- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pemenang Wirausaha Muda 2013, Ini Daftarnya


TS
ularpiton
Pemenang Wirausaha Muda 2013, Ini Daftarnya
--------------Welcome to Ularpiton Thread--------------
Quote:

Jakarta -Hari ini telah diumumkan jawara-jawara program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) dan Mandiri Young Technopreneur (MYT) 2013. Bertempat di Istora Senayan Jakarta, PT Bank Mandiri Tbk mengumumkan 10 jawara program WMM dan MYT 2013.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, WMM merupakan program strategis dari pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Menurutnya program ini mampu mengubah cara pandang mahasiswa tentang wirausaha, menjadikan sektor UMKM sebagi sektor idaman untuk berkarya serta dapat meningkatkan kualitas dan jumlah pengusaha kecil.
"Program ini tidak hanya kebanggaan bagi Bank Mandiri, tetapi juga bagi bangsa Indonesia yang memiliki generasi muda kreatif dan mampu berkontribusi pada masyarakat sekitar. Kami optimis program WMM maupun MYT, akan semakin menginspirasi generasi muda untuk menjadi pencipta lapangan kerja yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke arah yang jauh lebih baik," ujar Budi di Istora Senayan, Rabu (15/1/2014).
Pengumuman pemenang sendiri dibacakan langsung oleh Direktur Keuangan Pahala Mansury. Sementara penghargaan diserahkan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarief Hasan, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan didampingi Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin.
Berikut ini pemenang-pemenangnya.
Kelompok mahasiswa:
- Pemenang Kategori Industri, Perdagangan dan Jasa adalah Nicholas Kurniawan (Venus Aquatics)
- Pemenang Kategori Boga diberikan kepada Haidhar Wurjanto (Momomilk)
- Pemenang Kategori industri kreatif diberikan kepada David Yuwono (Drybag)
Kelompok pascasarjana dan alumni:
- Pemenang Kategori Industri, Perdagangan dan Jasa diberikan kepada Dea Angkasa Putri Supardi (PT Bakti Juang Charuban)
- Kategori Boga diberikan kepada Oktavia Kusumaningsih (Pradipta Jaya Food)
- Kategori Industri Kreatif diberikan kepada Septian Suryo (CV. Sefactor Pharma)
Sedangkan Penghargaan Mandiri Young Technopreneur (MYT) 2013 untuk Teknologi – IT:
- Pemenang pertama diberikan kepada Bloobis (Blood Bank Information System)
- Pemenang kedua diberikan kepada E-Segel (Elektronik Segel)
Teknologi – Non IT:
- Pemenang pertama diberikan kepada Adjuvant Herbisida
- Pemenang kedua diberikan kepada Auto Electric Stove for Batik (Astutik)
Para pemenang tersebut merupakan hasil seleksi dari 54 finalis WMM dan 10 finalis MYT yang disaring dari 6.745 peserta WMM dan 837 tim peserta MYT dari 516 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Proses penyeleksian pemenang dilakukan di 10 kota, yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Makassar dan Jayapura serta penjurian yang dilakukan di tingkat nasional pada 13 Januari 2014 di Jakarta, dengan juri yang berasal dari beragam profesi, seperti jurnalis, pengusaha, akademisi serta pejabat pemerintah.
(feb/dru)
[URL="http://finance.detik..com/read/2014/01/15/145021/2467794/5/bank-mandiri-umumkan-pemenang-wirausaha-muda-2013-ini-daftarnya"][B]SUMBER[/B][/URL]
Quote:
Quote:
Bermodal Rp 800 Ribu dan Tanpa Toko, Pria Ini Beromzet Rp 100 Juta/Bulan
(yg ini temen + bos ane gan, bangga bisa jadi distributornya doi
)
(yg ini temen + bos ane gan, bangga bisa jadi distributornya doi


Spoiler for Detail:
Jakarta -Banyak cara untuk bisa mandiri dan menghasilkan uang dari kreativitas. Seperti yang dilakukan oleh David Yuwono (23), dari Prasetiya mulya Business School.
Ia kini terbilang sukses menjalankan usaha tas dan sepatu dari bahan jeans Drybag. Ia hanya mengandalkan penjualan secara online tanpa outlet namun mampu meraup omzet Rp 80-100 jut/bulan.
Warga Cinere Depok ini membuat tas unik yang ia produksi di rumahnya dengan dibantu oleh 15 orang karyawan. Kisahnya memulai bisnis berawal dari fakta produk jeans di pasaran dijual dengan harga tinggi namun dengan kualitas yang tak istimewa.
"Dulu saya sempat kaget ada harga celana jeans nudie harga Rp 3 juta. Padahal celananya nggak terlalu bagus dari situ saya ada obsesi memulai sesuatu yang baru dengan konsep yang sama," katanya kepada detikFinance, di sela-sela penganugerahan Wirausaha Muda Mandiri, di Istora Senayan, Rabu (15/1/2014)
Akhirnya David membuat tas dari bahan jeans dengan konsep semakin lama tas dipakai, maka semakin keren karena ada tampilan luntur secara alami dan tas terlihat unik.
"Tas ini bisa bertahan sampai 5 tahun, biasanya warna yang keluar terlihat lebih dari 1,5 tahun, ini saya rintis April 2011. Hingga saat ini sudah mencapai Rp 80-100 juta per bulan," katanya.
David mengatakan, selain tas ia juga memproduksi sepatu dari kulit dengan membuat desain sendiri. Ia hanya melayani pembelian online tanpa outlet, calon pembeli langsung mengunjungi situs www.tasdrydenim.com
"Dahulu awalnya cuma modal Rp 800.000, karena kami bersyukur kami menang dalam lomba ini, kami bisa eksperimen lagi agar lebih baik," katanya.
Ia mengaku menjalankan bisnis selama kurang lebih 2 tahun bukan hal yang mudah. Ia banyak mengalami kendala karyawan yang sering keluar masuk (resign). Masalah bahan baku pun menjadi masalah karena kerap tak sesuai harapan.
"Tapi kini kami juga membuat tas yang oke, tak perlu menunggu 1,5 tahun warna luntur sudah keluar," katanya.
Produk yang ia jual sangat bervariatif misalnya harga tas uniknya dijual Rp 200.000-Rp 400.000, lalu produk sepatu dijual minimal Rp 190.000.
"Pemasaran masih menggunakan online, pembeli harus mentransfer, baru dikirim ke alamat pembeli," katanya.
Ia kini terbilang sukses menjalankan usaha tas dan sepatu dari bahan jeans Drybag. Ia hanya mengandalkan penjualan secara online tanpa outlet namun mampu meraup omzet Rp 80-100 jut/bulan.
Warga Cinere Depok ini membuat tas unik yang ia produksi di rumahnya dengan dibantu oleh 15 orang karyawan. Kisahnya memulai bisnis berawal dari fakta produk jeans di pasaran dijual dengan harga tinggi namun dengan kualitas yang tak istimewa.
"Dulu saya sempat kaget ada harga celana jeans nudie harga Rp 3 juta. Padahal celananya nggak terlalu bagus dari situ saya ada obsesi memulai sesuatu yang baru dengan konsep yang sama," katanya kepada detikFinance, di sela-sela penganugerahan Wirausaha Muda Mandiri, di Istora Senayan, Rabu (15/1/2014)
Akhirnya David membuat tas dari bahan jeans dengan konsep semakin lama tas dipakai, maka semakin keren karena ada tampilan luntur secara alami dan tas terlihat unik.
"Tas ini bisa bertahan sampai 5 tahun, biasanya warna yang keluar terlihat lebih dari 1,5 tahun, ini saya rintis April 2011. Hingga saat ini sudah mencapai Rp 80-100 juta per bulan," katanya.
David mengatakan, selain tas ia juga memproduksi sepatu dari kulit dengan membuat desain sendiri. Ia hanya melayani pembelian online tanpa outlet, calon pembeli langsung mengunjungi situs www.tasdrydenim.com
"Dahulu awalnya cuma modal Rp 800.000, karena kami bersyukur kami menang dalam lomba ini, kami bisa eksperimen lagi agar lebih baik," katanya.
Ia mengaku menjalankan bisnis selama kurang lebih 2 tahun bukan hal yang mudah. Ia banyak mengalami kendala karyawan yang sering keluar masuk (resign). Masalah bahan baku pun menjadi masalah karena kerap tak sesuai harapan.
"Tapi kini kami juga membuat tas yang oke, tak perlu menunggu 1,5 tahun warna luntur sudah keluar," katanya.
Produk yang ia jual sangat bervariatif misalnya harga tas uniknya dijual Rp 200.000-Rp 400.000, lalu produk sepatu dijual minimal Rp 190.000.
"Pemasaran masih menggunakan online, pembeli harus mentransfer, baru dikirim ke alamat pembeli," katanya.
[URL="http://finance.detik..com/read/2014/01/15/180229/2468142/480/1/bermodal-rp-800-ribu-dan-tanpa-toko-pria-ini-beromzet-rp-100-juta-bulan"][B]SUMBER[/B][/URL]
Quote:
Quote:
Tugas Kuliah yang Jadi Bisnis Ratusan Juta
Spoiler for Detail:
Jakarta -Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) awalnya memenuhi tugas dosen untuk membuat sebuah bisnis di sektor pertanian. Tugas dengan modal Rp 6 juta, kini jadi bisnis dengan omzet Rp 600 juta/tahun.
Kini bisnis lewat perusahaan bernama Adjuvant Herbisida ini, dipimpin oleh Puguh Roxa P.H, salah satu dari 3 mahasiswa IPB tersebut. Lewat bisnis ini, Puguh menjual pupuk cair organik dan pestisida organik. Bisnis pestisida ini yang menang dalam Wirausaha Muda Mandiri dengan hadiah Rp 50 juta.
"Awalnya ini hanya untuk tugas kuliah, waktu itu kami bikin bertiga. Proses pengerjaannya hampir 6 bulan. Kalau ditanya berapa modalnya, mungkin dalam 1 bulan kami habis Rp 1 juta, total habis Rp 6 juta. Ini mulai produksi Februari 2013 lalu. Pada 2013 lalu, dalam 1 bulan kami bisa memproduksi 500 botol, harganya per botol Rp 30 ribu," tutur Puguh kepada detikFinance dalam acara Wirausaha Muda Mandiri di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Pestisida yang dijual dibuat dari bahan alami. Untuk tahun ini, pemesan produk pestisida makin banyak, terutama dari pemilik lahan sawit. Puguh mengatakan, pihaknya berusaha memproduksi 3.000-7.000 botol per bulannya. Tiap botol, kapasitas pestisidanya 1 liter, yang menurutnya bisa digunakan untuk 1 hektar lahan sawit.
Saat ini, Adjuvant memiliki 5 pegawai tetap dan 15 pegawai harian. Lewat Wirausaha Muda Mandiri, Puguh menyatakan, pihaknya mencari jaringan pasar. Karena dirinya sulit untuk mendapatkan pasar yang besar.
"Tahun lalu omzet kami Rp 600 juta per tahun. Itu masih awal. Karena kebutuhan pestisida untuk sawit besar. Biasanya butuh 10 ribu botol, tapi kami belum sanggup memproduksinya," jelas Puguh.
"Jujur untuk pemasaran sangat sulit. Ini produk baru, kami perlu edukasi pasar yang jadi kendala. Semakin banyak yang tahu, maka semakin banyak yang pakai. Hebatnya produk kami dari bahan alami atau organik jadi lebih aman," kata Puguh.
[URL="http://finance.detik..com/read/2014/01/15/194613/2468219/480/tugas-kuliah-yang-jadi-bisnis-ratusan-juta"][B]SUMBER[/B][/URL]
Quote:
Quote:
Berawal Kepepet Biaya Kuliah, Pria 20 Tahun Ini Ekspor Ikan Hias Rp 100 Juta/Bulan

Spoiler for Detail:
Jakarta -Berawal karena kepepet cari uang untuk biaya kuliah, Nicholas Kurniawan akhirnya punya bisnis ikan hias yang omzetnya hingga Rp 100 juta/bulan. Padahal saat ini umurnya masih 20 tahun.
Nicholas memenangkan lomba Wirausaha Muda Mandiri dengan hadiah Rp 50 juta. Dia bercerita, bisnis ikan hias ia rintis sejak duduk di bangku SMA pada 2011 lalu, demi mengumpulkan uang untuk biaya kuliah.
"Sebenarnya saya sudah sejak SD jualan dan berbisnis. Waktu SD saya jualan mainan di kelas, sementara ibu saya jual makanan di luar sekolah. Kenapa saya pilih jualan ikan hias? Karena saya sudah lama menjalankan berbagai usaha tapi gagal terus. Saat usaha ikan, saya baru berhasil," ujarnya kepada detikFinance pada acara Wirausaha Muda Mandiri di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Nicholas mengatakan, bisnis ikan hias ini tidak bermodal, karena awalnya dia hanya menjadi makelar. Namun saat ini omzetnya tembus Rp 100 juta/bulan. "Saya ingin sampai triliunan," ujar mahasiswa Prasetiya Mulia Business School ini.
Dia bangga bisa memenangkan kompetisi Wirausaha Muda Mandiri, karena saingannya sangat berat. Kini bisnis Nicholas dijalankan melalui Venus Aquatics yang dipimpinnya.
Saat ini ini ekspor ikan hias Nicholas adalah ke Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China. Sebagian besar ikan yang diekspor adalah ikan arwana ke Eropa. "Dalam sebulan paling hanya bisa kirim 1 sampai 2 kali, tapi omzet bisa sampai US$ 10 ribu. Selain ikan hias ada yang lain, properti dan aplikasi bisnis online, tapi belum begitu berjalan, karena masih dalam penghembangan," paparnya.
Nicholas menargetkan pada umur 40 tahun bisa masuk daftar orang terkaya Forbes. "Kalau pun gagal, saya pasti akan bangkit lebih tinggi lagi. Saya sudah sering sekali gagal, banyak kegagalan," curhatnya.
(dnl/hen)
[URL="http://finance.detik..com/read/2014/01/15/191448/2468200/480/berawal-kepepet-biaya-kuliah-pria-20-tahun-ini-ekspor-ikan-hias-rp-100-juta-bulan"][B]SUMBER[/B][/URL]
Quote:
Quote:
Bisnis Abon Bayi Ini Bisa Datangkan Omzet Rp 80 Juta/Bulan

Spoiler for Detail:
Jakarta -Oktavia Hasim (33) alumni STIT, pemilik PT Pradipta Jaya Food asal Malang, Jawa Timur, bisa jadi orang yang beruntung. Rencana bisnisnya untuk membuat sebuah produk makanan olahan abon justru menghasilkan ide baru yang cemerlang.
"Awalnya membuat produk ini karena saya ingin membuat abon untuk bisnis, tapi bukan untuk balita. Tapi entah kenapa abon yang saya eksperimen malah jadinya abon untuk bayi," kenang Oktavia salah satu peserta Wirausaha Muda Mandiri, kepada detikFinance, Rabu (15/1/2014)
Ia juga tak menyangka ide awalnya yang menurutya biasa-biasa saja jadi ide baru yang segar. Maklum saja, umur-umur balita sangat sering mengalami gangguan sulit makan, keberadaan abon untuk balita bisa membantu selera makan seorang anak.
"Abon ini dapat digunakan bayi usia 8-10 bulan ke atas. Untuk rasanya ada rasa lele, patin, ayam, sapi dan salmon," katanya.
Meski menjual prodak olahan yang bahan bakunya umumnya daging dan berharga mahal. Ia tetap menawarkan harga produknya agar tetap bisa terjangkau masyarakat, misalnya yaitu kemasan abon lele, ikan patin dan lele ayam hanya Rp 25.000 sedangkan produk abon salmon harganya relatif mahal Rp 50.000 per bungkus.
"Cara menggunakan abon bayi ini hanya tinggal campurkan adonan ini ke nasi atau bubur banyaknya tergantung selera dari ibu, atau bisa juga dicampur dengan sayur lain," terang Oktavia
Ia menjamin produk abonnya tanpa bahan pengawet namun bisa tahan hingga 1,5 tahun karena tingkat keringnya sangat tinggi. Biasanya untuk 1 kemasan sudah habis dalam waktu 1 minggu.
"Saat ini kami ada 15 orang pekerja, dan 150 reseller di seluruh Indonesia meskipun sebagian besar masih di pulau Jawa," kata
Ia mencerikan awal bisnisnya hanya bemodal Rp 5.200. Namun sejalan berkembangnya bisnis abonnya, kini dari modal yang sangat kecil itu bisa meraup omzet per bulan mencapai Rp 75-80 juta per bulan.
Sebagai pemenang kompetisi wirausaha muda mandiri, ia merasa senang dan jadi bersemangat. Ia menargetkan bisa semakin banyak membuat varian rasa abon dari berbagai bahan baku pangan yang ada di masyarakat.
"Pokoknya target ke depan berikutnya mau buat abon vegetarian dari wortel sawi dan lain-lain. Setiap tahun harus bisa membuat produk baru pokoknya," katanya bersemangat.
Sebagai produk yang menyasar segmen anak-anak khususnya balita, ia sudah melakukan uji gizi terhadap produknya. Dari sekian produk, abon sapi yang paling tinggi nilai gizinya, namun abon dari ikan lele juga tak kalah baik.
"Makanya kami ingin mengembangkan untuk abon lele karena lebih murah dan lele itu lebih gampang bahan bakunya," ucapnya.
[URL="http://finance.detik..com/read/2014/01/16/082051/2468417/480/2/bisnis-abon-bayi-ini-bisa-datangkan-omzet-rp-80-juta-bulan"][B]SUMBER[/B][/URL]
Quote:
Quote:
Berawal dari Kepepet, Septian Ciptakan Sabun 'Ajaib' Serba Guna

Spoiler for Detail:
Jakarta -Kondisi kepepet kadangkala menjadi titik awal bagi seseorang untuk maju dan menghasilkan karya inovatif. Bahkan karya itu bisa jadi sebuah bisnis yang bisa menambah pundi-pundi keuangan.
Hal ini lah yang dilakukan Septian Suryo (25) dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Ia mendirikan Cv Sefactor Pharma, sebuah usaha pembuatan sabun pembersih multi fungsi.
"Ini adalah sabun cuci multiguna bisa untuk tangan piring pakaian motor dan mobil. Produk ini kami pastikan aman meskipun bisa untuk banyak hal," katanya kepada detikFinance, di sela-sela acara Wirausaha Muda Mandiri, di Istora, Senayan, Jakarta Rabu (15/1/2014)
Septian menceritakan awalnya bisnisnya ini hanya untuk tugas kampus yang ia ciptakan sendiri. Produk sabunnya ini meskipun multi fungsi namun tidak bsa digunakan di badan dan rambut.
"Awalnya penciptaan produk ini karena terdesak. Awalnya kami membuat produk terpisah baik untuk cuci tangan maupun untuk cuci perabot rumah tangga. Karena desakan customer dan kami sudah janji juga," katanya.
Padahal waktu itu menurut Septian, ia memiliki waktu yang mepet dan tenaga kerja yang terbatas bahkan dengan permintaan sabun yang lebih banyak. Dari sinilah, memutar otak untuk cari cara melayani mereka dengan menciptakan produk sabun yang multiguna.
"Usaha ini sudah berjalan selama dua tahun. Pemasaran saat ini masih di sekitar Makassar," katanya.
Septian menuturkan, kelebihan produknya daripada sabun lain yang ada di pasar karena lebih lembut di tangan. Selain itu bebas formalin dan mengandung bahan mineral air laut untuk mempermudah mengangkat kotoran.
Ia mengkisahkan sabun 'ajaibnya' ini diciptakan dari modal awal hanya Rp 25.000. Lalu ia mendapat bantuan dari kampus dengan suntikan modal Rp 14 juta untuk produksi massal sabun. Kini Septian baru mampu memproduksi 5 ton sabun hingga saat ini. Targetnya bisa memproduksi 14 ton dalam waktu 2 tahun ke depan.
"Sekarang omzet udah Rp 30 juta per bulan. Karyawan yang tetap 4 yang nggak tetap 5 orang," katanya.
Ia juga menyampaikan ketidakpercayaannya dan tak menyangka bisa menang dalam kompetisi Wirausaha Muda Mandiri yang diselenggarakan Bank Mandiri. Ia beralasan sejak awal tak terlalu niat ikut kompetisi bergengsi ini karena masih butuh waktu untuk produksi sabun.
"Padahal berkas tidak saya lengkapi. Tapi kemudian saya datang ke penjurian setelah ditelepon panitia padahal saya udah nggak berharap banyak awalnya," ungkap Septian.
[URL="http://finance.detik..com/read/2014/01/16/070104/2468376/480/1/berawal-dari-kepepet-septian-ciptakan-sabun-ajaib-serba-guna"][B]SUMBER[/B][/URL]
Quote:
Quote:
Bikin Website Donor Darah, 2 Orang Ini Dapat Rp 50 Juta dari Bank Mandiri

Spoiler for Detail:
Jakarta -Darah sangat penting bagi seorang yang menderita penyakit tertentu atau mengalami luka parah. Namun, mencari darah yang sesuai dengan golongan cukup sulit. Dua orang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) membuat terobosan baru.
Adalah Andhika Pratomo dan Yogantara S. Darmawan yang mengusung website Bloobis.com, singkatan dari (Blood Bank Information System), yang membantu para pencari darah untuk mencarikan donor dengan golongan darah tepat.
"Pertama saya prihatin dengan PMI (Palang Merah Indonesia) dan juga orang-orang yang membutuhkan donor darah. Mereka susah menemukan pendonor yang mau menyumbangkan darahnya untuk korban. Bloobis ini berusaha untuk menjembatani keduanya," kata Andhika kepada detikFinance di acara Wirausaha Muda Mandiri di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Bloobis saat ini memang masih bersifat prorotype yang awalnya didesain untuk tugas kuliah. Pembuatan website ini hanya bermodalkan Rp 1 juta-Rp 2 juta saja. "Cara kerjanya ada 2, pencarian informasi pendonor dan pemesanan darah bagi korban," katanya.
Jadi bila ada orang yang membutuhkan darah bisa mendaftar di website ini, dan akan mendapatkan pesan singkat (SMS) bila ada pendonor dengan golongan darah sesuai kebutuhan, dan lokasinya dekat dengan pencari darah tersebut.
Bloobis memenangkan Wirausaha Muda Mandiri untuk katagori teknologi dengan hadiah Rp 50 juta.
"Perasaan saya terharu dan bangga jadi pemenang, karena tak menyangka website kami yang masih prototype menang. Kami masih berencana bekerjasama dengan PMI Jawa Timur, masih dalam proses diskusi. Semoga saja dengan sistem ini akan semakin banyak nyawa orang yang tertolong karena terancam meninggal akibat kekurangan darah," papar Andhika.
Sampai saat ini, website ini belum menghasilkan uang dan mencari duit dari lomba-lomba. Namun ke depan, orang yang memesan darah dikenakan tarif Rp 10 ribu per pemesanan. Kami saat ini kerjasama dengan unit donor darah di Gresik, Surabaya dan Sidoarjo. Ada ratusan orang yang siap mendonorkan darahya.
"Kami lagi proses memasukkan proposal ke dinas kesehatan pusat dan PMI pusat. Uang Rp 50 juta ini lebih dari cukup untuk membangun sistem aplikasi yang lebih baik," tutur Andhika.
(dnl/hen)
[URL="http://finance.detik..com/read/2014/01/15/165915/2467998/480/bikin-website-donor-darah-2-orang-ini-dapat-rp-50-juta-dari-bank-mandiri"][B]SUMBER[/B][/URL]
Quote:
Semoga bisa jadi Inspirasi buat agan-agan semua
Quote:
Ane sangat Terima







Diubah oleh ularpiton 01-02-2014 09:06
0
7.9K
Kutip
43
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan