Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

samudra.cintaAvatar border
TS
samudra.cinta
Dahlan Iskan VS Jokowi (Inilah Demokrasi)
Dahlan Iskan VS Jokowi (Inilah Demokrasi)
Saya dan Jokowi

Ayah saya 68 tahun adalah seorang yang luar biasa, dia adalah pahlawan keluarga kami, 15 tahun yang lalu papa terserang penyakit stroke pertama kali ketika siang itu sedang mengendarai vespa kesukaannya, papa terjatuh sejak saat itu hidup papa berubah, papa tidak dapat beraktifitas secara bebas seperti manula pada umumnya, aktifitas kesehariannya hanya makan, tidur, dan menonton televisi, maka jangan heran papa adalah seorang yang sangat luas wawasan dan pengetahuannya, setiap hari lebih dari 12 jam informasi dari media apa saja masuk ke otaknya yang tua, sayapun tidak seluas papa pengetahuannya maka dalam pengambilan keputusan penting dalam hidup dan perusahaan saya sering berkonsultasi kepadanya. Ayah saya adalah sumber motivasi saya dan pahlawan bagi saya.

Saya adalah Johan Yan, saya seorang Kolektor benda cagar budaya, Saya memiliki Gelar pangeran kehormatan dari Sinuhun Pakubuono XIII, saya pun mendapat kehormatan dari komisi kepemudaan PBB sebagai orang yg peduli terhadap budaya Indonesia, sebagai seorang Motivator pemegang 6 rekor MURI, saya memiliki kantor di jakartan Surabaya dan Singapura, lebih dari 267 perusahaan pernah saya tangani, maka saya bisa dikatakan seorang yang sangat peduli pengalaman masa lalu, dan seorang yang sangat idealis. Saya selalu berbicara tentang fakta dan pengalaman sebab itulah pekerjaan saya.

Yah itulah kami, sebulan sekali saya pulang ke rumah orang tua saya sekedar menjenguk keadaan orang tua, melihat kebahagiaan mereka yang sederhana dan mencicipi makanan mama yang terkenal dengan “sihir cinta nya” sebab saya tidak pernah berhenti mencicipi masakan mama saya di piring yang pertama, saya juga kangen dengan suara anak anak saya yang bahagia bersama dengan kakek neneknya.

Beberapa hari yang lalu seperti biasanya saya masuk kekamar papa, dan di ruang home theater yang besar papa duduk di kursi malasnya menikmati cui mie malang kesukaannya sambil menyantap berita berita terbaru, koran di tangan kiri, sumpit mie di tangan kanan dan chanel pemberitaan “TV one” di depan mata, itulah papa.

Saya tersenyum dan berkata “papa bagaimana keadaannya?” Papa tersenyum dan kembali bertanya “ho kamu gimana”, “baik pa”, pelan pelan saya mulai membuka topik pembicaraan “aneh dan agak serius” sambil menunggu masakan mama selesai dimasak, “pa, entar pilpres pilih siapa pa?” Papa menjawab “jokowi” dengan sangat cepat.

Aku tertegun sebab aku pernah mengatakan kepada papa bahwa aku pernah membuat surat terbuka kepada Dahlan Iskan, dan aku pun pernah bercerita kepada papa bahwa aku berhutang budi kepada Dahlan Iskan sebab abah pernah menolong aku ketika aku terkena masalah, akupun pernah bercerita bahwa Dahlan Iskan pernah memotivasi ratusan direktur rekanan saya, ([url]http://politik.kompasiana.com/2013/08/24/new-hope-berlarilah–586734.html[/url]) saya berharap papa menjawab “Dahlan Iskan” dan bukan nama yang lain,…

“Kenapa pa?” Aku bertanya ingin tahu, maka mulailah papa bercerita dari A sampai Z semua prestasi Media Darling tersebut dari kota solo hingga jakarta, saya duduk mendengarkan kata kata yang persis sering saya dengar di TV dan saya baca di koran, papa mengulang semuanya dengan sempurna, denagn suara sedikit pelat karena stoke papa bercerita dengan berapi api semua data yang masuk diotaknya, saya mendengarkannya dan berharap segera menemukan “Z” diakhir ceritanya, dan saya menemukannya setelah lebih dari 18 menit berlalu.

“Jokowi bagus pa”, saya mencoba memotong pembicarannya, “jokowi bagus pa” ya karena saya pernah berjumpa beliau, ketika penganugerahan gelar pangeran ku di keraton solo jokowi juga hadir, saya tahu persis media darling fenomenal ini adalah seorang yang baik dan sederhana sekali. “Jokowi seorang yang hebat, luar biasa dan dahsyat!” “Papa pernah ketemu langsung dengan Jokowi?”, “belom” papa menjawab sambil mengarahkan pandangan matanya di layar TV, saya cukup heran dan kagum, selama 15 tahun terakhir papa praktis tidak kemana mana, papa tidak pernah ke Jakarta atau kota Solo, tetapi papa bisa sefanatik itu, ini luar biasa, saya pikir media sangat bertanggung jawab memasukkan figur Jokowi di otak papa saya, bahkan menjadikannya sebagai pahlawan dan superman di hatinya.

Beberapa detik kemudian saya menerima pertanyaan yang saya tunggu tunggu dari tadi “kalau kamu pilih siapa ho”, “aku pasti pilih Dahlan pa”, tiba tiba papa mengalihkan pandangan dari TV dan menatap saya tajam, pandangan mata aneh yang meminta penjelasan lebih, aku berusaha menutup argumen yang mungkin akan papa berikan dengan segera berkata “hidup mati aku pilih Dahlan Iskan pa”

“Kenapa ho pilih Dahlan Iskan?” Ehmn duuuuuuueeeeeerrrr bagai kilat di siang bolong ini pertanyaan yang sulit saya jawab, sejak kecil, papa adalah pahlawanku, dan penasehatku, saya bukan seorang jurkam Dahlan Iskan yang memiliki segudang data prestasi beliau, sebab saya yakin banyak prestasi beliau yang tidak di catat oleh media, Ya saya penulis “13 rahasia terlarang Dahlan Iskan” di kompasiana (http://politik.kompasiana.com/2013/0...an-588159.html) tetapi hanya itu yang saya tahu tentang Dahlan Iskan, lagi pula saya tidak ingin berdebat panjang dengan papa tentang seorang Dahlan Iskan.

Beberapa detik saya terdiam lalu saya berkata 1 kalimat “ya pa karena Dahlan pernah tolong aho (nama cina saya)”, saya menunggu kata kata lanjutan dari papa tetapi dia diam, dia kembali pandangannya ke TV layar lebar didepannya. Yaaaa Tuhan, aku tidak tahu apakah kata kata itu menyakita hatinya yg pasti, aku tau otak papa mulai berfikir dan mengolah data sebanyak banyaknya untuk menerima kata kata saya ini “ya pa karena Dahlan pernah tolong aho” ya Abah (panggilan akrab Dahlan Iskan) pernah menolong saya dan bukan hanya saya, Abah pun pernah menolong memotivasi 518 Direktur dan 4073 manajer ketika krisis industri tahun 2008 lalu (Video Dahlan Iskan bergairah : [youtube]ZLzhwQJkprE)

Terngiang kembali ketika saya menghadapi masalah di facebook, dan bagaimana heroiknya seorang Dahlan Iskan pagi pagi buta selepas subuh mencari nomer HP saya dari sekian ratus juta penduduk indonesia ini hanya untuk menulis sebuah pesan SMS motivasi : “Sy td mlm minta dicarikan no HP anda dan sdh dapat. Sy akan lakukan sesuatu utk kebaikan bersama semua pihak. Kita bersama-sama berusaha untuk keadaan lbh baik ya. ” Hingga kami semua dapat berdamai kembali.

Papa tahu semuanya pengalaman itu, setelah beberapa saat menatap TV nya papa menunduk “Ya Ho, Dahlan pernah tolong kita”, saya berusaha mengabaikan pembicaraan lebih lanjut. Dan seperti mendapat pertolongan, saya mendengar teriakan mama dari dapur, mengatakan bahwa makanan sudah siap, kami sekeluarga sangat patuh dengan mama, sebab kalau kami terlambat beberapa detik saja menjawab, maka mama akan sangat tersingung, hehehe benar benar keluarga yang aneh, di meja makan pun saya tidak berusaha bertanya apa pilihan mama di capres nanti sebab aku tahu mama akan menjawab “megawati” itu bukan karena mama pengamat berita tetapi hanya karena megawati seorang wanita, yah mama hanya memilih capres yang sama dengan dirinya, yaitu wanita.

Kami keluarga demokrasi, papa jokowi, mama megawati, dan saya Dahlan Iskan, mungkin pembantu saya akan memilih prabowo atau Wiranto sebab aku dengar pembantu saya suka dengan tentara.

Siang itu selepas makan ditaman depan rumah saya merenung kembali pembicaraan saya dan papa, papa sangat kuat memegang pilihannya karena media, media berhasil menjadikan papa saya seorang Jokower, papa hafal prestasi beliau bagi jakarta dari A sampai Z, dan saya? Apa yg saya tahu tentang Dahlan Iskan? Saya tidak tahu apa apa tentang beliau saya hanya punya pengalaman dengan beliau, Dahlan Iskan bagi saya adalah seorang Pahlawan berbaju putih, Dahlan tidak pernah menjual kisah heroiknya di media, dia hanya melakukan semuanya demi Indonesia, banyak orang mencibir beliau karena naik ojek, tidur di rumah penduduk, bersihkan WC, sapu jalan, dan naik kereta api, tetapi bagi saya itu bukan pencitraan sebab saya sudah tahu dan kenal beliau sejak 2008 bahkan sejak beliau belum jadi apa apa, itu semua sudah biasa dilakukan beliau, sudah biasa dahlan sapu pabrik, tidur di gudang, itu bakan hal yang istimewa bagi seorang Dahlan, lalu apakah Dahlan harus berubah setelah menjadi mentri? Beberapa kali saya mencoba menghubungi abah, namun sejak peristiwa terformatnya BB saya, saya kehilangan kontak dengan beliau.

Pembicaraan hari itu benar benar mempermalukan saya, saya baru sadar sebenarnya saya tidak benar benar mengenal dia yang saya sebut sahabat, dan dia yang menolong saya selama ini, saya hanya dapat memberi 1 alasan kepada papa saya mengapa saya memilih Dahlan Iskan “ya pa karena Dahlan pernah tolong aho”

Saya kaget, papa saya dengan berjalan tertatih tatih ke taman depan, ini hal yang tidak biasa dilakukannya, pasti ada sesuatu penting yang ingin disampaikan, saya bergegas membopohnya dan kita duduk menghadap sebuah pohon kamboja kecil didepan rumah, papa memandang pohon itu dan berkata “Ho kita pilih Dahlan Iskan”, aku kaget dan benar benar kaget, dengan mata berkaca kaca papa kembali mengulangi kembali kalimat pelatnya “kita pilih Dahlan iskan” , “kita pa?” , “ya kita pilih Dahlan”

Saya tidak berani bertanya “kenapa?” Lagi pula pembicaraan itu sudah berhenti, malam hari ketika saya hendak pulang ke surabaya meninggalkan pandaan kota orang tua saya, papa melambai tangan perpisahan, dia tahu, kalimat sore hari tadi meninggalkan tanda tanya besar, dan papa pun tahu aku tidak berani bertanya “kenapa?” Pada lambaikan tangan yg terakhir papa berkata dengan suara pelat nya “ya ho karena Dahlan pernah tolong kita”

Satu jam perjalanan menuju surabaya, saya menangis, bukan karena saya memenangkan seseorang untuk memilih abah, tetapi karena saya tau papa berubah karena sebuah pengalaman, bukan karena sebuah informasi, bagi rakyak kecil pengalaman lebih berbicara dari pada informasi, teladan lebih kuat dari semua pemberitaan di media, “terima kasih papa”

Kita semua pernah mengalami Dahlan, apa yg Dahlan lakukan adalah hal hal yang sederhana, menyapu, membersihkan WC, tidur di rumah penduduk, membaca Quran, bersholat di masjid itu hal yang sederhana tetapi semua kesederhanaan itu membawa beliau di kenal dan dicintai rakyat.

Dahlan yang saya kenal adalah seorang Raja media dengan 207 koran dan media cetak, 37 stasiun TV lokal, 40 percetakan tentu sangat mudah baginya untuk menjadi MEDIA DARLING dalam 24 jam, tetapi itu tidak abah lakukan, sebab MEDIA DARLING bukan tujuan hidup beliau, “abah tidak mau jadi orang lain” abah mau tetap menjadi abah yang sederhana, seorang menteri yang tidak malu untuk sapu lantai dan cuci WC, seorang menteri yang sederhana di mata Rakyat, abah lebih suka menjadi diri sendiri menjadi PEOPLE DARLING, hingga setiap orang berkata “saya pilih abah karena saya ada pengalaman dengan abah” bukan karena saya pernah bertemu dengannya, tetapi karena apa yg abah lakukan itu saya lakukan dalam keseharian saya. Itulah abah.

Saya cuma berandai andai seandainya JOKOWI dapat bersama sama DAHLAN ISKAN memimpin bangsa ini saya yakin papa dalam kondisi stroke akan senang dan bahagia saya ajak ke jakarta, kami siap jadi jurkam Jokowi dan Dahlan, walau papa stroke dan bicaranya pelat, tetapi beliau jurkam yang berapi api, semoga surat ini di baca oleh Dahlan dan Jokowi, bersatulah DEMI INDONESIA, sampai sejarah mencatat kalimat ini “Ya kami pilih Jokowi dan Dahlan karena mereka pernah tolong INDONESIA” amien

Beberapa hari setelahnya Saya baca kembali surat ini depan papa dan dia terharu bahagia, “kamu hebat ho, kita pilih mereka” katanya semoga Jokowi dan Dahlan dapat menolong lakukan sesuatu DEMI INDONESIA

Video Dahlan Iskan bergairah:


Penulis:
JOHAN YAN seorang motivator budaya kelahiran medan 7 juli 1974, mengenyam pendidikan arsitektur S1 Universitas Kristen Petra, pemegang 6 rekor MURI dalam 3 tahun berturut turut memotivasi 518 direktur 4073 manager, pengarang buku "poor is sin", Pria keturunan tionghua ini juga mendapat penghargaan gelar pangeran kehormatan dari Pakubuono XIII solo dalam bidang kebudayaan pada tahun 2012, Pada tanggal 19 mei 2012 Johan Yan dianugerahi kehormatan sebagai 10 orang berpengaruh dibidang budaya di indonesia. The Outstanding Young Persons (TOYP) yang di gagas oleh Junior Chamber International (JCI) ...

SUMBER: http://politik.kompasiana.com/2013/0...wi-588734.html



Biografi Dahlan Iskan
Diubah oleh samudra.cinta 21-01-2014 05:23
0
2K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan