juga akan segera menawarkan layanan kecepatan internet 4G. Entah kapan seluruh masyarakat di Indonesia bisa sepenuhnya menggunakan 4G dengan nyaman. Apalagi 5G.
Original Posted By 4Dr. Khoirul Anwar (lahir di Kediri, 22 Agustus 1978; umur 35 tahun) adalah ilmuwan Indonesia yang sedang mengembangkan teknologi 4G berbasis OFDM. Dr. Khoirul Anwar adalah anak dari pasangan (almarhum) Sudjianto dengan Siti Patmi. Pria kelahiran Kediri ini adalah alumni Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung dengan cumlaude pada tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) dan memperoleh gelar magister pada tahun 2005 serta doktor pada tahun 2008. Beliau juga penerima IEEE Best Student Paper Award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) tahun 2006, di California.