Suka beefsteak atau sate? Sebaiknya batasi konsumsinya. Karena penelitian terbaru menemukan senyawa super mutagenik yang dapat meningkatkan risiko baru konsumsi daging panggang

Seperti yang dilansir dalam Mnn (13/01/2014), sebelumnya telah ada berbagai risiko dari mengonsumsi daging panggang untuk sementara waktu. Seperti kanker serta penyakit jantung yang disebabkan karena konsumsi daging yang sedikit berwarna hitam atau gosong akibat proses pembakaran.

Para peneliti di Oregon State University telah menemukan risiko baru yaitu senyawa yang ratusan kali lebih mutagenik, yang berarti bahwa mereka dapat menyebabkan kerusakan DNA dalam sel yang pada gilirannya dapat menyebabkan kanker daripada senyawa induknya yang terkenal karsinogen.

Senyawa induk, yang dikenal sebagai hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) merupakan kelompok besar bahan kimia yang dihasilkan selama pembakaran. Bisa dihasilkan dari batubara, minyak dan gas, sampah, atau zat organik lainnya seperti tembakau ataupun daging panggang.

Apa yang ditemukan para peneliti adalah bahwa ketika PAH menjadi nitrasi oleh kimia berinteraksi dengan nitrogen, mutagenisitas mereka meningkat. Ketika ini PAH nitrasi (disebut NPAHs) berinteraksi dengan satu kelompok nitrogen, mutagenisitas dapat meningkatkan enam sampai 432 kali lebih banyak dari senyawa induk. NPAHs berdasarkan dua kelompok nitrogen bisa 272-467 kali lebih mutagenik.

Menurut catatan pernyataan tentang penelitian, senyawa ini sebelumnya tidak diketahui keberadaannya. Hal ini mulai meningkatkan kekhawatiran mengenai dampak kesehatan dari tercemarnya udara perkotaan atau paparan pengolahan makanan.

"Beberapa senyawa yang telah ditemukan baru-baru ini jauh lebih mutagenik daripada yang sebelumnya diketahui. Sebagian berasal dari lingkungan sebagai akibat polusi udara dari kendaraan berat atau beberapa jenis persiapan makanan," tutur Staci Simonich, seorang profesor kimia dan toksikologi di OSU College of Agricultural Sciences.

"Akan tetapi kami belum mengetahui pada kadar berapa senyawa ini dapat menyebabkan karsinogenik, dan ini akan dieksplorasi dalam penelitian lanjutan," katanya.




Smoga bermanfaat