Kaskus

News

wahwibsonAvatar border
TS
wahwibson
ISSaCT Kecam Bungkamnya Dunia Atas Kekejaman Mesir
Koordinator "The Institute of Strategic Studies and Civilizational Transformarion (ISSaCT)" Drs Sapto Waluyo, M.Sc mengecam sikap dunia yang bungkam dengan kekejaman junta militer di Mesir.

"Apa yang terjadi di Mesir bukan konflik antara warga versus pemerintah, melainkan pembantaian massal. Rakyat dan mahasiswa melakukan aksi damai untuk mengembalikan pemerintahan yang sah, tapi rezim militer di bawah kontrol Jenderal Abdel Fattah al-Sisi justru menyerang brutal," katanya di Jakarta, Sabtu.

Ia menambahkan, pernyataan itu diungkapkan dalam acara "Public Lecture" bersama Prof Tareq Masoud dari John F. Kennedy School of Government dari Universitas Harvard, Amerika Serikat.

Sapto Waluyo, yang melakukan riset tentang Mesir pasca-Revolusi 25 Januari 2011 mengemukakan bahwa penguasa Mesir menuding organisasi Ikhawanul Muslimin sebagai teroris.

"Padahal aparat sendiri yang mengerahkan preman dan agen intelijen untuk membuat keonaran," kata

Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) yang menamatkan S-2 dengan kajian terorisme di S Rajaratnam School of International Studies (RSIS) kampus Nanyang Technological University (NTU) Singapura itu.

Sementara itu, dalam kuliah umum bertajuk "Democracry Revised: Global Experience" Prof Tareq Masoud membenarkan Ikhwanul Muslimin sejak berdiri 1928 menjalankan prinsip gerakan sipil damai (non-violence).

Karena itu, Tareq menepis tudingan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.

Ia mengemukakan bahwa pada tahun 1942, Hassan al-Banna selaku pendiri Ikhwanul Muslimin ikut serta dalam pemilihan umum dan mendukung proses demokrasi.

"Al-Banna memandang demokrasi yang menghargai kebebasan dan menjaga kehormatan manusia sebagai sistem yang sesuai dengan nilai Islam," ungkap Tareq yang menulis disertasi PhD tentang pengaruh gerakan Ikhwan di Universitas Yale, Amerika Serikat.

Menurut dia kondisi Mesir saat ini lebih buruk dari era Husni Mubarak dan Gamal Abdel Nasser.

"Keamanan warga terancam dan kebebasan sipil serta pers tertekan. Itu kemunduran besar bagi kelompok liberal dan demokrat, tak hanya ujian berat bagi Islamis," katanya.

Indonesia kondusif


Sedangkan politisi muda dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dr Zulkieflimansyah mengakui kondisi di Indonesia lebih kondusif untuk perkembangan demokrasi.

"Militer di Indonesia turut serta dalam proses reformasi. Kekuatan sipil dan gerakan mahasiswa juga masih besar pengaruhnya. Karena itu, rezim otoritarian kecil kemungkinan tampil kembali di Indonesia, beda dengan Mesir," kata Zul yang pernah menjabat Ketua Senat Mahasiswa Universitas Indonesia (SMUI) dan menjadi "visiting scholar" di Universitas Harvard.

Untuk itu, PKS sepakat dengan seruan ISSaCT agar dunia, dalam hal ini PBB dan OKI berinisiatif menghentikan pembantaian di Mesir.

Sapto Waluyo menambahkan bahwa tindakan Al-Sisi lebih buruk dari Jenderal Pinochet dari Chili, sehingga pantas dituntut di Mahkamah Internasional.(fr)
ember
========================================================================================
mana ya penjuakl demokrasi, sama hamburger....emoticon-Bingung (S)
0
720
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan