- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[MITOS] Rabu Wekasan (1 Januari 2014)
TS
herdiandvar
[MITOS] Rabu Wekasan (1 Januari 2014)
Quote:
Merdeka.com - Malam Tahun Baru 2014 diyakini sebagian masyarakat sebagai hari penuh mitos. Sebab, perayaan tahun baru kali ini, jatuh pada malam 'Rebo Wekasan' yaitu hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Lantas kenapa dengan hari itu? Dan apa pula hubungannya dengan bulan Shafar di malam tahun baru?
Rebo dalam bahasa Jawa adalah hari Rabu, sedangkan Wekasan adalah pungkasan atau terakhir, sehingga dinamai Rabo Wekasan dalam istilah Jawa. Sedangkan bulan Shafar adalah bulan kedua dalam penanggalan hijriyah Islam.
Masyarakat jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, sering mengatakan bulan Shafar adalah bulan Tasa'um atau kesialan. Anggapan ini masih diyakini sebagian umat muslim hingga saat ini, termasuk sebagian bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.
Apa makna dari Rebo Wekasan itu? Salah satu tokoh masyarakat di daerah Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, H Umar Efendi mengatakan, hanya golongan orang-orang sufi yang mengerti makna ini.
Mereka (kaum sufi) dan masyarakat Jawa kuno, kata dia, serta sebagian kaum muslimin meyakini setiap tahun akan turun 320.000 bala, musibah, ataupun bencana (dalam referensi lain 360.000 malapetaka dan 20.000 bahaya), dan itu akan terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar.
"Sehingga dalam upaya tolak balak itu, diadakanlah ritual-ritual tertentu di malam Rabo Wekasan. Di antara ritual tersebut adalah dengan mengerjakan salat empat rakaat, yang diistilahkan dengan salat sunnah lidaf’il bala’ yaitu salat sunnah untuk menolak balak," terang alumnus Pondok Pesantren Rejoso, Jombang tersebut.
Kakek dengan tujuh cucu ini menjelaskan, salat sunnah lidaf’il bala’ ini dikerjakan pada waktu duha atau setelah salat Isyraq (setelah terbit matahari) dengan satu kali salam.
"Pada setiap rakaatnya, membaca Surat Al-Fatihah kemudian Surat Al-Kautsar 17 kali, Surat Al-Ikhlas 50 kali (dalam referensi lain 5 kali), Al-Mu’awwidzatain (Surat Al-Falaq dan surat An-Nas) masing-masing satu kali."
Ketika salam, dia melanjutkan, membaca ayat ke-21 dari Surat Yusuf sebanyak 360 kali, yang artinya: Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.
"Kemudian ditambah dengan Jauharatul Kamal tiga kali dan ditutup dengan bacaan Surat Ash-Shaffat ayat 180-182," katanya.
Namun, masih menurut H Umar, mengenai amalan-amalan tadi, mengutip KH Abdul Kholik Mustaqim, pengasuh Pesantren Al-Wardiyah Tambakberas, Jombang, para ulama yang menolak adanya bulan sial dan hari nahas Rebo Wekasan itu, berpendapat tidak ada nash hadits khusus untuk akhir Rabu bulan Shafar, yang ada hanya nash hadits dla’if yang menjelaskan, setiap hari Rabu terakhir dari setiap bulan adalah hari nahas atau sial yang terus menerus, dan hadits dla’if ini tidak bisa dibuat pijakan kepercayaan.
"Itu dulu, kata Kiai Mustaqim begitu. Dan yang kedua, kata Kiai Mustaqim, tidak ada anjuran ibadah khusus dari syarak. Ada anjuran dari sebagian ulama tasawwuf, namun landasannya belum bisa dikategorikan hujjah secara syar’i," kata dia mengutip kalimat Kiai Mustaqim.
"Ketiga, tidak boleh, kecuali hanya sebatas Salat Hajat Lidaf’ilbala’almakhuf ( untuk menolak balak yang dihawatirkan) atau Nafilah Mutlaqoh (salat sunah mutlak) sebagaimana diperbolehkan oleh Syara’, karena hikmahnya adalah agar kita
bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala," kutipnya lagi.
H Umar kembali mengutib pandangan kiai yang lain soal mitos Rebo Wekasan. Kali ini dia mengutip pandangan Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Miftakhul Akhyar tentang hadits kesialan terus menerus pada Rebo Wekasan.
"Kiai Miftah pernah juga mengatakan, nahas yang dimaksud Rebo Wekasan itu adalah bagi mereka yang meyakininya, bagi yang mempercayainya, tetapi bagi orang-orang yang
beriman meyakini bahwa setiap waktu, hari, bulan, tahun ada manfaat dan ada mafsadah, ada guna dan ada madharatnya. Hari bisa bermanfaat bagi seseorang, tetapi juga bisa nahas bagi orang lain," kutibnya pada wejangan Kiai Miftah.
Artinya, hadits yang dimaksud Kiai Miftah dalam kalimat yang dikutip H Umar itu, menyarankan agar jangan tidak menganggap itu semua sebagai suatu pedoman, setiap Rabu akhir bulan adalah hari nahas yang harus kita hindari.
"Karena ternyata pada hari itu, ada juga yang beruntung, ada juga yang buntung. Tinggal kita berikhtiar meyakini, semua itu adalah anugerah Allah. Dan kita kembalikan lagi semua persoalan kepada yang goib, yaitu Allah," kata dia memberi wejangan.
Meski begitu, karena aura mitos Rebo Wekasan ini sangat kuat bagi sebagain masyarakat Jawa dan sebagian umat muslim, H Umar memprediksi, pada malam Tahun Baru 2014 lusa, akan banyak orang-orang menjalani ritual keagamaan daripada berhura-hura.
"Kemungkinan tetap, mayoritas anak muda yang kurang paham bahkan mungkin meninggalkan mitos Rebo Wekasan saja yang akan meramaikan malam Tahun Baru dengan hura-hura. Sebab mereka hidup di zaman modern. Sedangkan kaum tua, atau golongan masyarakat yang menyakini Rebo Wekasan adalah hari kesialan, akan melakukan ritual, sebagian lagi ada yang berpuasa tiga hari, dimulai hari Senin besok sampai Rabu," pungkas dia memprediksi.
Rebo dalam bahasa Jawa adalah hari Rabu, sedangkan Wekasan adalah pungkasan atau terakhir, sehingga dinamai Rabo Wekasan dalam istilah Jawa. Sedangkan bulan Shafar adalah bulan kedua dalam penanggalan hijriyah Islam.
Masyarakat jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, sering mengatakan bulan Shafar adalah bulan Tasa'um atau kesialan. Anggapan ini masih diyakini sebagian umat muslim hingga saat ini, termasuk sebagian bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.
Apa makna dari Rebo Wekasan itu? Salah satu tokoh masyarakat di daerah Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, H Umar Efendi mengatakan, hanya golongan orang-orang sufi yang mengerti makna ini.
Mereka (kaum sufi) dan masyarakat Jawa kuno, kata dia, serta sebagian kaum muslimin meyakini setiap tahun akan turun 320.000 bala, musibah, ataupun bencana (dalam referensi lain 360.000 malapetaka dan 20.000 bahaya), dan itu akan terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar.
"Sehingga dalam upaya tolak balak itu, diadakanlah ritual-ritual tertentu di malam Rabo Wekasan. Di antara ritual tersebut adalah dengan mengerjakan salat empat rakaat, yang diistilahkan dengan salat sunnah lidaf’il bala’ yaitu salat sunnah untuk menolak balak," terang alumnus Pondok Pesantren Rejoso, Jombang tersebut.
Kakek dengan tujuh cucu ini menjelaskan, salat sunnah lidaf’il bala’ ini dikerjakan pada waktu duha atau setelah salat Isyraq (setelah terbit matahari) dengan satu kali salam.
"Pada setiap rakaatnya, membaca Surat Al-Fatihah kemudian Surat Al-Kautsar 17 kali, Surat Al-Ikhlas 50 kali (dalam referensi lain 5 kali), Al-Mu’awwidzatain (Surat Al-Falaq dan surat An-Nas) masing-masing satu kali."
Ketika salam, dia melanjutkan, membaca ayat ke-21 dari Surat Yusuf sebanyak 360 kali, yang artinya: Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.
"Kemudian ditambah dengan Jauharatul Kamal tiga kali dan ditutup dengan bacaan Surat Ash-Shaffat ayat 180-182," katanya.
Namun, masih menurut H Umar, mengenai amalan-amalan tadi, mengutip KH Abdul Kholik Mustaqim, pengasuh Pesantren Al-Wardiyah Tambakberas, Jombang, para ulama yang menolak adanya bulan sial dan hari nahas Rebo Wekasan itu, berpendapat tidak ada nash hadits khusus untuk akhir Rabu bulan Shafar, yang ada hanya nash hadits dla’if yang menjelaskan, setiap hari Rabu terakhir dari setiap bulan adalah hari nahas atau sial yang terus menerus, dan hadits dla’if ini tidak bisa dibuat pijakan kepercayaan.
"Itu dulu, kata Kiai Mustaqim begitu. Dan yang kedua, kata Kiai Mustaqim, tidak ada anjuran ibadah khusus dari syarak. Ada anjuran dari sebagian ulama tasawwuf, namun landasannya belum bisa dikategorikan hujjah secara syar’i," kata dia mengutip kalimat Kiai Mustaqim.
"Ketiga, tidak boleh, kecuali hanya sebatas Salat Hajat Lidaf’ilbala’almakhuf ( untuk menolak balak yang dihawatirkan) atau Nafilah Mutlaqoh (salat sunah mutlak) sebagaimana diperbolehkan oleh Syara’, karena hikmahnya adalah agar kita
bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala," kutipnya lagi.
H Umar kembali mengutib pandangan kiai yang lain soal mitos Rebo Wekasan. Kali ini dia mengutip pandangan Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Miftakhul Akhyar tentang hadits kesialan terus menerus pada Rebo Wekasan.
"Kiai Miftah pernah juga mengatakan, nahas yang dimaksud Rebo Wekasan itu adalah bagi mereka yang meyakininya, bagi yang mempercayainya, tetapi bagi orang-orang yang
beriman meyakini bahwa setiap waktu, hari, bulan, tahun ada manfaat dan ada mafsadah, ada guna dan ada madharatnya. Hari bisa bermanfaat bagi seseorang, tetapi juga bisa nahas bagi orang lain," kutibnya pada wejangan Kiai Miftah.
Artinya, hadits yang dimaksud Kiai Miftah dalam kalimat yang dikutip H Umar itu, menyarankan agar jangan tidak menganggap itu semua sebagai suatu pedoman, setiap Rabu akhir bulan adalah hari nahas yang harus kita hindari.
"Karena ternyata pada hari itu, ada juga yang beruntung, ada juga yang buntung. Tinggal kita berikhtiar meyakini, semua itu adalah anugerah Allah. Dan kita kembalikan lagi semua persoalan kepada yang goib, yaitu Allah," kata dia memberi wejangan.
Meski begitu, karena aura mitos Rebo Wekasan ini sangat kuat bagi sebagain masyarakat Jawa dan sebagian umat muslim, H Umar memprediksi, pada malam Tahun Baru 2014 lusa, akan banyak orang-orang menjalani ritual keagamaan daripada berhura-hura.
"Kemungkinan tetap, mayoritas anak muda yang kurang paham bahkan mungkin meninggalkan mitos Rebo Wekasan saja yang akan meramaikan malam Tahun Baru dengan hura-hura. Sebab mereka hidup di zaman modern. Sedangkan kaum tua, atau golongan masyarakat yang menyakini Rebo Wekasan adalah hari kesialan, akan melakukan ritual, sebagian lagi ada yang berpuasa tiga hari, dimulai hari Senin besok sampai Rabu," pungkas dia memprediksi.
Quote:
Reporter : Moch. Andriansyah
Spoiler for sumber:
http://m.merdeka.com/peristiwa/tahun-baru-2014-mitos-rebo-wekasan-bagi-masyarakat-jawa.html
Komeng para agan agan
Spoiler for komeng:
Quote:
Original Posted By Joelck►jangan terlalu ditakuti gan
yang penting ente rajin berbuat baik ,menjauhi perbuatan dosa,dll
yang penting ente rajin berbuat baik ,menjauhi perbuatan dosa,dll
Quote:
Original Posted By piresdodo►Kalo kita melakukan solat tolak bala hanya karena rabu wekasan maka tidak salah lagi itu adalah kesyirikan yang besar....dengan ancaman kekal di neraka...Itu sama aja kita percaya angka 13 sebagai angka sial,..
Jadi lakukanlah solat tolak bala dengan niat murni meminta perlindungan dari tuhan
Jadi lakukanlah solat tolak bala dengan niat murni meminta perlindungan dari tuhan
Quote:
Original Posted By ovanrt►yang boneng gan
Quote:
Original Posted By ken.rio►cuma mitos...ane g prcaya yg gituan
Quote:
Original Posted By fifzach►
ia gan tdi ane ngejalanin solat rebo kasan, tdi di jelasin ama tokoh agama "allah menurunkan bala/penyakit" etah berapa ribu ane lupa, dan ane disana nyatet pujian" buat nolak bala nya (gak bsa ngasih pic ane lewat hp) dan di stu juga di jelasin asal usul rebo kasan, ane mu jelasin lupa lagi hehe
Quote:
Original Posted By .MoDoChi.►Semua hari sama gan semua hari itu berkah yg terbaik yg diberikan allah
Quote:
Original Posted By JustChristian►
No komen dah ane.
JustChristian here...
JustChristian here...
Quote:
Original Posted By luthri►seenggaknya kita harus beribadah kepada tuhan
agar diberi pencerahan, amin
agar diberi pencerahan, amin
Quote:
Original Posted By elanamarianto►percaya gaa percaya gan kek gtuh
Quote:
Original Posted By toink666►kalo menurut ane sih sama aja gan, kita ga tau musibah kapan datangnya yang penting kita harus selalu mengingatNya
Quote:
Original Posted By maykobol►daerah ane ga ad itungan rebo kasan dll..
jadi ane ga tau ap rebo kasan n ane ga mau tau kerjaannya ahli tasawuf atau ahli ma'rifat... (yg sebagian ud menjadi kebiasaan dan bid'ah)
ane ga tau , apakah malam tahun baru ane hura"? biasa aj tuh.. ga ad hura" ..
jadi ane ga tau ap rebo kasan n ane ga mau tau kerjaannya ahli tasawuf atau ahli ma'rifat... (yg sebagian ud menjadi kebiasaan dan bid'ah)
ane ga tau , apakah malam tahun baru ane hura"? biasa aj tuh.. ga ad hura" ..
Quote:
Original Posted By ChunkyDown►Mitos ga terlalu percaya ane same mitos
Quote:
Original Posted By 1111010►wah , ane baru tau kalo itu hari sial katanya gan
Quote:
Original Posted By bhecintadamai►mitos semata nih gan..
yg penting tetap berbuat baik
umayan buat pengetahuan nih thread
yg penting tetap berbuat baik
umayan buat pengetahuan nih thread
bybhecintadamai
Gak ada salahnya mempercayai mitos, tapi semua ada di tangan-Nya gan
Maaf kalo masih berantakan gan, masih newbie
Diubah oleh herdiandvar 01-01-2014 16:46
0
2.1K
Kutip
16
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan