- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menurut gue mengenai banjir di Jakarta


TS
momokun
Menurut gue mengenai banjir di Jakarta
Permisi agan-agan mohon maaf kalo ane salah tempat, ane cuman mau curhat dari berita-berita yang ane baca, comment-comment yang ane liat mengenai banjir tahun ini dan yang secara sengaja bikin kesal mengenai kinerja Gubernur di Jakarta. Maaf jika kata-kata kasar, kurang rapih dan tidak berkenan tapi ini pendapat gue.
Udah risih sama banjir yang terus-terus terjadi dan orang taunya garis besar pemeran utama dari banjir ini adalah tidak kebecusan pemerintah serta masyarakat dan “Masyarakat” yang membuang sampah di sungai. “Masyarakat” ini anda tahu lah siapa, yang bisa buang sofa sama kasur di kali dan mungkin kalau bisa dia dengan duit rakyatnya membeli sampah untuk dibuang ke kali agar bisa menjatuhkan “Orang yang Jujur” karena jadi orang Jujur itu susah di negara ini.
Oke it’s pointless buat ngebahas Sampah dan ketidakbecusan pemerintah, tapi gue mau membahas mengenai fenomena yang bakalan terjadi nanti sama Jakarta dan tidak diragukan. Rata-rata orang tidak mempedulikan “Menurunya Permukaan Tanah” liat tuh gue udah capslock. Disini bakalan terjadi yang namanya Gap antara “Orang kaya dan orang miskin” kenapa? Yang kaya dia menginvestasikan tanah yang udah semakin langka dan gak ada standart nya buat ruang terbuka hijau, dia akan terus membangun sampai mungkin setinggi-tingginya setiap tahun dan yang miskin bakalan pindah ke tempat baru yang tinggi serta secara tidak langsung juga menghancurkan lahan yang dianggap ruang terbuka hijau dan lain-lainnya.
Ini ilustrasinya yang gue buat agak hancur.

Di tahun 2013, mereka membangun rumah dengan gaya minimalisnya serta sebenarnya lantai kamar mereka start 2 meter di atas jalanan. Gak menentu juga sih tergantung mereka mau tingginya gimana. Di tahun 2015 jalanan tersebut bertahap ditinggikan setinggi-tingginya sehingga mereka hanya menyulap lantai 1 mereka yang sebelumnya kamar menjadi garasi dan ini bakalan terus terjadi kecuali pemanasan global menang lebih dahulu dan tanah di jakarta amblas lebih cepat dari pada kecepatan mereka membangun rumah.
Uniknya, penyumbang kedua hancurnya ketinggian permukaan tanah ini disebabkan oleh penggunaan Air Tanah atau SUMUR. Lagi-lagi ketidakbecusan pemerintah juga mengenai jaringan air yang ada sehingga menjadikan orang memakai air tanah, di sisi lain itu lebih murah dan juga cuman modal gali2an doang.
Penyumbang pertamanya apa? Ruang terbuka hijau! Semuanya semen, aspal, batu2an yang gak bisa menyerap air, sukses sudah air di atas semen jalan-jalan menumpuk. Dikarenakan apa? Liat tuh mall, bangunan seenak jidat semua.
Selain udah turun permukaan tanah, air laut meningkat di tambah Sampah2 yang dihasilkan oleh masyarakat dan “Masyarakat” ini. Liat kan manisnya skenario ini:
“Liat tuh kita membawa dan memakai alat-alat berat untuk membersihkan sampah, mengeruk and everyshit”
Di ujung sana sampahnya di puter abis di angkat alat-alat berat, di buang lagi di ujung sehingga terlihat manis kalau kita benar-benar bekerja. Ya sama saja pura-pura belajar, buku di buka doang, di baca kagak, biar keliatannya kerja. Dan ini dilakukan oleh oknum-oknum yang membenci kejujuran.
Dan yang terakhir, Masyarakat yang datang dari luar daerah yang gue boleh jujur bilang “Orang Bodoh”. Di sini bukan kerja tapi ngemis dan menjadi parasit di Kota Jakarta. Udah tau lah yang ini maksudnya apa, banyak sekali contohnya dari orang-orang yang tinggal sembarangan di pinggir kali and shit.
Ane terima
gan
Udah risih sama banjir yang terus-terus terjadi dan orang taunya garis besar pemeran utama dari banjir ini adalah tidak kebecusan pemerintah serta masyarakat dan “Masyarakat” yang membuang sampah di sungai. “Masyarakat” ini anda tahu lah siapa, yang bisa buang sofa sama kasur di kali dan mungkin kalau bisa dia dengan duit rakyatnya membeli sampah untuk dibuang ke kali agar bisa menjatuhkan “Orang yang Jujur” karena jadi orang Jujur itu susah di negara ini.
Oke it’s pointless buat ngebahas Sampah dan ketidakbecusan pemerintah, tapi gue mau membahas mengenai fenomena yang bakalan terjadi nanti sama Jakarta dan tidak diragukan. Rata-rata orang tidak mempedulikan “Menurunya Permukaan Tanah” liat tuh gue udah capslock. Disini bakalan terjadi yang namanya Gap antara “Orang kaya dan orang miskin” kenapa? Yang kaya dia menginvestasikan tanah yang udah semakin langka dan gak ada standart nya buat ruang terbuka hijau, dia akan terus membangun sampai mungkin setinggi-tingginya setiap tahun dan yang miskin bakalan pindah ke tempat baru yang tinggi serta secara tidak langsung juga menghancurkan lahan yang dianggap ruang terbuka hijau dan lain-lainnya.
Ini ilustrasinya yang gue buat agak hancur.

Di tahun 2013, mereka membangun rumah dengan gaya minimalisnya serta sebenarnya lantai kamar mereka start 2 meter di atas jalanan. Gak menentu juga sih tergantung mereka mau tingginya gimana. Di tahun 2015 jalanan tersebut bertahap ditinggikan setinggi-tingginya sehingga mereka hanya menyulap lantai 1 mereka yang sebelumnya kamar menjadi garasi dan ini bakalan terus terjadi kecuali pemanasan global menang lebih dahulu dan tanah di jakarta amblas lebih cepat dari pada kecepatan mereka membangun rumah.
Uniknya, penyumbang kedua hancurnya ketinggian permukaan tanah ini disebabkan oleh penggunaan Air Tanah atau SUMUR. Lagi-lagi ketidakbecusan pemerintah juga mengenai jaringan air yang ada sehingga menjadikan orang memakai air tanah, di sisi lain itu lebih murah dan juga cuman modal gali2an doang.
Penyumbang pertamanya apa? Ruang terbuka hijau! Semuanya semen, aspal, batu2an yang gak bisa menyerap air, sukses sudah air di atas semen jalan-jalan menumpuk. Dikarenakan apa? Liat tuh mall, bangunan seenak jidat semua.
Selain udah turun permukaan tanah, air laut meningkat di tambah Sampah2 yang dihasilkan oleh masyarakat dan “Masyarakat” ini. Liat kan manisnya skenario ini:
“Liat tuh kita membawa dan memakai alat-alat berat untuk membersihkan sampah, mengeruk and everyshit”
Di ujung sana sampahnya di puter abis di angkat alat-alat berat, di buang lagi di ujung sehingga terlihat manis kalau kita benar-benar bekerja. Ya sama saja pura-pura belajar, buku di buka doang, di baca kagak, biar keliatannya kerja. Dan ini dilakukan oleh oknum-oknum yang membenci kejujuran.
Dan yang terakhir, Masyarakat yang datang dari luar daerah yang gue boleh jujur bilang “Orang Bodoh”. Di sini bukan kerja tapi ngemis dan menjadi parasit di Kota Jakarta. Udah tau lah yang ini maksudnya apa, banyak sekali contohnya dari orang-orang yang tinggal sembarangan di pinggir kali and shit.
Ane terima


0
1.6K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan