JAKARTA - Asosiasi Metalurgi dan Material Indonesia (AMMI) menilai kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah yang akan diterapkan pada 12 Januari 2014 mempunyai ruang lingkup yang luas bagi Tanah Air.Ketua Umum AMMI Ryad Chairil mengatakan, larangan ini bukan semata-mata bertujuan untuk menghentikan kegiatan pengusahaan pertambangan di Indonesia.

"Saya contohkan pada pengolahan bijih besi dan pasir besi menjadi sponge iron atau pig iron, hal ini akan memperkuat struktur industri besi dan baja dalam mendapatkan bahan baku," ucap Ryad di Jakarta, Selasa (7/1/2014).

Pasalnya menurut Ryad, saat ini hampir 80 persen industri besi dan baja di Indonesia masih mengandalkan pasokan dari impor."Sementara itu, konsumsi besi baja Indonesia tahun 2013 sudah mencapai 10 juta ton," tambahnya.

Selain itu, dirinya menuturkan pengolahan bauksit menjadi alumina pun akan memperkuat industri hilir aluminium. Seperti PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebagai satu-satunya pembuat aluminium ingot yang dimiliki Indonesia dengan kapasitas produksi 250 ribu ton per tahun, membutuhkan alumina sebanyak 500 ribu ton. Saat ini kebutuhan aluminium Indonesia sepanjang 2013 mencapai 800 ribu ton."Alumina tersebut masih diimpor dari Australia. Padahal Indonesia itu memiliki cadangan bauksit yang besar," pungkasnya. (kie) (wdi)

[Url] http://m.okezone.com/read/2014/01/07/19/922890/larangan-ekspor-mineral-tak-hentikan-pertambangan-ri[/url]

Hehe letak indonesia yg sangat strategis merupakan harga jual yg tinggi..kalo mau ekspansi perusahaan tambang asing coba cari negara kek indo paling dkt ya afrika yg belum tereksplore n amerika selatan yg jauh...
Kebijakan ini sangat menguntungkan indo selain mengurangi defisit perdagangan, disisi lain bisa membuat harga bahan2 tambang yg sudah diproses bisa bih murah kalo di proses di dalam negeri .. sisi jeleknya pajak impornya ga dpt

Tp pemasukan pajak tambangnya dikencegin dong