Jakarta, Sejak diberlakukan per 1 Januari lalu, perjalanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mulai mendapat beberapa respons, baik dari masyarakat maupun tenaga kesehatan. Salah satunya dari Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Emi Nurjasmi. Ia mengungkapkan perlunya pengkajian kembali aturan mengenai melahirkan gratis.

Ditemui dalam acara deklarasi pembentukan Satgas Profesi guna memantau dan mengawasi jalannya JKN, yang diselenggarakan di Kantor PB IDI, Jl G.S.S.Y Ratulangie, Jakarta, Jumat (10/1/2014), Emi menegaskan dukungannya terhadap JKN. Hanya saja, sejauh ini ada beberapa hal yang perlu diubah kebijakannya.

"Kami dari IBI sangat menyambut baik pembentukan satgas. Banyak masalah yang terjadi di masyarakat, termasuk di antaranya masalah pelayanan kebidanan," ujar Emi.

Menurut Emi, ruang lingkupnya di kebidanan lebih berorientasi kepada kesehatan reproduksi wanita. Salah satu masalah yang perlu dikaji oleh pemerintah adalah tidak adanya pembatasan jumlah bayi yang bisa dijamin biaya kelahirannya oleh JKN.

Jika sebelumnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sudah mencanangkan penduduk Indonesia maksimal memiliki 2 orang anak guna mengendalikan jumlah penduduk, dikhawatirkan biaya kelahiran yang sepenuhnya dijamin oleh negara justru akan membuat angka kelahiran 'membludak'.

"Berarti jadi tambah tidak mikir lagi mau punya banyak anak, karena lahir berapa pun akan dijamin oleh negara. Bisa jebol nanti," tutur Emi.

Baginya pengendalian penduduk tetap harus diprioritaskan meskipun pemerintah ingin menjamin kesehatan seluruh warganya. Paling tidak, hal ini bisa diwujudkan dengan pembatasan yang jelas berapa jumlah kelahiran dalam satu keluarga yang biayanya akan ditanggung pemerintah.

"Sejauh ini saya belum baca informasi mengenai jumlah persalinan yang gratis itu sampai anak keberapa. Kalau tidak ada batasnya nanti anak kesepuluh pun juga gratis," tegasnya.

[url]http://health.detik..com/read/2014/01/10/191903/2464604/763/ibi-batasi-biaya-melahirkan-gratis-kalau-tidak-bisa-jebol[/url]