ini cuma cerita tentang kehidupanku dengan permasalahan-permasalahan yang ku hadapi, hal ini kisah nyata dari apa yang aku hadapi setiap harinya dan semoga dapat menjadi pembelajaran bagi setiap orang yang membaca cerita ini, dan ceritaku ini adalah menggambarkan kehidupanku dari sudut pandangku dan bukan sudut pandang orang lain, jadi jika anda tidak terima tentang semua apa yang aku tuliskan, maka jangan baca tulisan ini.

Aku seorang pria yang sangat biasa-biasa saja, dulu aku memiliki kehidupan yang sangat membahagiakan dan aku rasa sangat berwarna. tapi aku tahu sekarang sudah terlambat untuk membalikkan semuanya seperti dulu ketika aku masih memiliki semua harapan, impian, kebebasan dan warna dalam hidup itu.
memang aku mengakui kesalahanku kepada tuhan, aku hanya berdoa ketika aku dalam kesusahan dan tidak mengingatnya saat aku berada dalam kesenangan.
coba kalian bayangkan: aku memiliki kedua orang tua yang rela berhutang demi menyekolahkan kelima anaknya sampai mereka menjadi sarjana, memiliki saudara yang rela memnyisihkan sebagian dari penghasilannya ketika adik-adiknya membutuhkan uang untuk biaya kuliah, memiliki sahabat yang sejak dulu kala ada ketika aku sedih, aku senang tanpa memandang apakah kamu sekarang punya uang atau tidak, kita kumpul pada saat ada atau tidak ada kiriman uang dari keluarga dirumah. dan aku memiliki wanita super yang menemaniku ketika susah ataupun senang, dalam senang maupun sedih, dalam tawa dan air mata.
namun itu sudah menjadi kenangan untukku sekarang, dan tidak mungkin aku menyesalinya saat ini.
kutukan tiga "TA" memang benar adanya, harTA, tahTA, dan waniTA sangat mempengaruhi hidupku saat ini. ketika hartaku tidak ada, maka tidak ada keinginan untuk memiliki lebih, lebih dan lebih. namun ketika harTA sudah didapat apalagi dengan cara yang mudah, kemuan akan sesuatu meningkat, perasaan tinggi hati mulai timbul, ingini memiliki lebih, tidak cukup akan satu hal saja, dan lupa cara bersyukur, itulah yang aku dapat saat ini.
Aku sangat sedih dan menyesal saat ini, dulu aku memiliki orang-orang yang sangat menyayangi aku, ketika aku mengenal wanita yang sekarang menjadi ibu dari anak-anakku.
terus terang aku mencintainya, tapi sangat banyak hal yang sangat tidak sejalan dengan apa yang ditanamkan oleh keluargaku saat ini.
semenjak mengenalnya, aku lupa akan keluargaku, aku diultimatum untuk tidak lagi memberikan bantuan kepada keluargaku (padahal dalam agamaku, ketika seorang laki-laki sudah berkeluarga, tidak ada pilihan antara memberikan nafkah kepada istri dan orang tua hukumnya sama) dan tidak ada dalam kamus orang yang bersedekah atau berbagi adalah orang miskin karena Allah maha adil dan pasti akan memberikan balasan yang lebih dari ini. aku harus bersembunyi, menyimpan hasil kerja sampinganku untuk memberikan orang tuaku makan atau tambahan untuk membayar hutangnya.
bagaimana perasaan seorang anak yang meninggalkan orang tuanya yang sejak dalam kandungan merawatku dan sekarang setelah aku menikah aku harus meninggalkannya? astagfirullahaladzim,,, aku takut aku menjadi anak durhaka kepada kedua orang tuaku.
kepada saudara-saudaraku, selama ini aku tidak ingin membuat masalah dengan keluargaku, sebisa mungkin aku membantu walaupun mereka mungkin tidak memperhatikanku, karena aku yakin bahwa jika kita berbuat baik terhadap siapapun, maka akan dapat balasan yang lebih dari itu. sekarang aku diharuskan tidak menolong seseorang karena dia cuek terhadapku, bukan karena materi yang diberikan kk iparku, tapi aku menghormati kakakku dan tidak ingin ada pertikaian antara saudara, biarlah kami yang lebih kecil yang mengalah. akan tetapi apa? sekarang istriku tidak menyukai istri kakakku, dan aku harus ikut untuk tidak menyukainya? astagfirullahaladzim, aku tidak ingin seperti ini kehidupanku,
teman-teman yang selama ini menemaniku sejak SMA sampai aku berhubungan dengan istriku harus menjaga jarak karena apa? hanya karena mereka adalah teman dari mantanku? dan aku harus memutus tali silaturahmi kepada mereka yang berteman dengan mantanku.
astagfirullahaladzim,,, jika aku tidak mencintainya aku tidak akan menikahinya. begitu aku menjelaskan agar aku bisa berteman, aku tidak pernah memilih teman, baik itu golongan miskin, kaya, putih kulitnya atau hitam, dan sekarang aku harus memutus semua hubunganku demi satu orang? aku lakukan semuanya demi istriku tercinta....

aku orang yang sangat bodoh ketika aku cuma dibutakan oleh fisik semata, aku dibutakan hanya karena tampilan luar dari wanita. benar yang disabdakan rasulullah wanita lebih tajam daripada 1000 pedang.
aku ketika itu memiliki segalanya, aku hancurkan semuanya dengan 1 orang yang kini selalu membuat hatiku mengerucut dengan mempermasalahkan hal-hal yang tidak semestinya dipermasalahkan.
hal kecil, hal besar yang harusnya menjadi suatu pelajaran berharga bagi kami.
aku tinggalkan keluargaku untuk sesuatu yang saat itu aku anggap akan membuatku bahagia, aku tinggalkan saudara-saudaraku karena aku anggap ini akan membuat hidupku lebih baik, aku tinggalkan sahabat-sahabatku karena aku anggap tidak akan bermasalah seperti ini dikemudian hari, dan aku tinggalkan belahan jiwaku untuk hidup dengan orang yang selalu menyakitiku, yang selalu menurunkan derajatku, menghina keluargaku, mencemooh teman-temanku.
astagfirullahhaladzim
maaf apabila ada yang merasa tersakiti dari tulisan ini, aku cuma ingin bercerita saja, karena aku sudah tidak memiliki tempat untuk bercerita selain disini dan dengan Allah SWT.
maaf untuk waktu yang terbuang untuk membaca cerita sampah ini, semoga aku masih diberikan kesabaran yang lebih untuk melewati hari-hari ini menjadi ayah yang baik dan suami yang baik, serta anak yang baik kepada kedua orang tuaku, menjadi saudara yang baik untuk saudara-saudaraku, dan menjadi orang yang baik untuk semua orang didunia.

Aamiin