JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Gun Gun Heriyanto menilai, peluang diterimanya judicial review Undang-Undang Pemilihan Presiden yang diajukan oleh Yusril Ihza Mahendra, cukup besar.Pasalnya, sudah banyak kekuatan politik yang menghendaki adanya hal itu, terutama dalam pencapresan.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Yusril bisa mengubah konstelasi politik 2014."Saya melihat ada peluang diterimanya judicial review yang diajukan Yusril. Pencapresan sekarang kan agak susah karena syarat kursi 20 persen DPR suara sah nasional, dan itu yang saya kira ingin dikonstruksi oleh partai papan tengah," kata Gun Gun di Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta, Rabu (22/1/2014).

Gun Gun menjelaskan, judicial review akan menyatukan dua kekuatan dan kepentingan yang sama, yakni kepentingan kekuatan partai 2009 yang difasilitasi civil society dengan kepentingan partai yang sudah memperhitungkan kesulitan maju menjadi partai pendukung dari partai besar.

"Kekuatan 2009 ingin mengubah konstelasi oligarki parpol dalam pencapresan dan menginginkan adanya perubahan konstelasi dan akhirnya mereka ketemu dengan supporting team bagi kekuatan partai besar," terang Gun Gun.Lebih lanjut Gun Gun menambahkan, apa yang dilakukan Yusril akan merubah konstelasi politik dan ini harus diantisipasi oleh para penyelenggara pemilu.

"Jika tidak, akan ada upaya delegitimasi dari pemerintah pusat kepada penyelenggara pemilu. Ini harus diantisipasi," ucapnya.Sebelumnya, pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, mengajukan judicial review beberapa pasal dari Undang-Undang Pemilihan Presiden.Yusril menginginkan agar gelaran Pileg dan Pilpres pada Pemilu 2014 dilangsungkan secara bersamaan. (sus)

[Url] http://m.okezone.com/read/2014/01/22/568/929941/mk-berpeluang-kabulkan-gugatan-yusril[/url]

Mudah2an menang ya.. biar rakyat ga milih kucing dalam karung.

Menurut ane ini salah satu langkah bwt jegal calon potensial yg sengaja diumpetin namun dipajang molo dilayar media .. kemudian dimanfaatin sama tuh partai bwt naikin elekbilitas die