- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
SISTEM PENGELOLAAN AIR HUJAN LOKAL YANG RAMAH LINGKUNGAN


TS
rambut basah
SISTEM PENGELOLAAN AIR HUJAN LOKAL YANG RAMAH LINGKUNGAN
Setelah belajar buat UAS besok malah muncul ide buat trit ini
silahkan di baca dan di komen
===============================================
Pengelolaan air hujan secara lokal yang ramah lingkungan dikenal dengan teknik “Low Impact Development” (LID). Konsep pengelolaan air hujan dengan
teknik ini adalah pengelolaan air hujan dengan skala mikro yang dilakukan
dilokasi atau di sekitar daerah tangkapan air hujan. Pengembangan
prinsip LID dimulai dengan pengembangan teknik bioretensi di
Prince Gorge’s County, Maryland pada pertengahan tahun 1980. LID
dikembangkan untuk mempertahankan kondisi lingkungan dari dampak negatif yang terjadi akibat perkembangan ekonomi dan keterbatasan praktek pengelolaan air hujan konvensional.
Sistim drainase konvensional direncanakan dengan konsep mengumpulkan, mengalirkan dan membuang air limpasan permukaan secepat dan efisien mungkin. Sistim drainase konvensional yang efisien kinerjanya akan menurunkan penambahan air tanah, meningkatkan
volume limpasan permukaan, mempersingkat waktu pengaliran,
meningkatkan frekuensi dan menambah besarnya banjir. Hal ini akan menambah tingkat kemungkinan terjadi banjir/genangan di daerah hilir daerah
tangkapan air, penurunan kualitas badan air, dan erosi. LID dikembangkan
dengan memanfaatkan teknologi yang telah ada dan murah tetapi dapat
mempertahankan kelestarian lingkungan.
Teknologi LID diharapkan mampu untuk mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pengembangan suatu daerah, dengan mencapai keseimbangan antara konservasi, perkembangan, proteksi ekosistim dan
kualitas hidup. Teknologi LID di dalam mengelola air hujan ialah mempertahankan kondisi hidrologi suatu daerah yang dikembangkan sama dengan kondisi hidrologi awal daerah tersebut pada saat sebelum dikembangkan. Usaha yang perlu dilakukan adalah mempertahankan dan meningkatkan intensitas infiltrasi, penyaringan, penampungan, penguapan dan tahanan limpasan permukaan.
LID memanfaatkan praktek pengelolaan air hujan yang terintegrasi antara sistim drainase lokal, skala kecil, dan pengendalian sumber daya air regional.
Praktek pengelolaan air hujan yang terintegrasi ini tidak hanya tergantung pada jaringan saluran drainasi dan bangunan pengontrolnya, tetapi juga
memanfaatkan gedung-gedung, infrastruktur drainase dan penataan
lahannya dalam usaha menahan aliran air hujan ke daerah hilir. Untuk
mempertahankan kodisi hidrologi dari wilayah yang dikembangkan seperti
kondisi awal, teknologi pengelolaan air hujan dengan LID memfokuskan pada
beberapa elemen utama hidrologi.
Elemen utama yang harus diperhatikan adalah meminimumkan limpasan
permukaan dengan mengurangi perubahan lahan menjadi lahan kedap air. Selain itu perlu pula memperbanyak tumbuh-tumbuhan penutup tanah
seperti lahan yang tertutup rumput dan tanam-tanaman. Memperlama waktu
konsentrasi dengan memperpanjang jalur aliran, meningkatkan kekasaran dengan mengurangi penggunaan saluran pasangan atau pipa, melakukan
konservasi dari sistrim drainase alam sehingga dapat menurunkan puncak
banjir. Tampungan air yang permanen atau sementara sangat diperlukan untuk
mengontrol volume dan puncak banjir, serta kualitas air limpasan.
Cara berikut adalah teknik tradisional yang sering di pakai untuk menampung
air agar volume dan puncak banjir
menurun:
1. Menggunakan saluran dengan bangunan check yang menahan aliran.
2. Saluran lebar dengan kemiringan kecil (Long Storage).
3. Penampungan air hujan dengan tangki air penampung.
4. Penampungan air hujan di atap rumah.
5. Penampungan dangkal dilapangan parkir.
6. Lahan basah dan kolam-kolam
silahkan di baca dan di komen
===============================================
Pengelolaan air hujan secara lokal yang ramah lingkungan dikenal dengan teknik “Low Impact Development” (LID). Konsep pengelolaan air hujan dengan
teknik ini adalah pengelolaan air hujan dengan skala mikro yang dilakukan
dilokasi atau di sekitar daerah tangkapan air hujan. Pengembangan
prinsip LID dimulai dengan pengembangan teknik bioretensi di
Prince Gorge’s County, Maryland pada pertengahan tahun 1980. LID
dikembangkan untuk mempertahankan kondisi lingkungan dari dampak negatif yang terjadi akibat perkembangan ekonomi dan keterbatasan praktek pengelolaan air hujan konvensional.
Sistim drainase konvensional direncanakan dengan konsep mengumpulkan, mengalirkan dan membuang air limpasan permukaan secepat dan efisien mungkin. Sistim drainase konvensional yang efisien kinerjanya akan menurunkan penambahan air tanah, meningkatkan
volume limpasan permukaan, mempersingkat waktu pengaliran,
meningkatkan frekuensi dan menambah besarnya banjir. Hal ini akan menambah tingkat kemungkinan terjadi banjir/genangan di daerah hilir daerah
tangkapan air, penurunan kualitas badan air, dan erosi. LID dikembangkan
dengan memanfaatkan teknologi yang telah ada dan murah tetapi dapat
mempertahankan kelestarian lingkungan.
Teknologi LID diharapkan mampu untuk mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pengembangan suatu daerah, dengan mencapai keseimbangan antara konservasi, perkembangan, proteksi ekosistim dan
kualitas hidup. Teknologi LID di dalam mengelola air hujan ialah mempertahankan kondisi hidrologi suatu daerah yang dikembangkan sama dengan kondisi hidrologi awal daerah tersebut pada saat sebelum dikembangkan. Usaha yang perlu dilakukan adalah mempertahankan dan meningkatkan intensitas infiltrasi, penyaringan, penampungan, penguapan dan tahanan limpasan permukaan.
LID memanfaatkan praktek pengelolaan air hujan yang terintegrasi antara sistim drainase lokal, skala kecil, dan pengendalian sumber daya air regional.
Praktek pengelolaan air hujan yang terintegrasi ini tidak hanya tergantung pada jaringan saluran drainasi dan bangunan pengontrolnya, tetapi juga
memanfaatkan gedung-gedung, infrastruktur drainase dan penataan
lahannya dalam usaha menahan aliran air hujan ke daerah hilir. Untuk
mempertahankan kodisi hidrologi dari wilayah yang dikembangkan seperti
kondisi awal, teknologi pengelolaan air hujan dengan LID memfokuskan pada
beberapa elemen utama hidrologi.
Elemen utama yang harus diperhatikan adalah meminimumkan limpasan
permukaan dengan mengurangi perubahan lahan menjadi lahan kedap air. Selain itu perlu pula memperbanyak tumbuh-tumbuhan penutup tanah
seperti lahan yang tertutup rumput dan tanam-tanaman. Memperlama waktu
konsentrasi dengan memperpanjang jalur aliran, meningkatkan kekasaran dengan mengurangi penggunaan saluran pasangan atau pipa, melakukan
konservasi dari sistrim drainase alam sehingga dapat menurunkan puncak
banjir. Tampungan air yang permanen atau sementara sangat diperlukan untuk
mengontrol volume dan puncak banjir, serta kualitas air limpasan.
Cara berikut adalah teknik tradisional yang sering di pakai untuk menampung
air agar volume dan puncak banjir
menurun:
1. Menggunakan saluran dengan bangunan check yang menahan aliran.
2. Saluran lebar dengan kemiringan kecil (Long Storage).
3. Penampungan air hujan dengan tangki air penampung.
4. Penampungan air hujan di atap rumah.
5. Penampungan dangkal dilapangan parkir.
6. Lahan basah dan kolam-kolam
0
1.5K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan