Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

QuarineAvatar border
TS
Quarine
(Sun)Flower
Gerimis mulai membasahi bumi pagi itu. Pagi yang merupakan hari pertama ku bersekolah di SMA Pelita Hati.

Aku mengembangkan senyum ku, kemudian membuka payung bercorak bunga matahari kesukaanku. Dulu, kata Ibu, Ayah sangat memuja bunga matahari. Sementara Ibu sendiri penyuka bunga Lavender. Jadilah nama ku yang sekarang, Lavender Matahari. Yang berarti kesetiaan cinta bunga matahari.

Haha. Aneh ya? Aku juga merasa begitu. Apalagi, waktu kecil, aku sempat membenci matahari. Kenapa? Karena kulit ku sangat sensitif, dan mudah memerah apabila berada cukup lama di bawahnya.

Tapi, seiring berjalannya waktu, aku malah mencintai nama ku. Juga mencintai matahari. Entah ini hanya karangan Ibu atau bukan, tapi, Ayah pernah berjanji kepada sahabatnya untuk menamakan putranya dengan Matahari, juga aku dengan Bunga Matahari. Haha, entah lebih aneh yang mana, aku juga tidak tahu. Yang pasti, aku mulai merasa nyaman berada di bawah sinarnya. Sinar Matahari. Atau mungkin, aku menyukainya karena dia adalah matahari, dan aku bunga mataharinya? Yang selalu setia menatapnya? Entahlah. Yang pasti, aku berharap suati saat nanti, akan ada 'matahari' yang mau menyinari hidupku.

Aku mulai berjalan selangkah demi selangkah, sambil beberapa kali menghindari genangan air. Aku tak ingin sepatu yang baru di belikan Ibu ku ternodai, karena aku tahu betapa susahnya Ibu mengumpulkan uang untuk membelinya.

Sekolah baru ku mulai terlihat dari sudut mata ku. Kemarin, aku memang sudah kesana untuk lebih mengenal jalan ke sekolah baru ku itu, sambil berusaha mengingat-ingat di mana letak kelas ku berada.

Pintu pagar sekolah berhasil ku raih. Aku menengok ke arah kanan, hendak menyapa bapak satpam yang kemarin mengajakku mengobrol sambil menunggu guru yang akan membimbingku tiba. Namun, naas. Sebuah mobil silver yang terlihat mahal dan 'wow' (aku tidak tahu apa nama mobilnya, boro-boro tahu, aku sangat lugu mengenai barang-barang mahal) melaju dengan kecepatan 1000km/jam (anggap saja cepat) ke arah ku.

Namun, bukan itu berita naasnya. Yang naas adalah muncratan genangan air yang mengenai baju, rok, wajah (????), juga.. Sepatu ku!!!!!

Aku membolakan mata ku. Astaga. Gawat, aku pasti akan membuat Ibu kecewa. Rasa kesal tiba-tiba memenuhi hati ku. Ini hari pertama ku sekolah, dan aku sudah mempersiapkan diri ku matang-matang. Bahkan, aku sampai menyetrika baju ini 3 kali, agar terlihat rapi saat akan memakainya, dan aku bangun jam 4 pagi untuk hal itu. Tapi, siapa orang gila yang beraninya mengendarai mobil dengan kecepatan abnormal itu hahhh?

"Heii, kau, keluarrr!" Teriakku kesal sambil menggedor-gedor kaca mobilnya. Ku rasa mata ku hampir keluar dari tempatnya saat ini.

Kaca mobil itu mulai menurun, bersamaan dengan munculnya wajah seorang pria yang memakai kacamata hitam. Oh, dia memang gila. Buat apa memakai kacamata hitam unuk pergi ke sekolah, hee?!

Bukannya meminta maaf atas kesalahannya, ia malah tersenyum. Hah, ia pikir aku akan tergoda dengan senyum tampannya itu apa?

"Maaf, tapi kau menghalangi jalan ku tadi." Ucapnya datar, sedatar mimik wajahnya sekarang. Jadi, senyumnya tadi itu hanya basa-basi? Aku menganga.

"Hei, jangan seenaknya. Kau kan bisa membunyikan klakson untuk menyuruh ku menepi?!" Sewotku.

Pria itu tertawa. Gila, pria ini harusnya berada di rumah sakit jiwa, bukan bersekolah di tempat ini.

"Daripada mengurusi ku, lebih baik kau mengurusi dirimu. Oh ya, karena aku orang yang baik, aku akan memberitahu sesuatu kepadamu." Ucapnya kalem sambil membuka kacamata hitamnya, dan menatap ku lama.

Aku terpana. Biru! Bola matanya berwarna biru! Aku menahan napas. Astaga, itu adalah mata terindah yang pernah aku lihat seumur hidupku.

Tanpa sadar nafasku mulai tak beraturan, dan suara ku mulai bergetar. "A-A.. Apa maksud mu, hahhh??"

Ia menyeringai, kemudian mengatakan sesuatu yang membuat ku rasanya ingin mati saja saat itu.

"Celana dalam mu polkadot kan?" Tanyanya dengan mimik serius.

Seketika wajah ku memerah. "Apa yang kau katakan? Celana dalamku bukan--"

"Rokmu terangkat tuh, lebih baik kau membetulkannya sekarang." tambahnya lagi sambil melaju dengan mobil silvernya. Dan lagi-lagi, memuncratkan genangan air itu ke sepatu ku.

Meninggalkan ku yang termenung, sebelum akhirnya memegang rok ku, berlari mencari toilet, dan berteriak.

"Aaaaaaaaaaaaa!! Cowo kurang ajarrrrr!!!!"

-tobecontinue-
Diubah oleh Quarine 31-12-2013 16:06
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
977
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan