Magetan, Benjolan sebesar sebutir telur ayam yang semula tumbuh di betis kanan Slamet (59) sudah lama diangkat. Meski begitu, muncul tumor kecil-kecil yang tumbuh merata di sekujur tubuhnya. Tersiksa dengan rasa sakit dan perih yang kerap muncul, ditambah kesulitan bernapas dan melihat, Slamet yang semakin tua tidak bisa lagi bekerja. Kini sehari-hari dia hanya tergolek di kasur.

Suwaji, adik Slamet, menuturkan dialah yang sehari-hari menunggui kakaknya. Apalagi Slamet kini tidak lagi bisa mencari rumput dan memelihara hewan ternak seperti beberapa waktu sebelumnya.

"Selama ini ya saya yang terus menjaganya. Kalau kakak saya itu butuh apa, ya saya yang harus membantu dia. Sebab saudara-saudara saya yang lain rumahnya jauh-jauh," kata Suwaji saat ditemui di kediamannya di Dusun Dilis, Kecamatan Nguntoronad,i Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Rabu (8/1/2014).

Jika penyakitnya kambuh, Slamet mengeluhkan sekujur tubuhnya terasa gatal dan perih. Sementara jika rasa gatal tersebut digaruk maka akan bertambah sakit. Apalagi tumor kecil-kecil itu menutupi lubang hidung Slamet dan tumbuh di sekitar mata. Alhasil Slamet kesulitan bernapas dan melihat.

Menurut Slamet, awal penyakit aneh yang dideritanya muncul saat ia masih berumur 12 tahun. Berawal dari satu benjolan kecil yang tumbuh di betis kanan. Saat itu kedua orang tua Slamet, Arjo Jamin dan Painem, membawa Slamet ke rumah sakit untuk dioperasi.

Namun bukannya sembuh dan makin sehat, namun lama-kelamaan malah tumbuh tumor kecil-kecil yang semakin banyak. Beberapa tahun kemudian jumlah benjolan di tubuh Slamet semakin merata mulai ujung kepala hingga telapak kaki.

Kondisi ekonomi keluarga Slamet yang sangat miskin, membuat kedua orang tuanya tak bisa membawa Slamet berobat kembali. Ditambah lagi kini kedua orang tua Slamet telah meninggal dunia, sehingga Slamet harus menahan sakit hingga usianya semakin tua.

Dikutip dari Daily Mail, Rabu(8/1/2014), Slamet diyakini menderita neurofibromatosis. Neurofibromatosis adalah suatu kondisi genetik yang menyebabkan pertumbuhan tidak terkendali di sepanjang saraf. Neurofibromatosis, kelainan warisan di mana jaringan saraf tumor (neurofibromas) terbentuk di kulit, lapisan bawah kulit (subkutan jaringan), dan saraf dari otak (saraf kranial) dan sumsum tulang belakang (akar saraf tulang belakang).

Kelainan genetik ini menyebabkan pertumbuhan tak terkendali di sepanjang jaringan saraf, yang biasanya ditandai dengan pembengkakan atau benjolan di jaringan saraf. Hal ini dapat memberikan tekanan pada saraf yang terkena dan menyebabkan rasa sakit, kerusakan saraf yang parah, dan hilangnya fungsi di wilayah yang dilewati oleh saraf. Masalah lain yang timbul adalah sensasi atau gerakan tertentu, tergantung pada saraf yang terkena.

Meskipun banyak orang yang mengalami kondisi ini karena mewarisinya dari orang tua, namun hingga 50 persen mengembangkan kondisi ini secara acak akibat mutasi gen sebelum lahir. Meskipun penampilannya mengerikan dan mengkhawatirkan, akan tetapi penyakit ini tidak bersifat kanker dan tidak menular.

[url]http://health.detik..com/read/2014/01/08/174432/2462009/763/tumor-makin-banyak-pria-asal-magetan-ini-hanya-bisa-tergolek-di-kasur?l992206755[/url]

NB: GAMBAR SENGAJA DI SPOILER SUPAYA KALIAN GAK NGILU LIAT PENDERITAANYA.

Ane Jadi Ngeri Liat Mukanya Gan