- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
"KRINOK" kesenian khas masyarakat BUNGO (JAMBI)


TS
tankyek
"KRINOK" kesenian khas masyarakat BUNGO (JAMBI)
Spoiler for KRINOK:
pepatah petitih yang isinya berupa pantun nasehat,agama, kasih sayang kepahlawanan dan lain-lain.
Dibawakan oleh seseorang dengan cara bersenandung, sedangkan musiknya pada awalnya hanya mengunakan vocal yang dilakukan oleh si pengkrinok (orang yang bersenandung). Oleh masyarakat petani ladang/petani sawah yang umumnya berdomisili di daerah dataran rendah,kesenian rakyat (musik krinok) ini biasanya dilakukan setelah mereka usai menjalankan aktivitas pertaniannya. Dimaksudkan untuk mengatasi kejenuhan, pelepas lelah atau sebagai pelipur lara. Disamping itu sering juga dilaksanakan pada saat menunggu hasil panen, sambil menjaga tanaman mereka dari serangan burung, tikus, babi, dan lain-lain. Bila sudah tiba saatnya panen biasanya pada malam harinya mereka mengadakan pertemuan di suatu tempat yang telah ditentukan untuk melangsungkan acara krinok-an. Acara ini akan dihadiri oleh ibu-ibu dengan membawa anak gadisnya, juga dihadiri oleh sejumlah anak-anak bujang, selama acara berlangsung, bujang/gadis saling melempar pantun. Pantun-pantun tersebut diungkapkan secara bersenandung yang disebut krinok. Tradisi semacam ini sampai sekarang masih dilakukan oleh masyakat setempat, seperti yang penuh diamati di Dusun Rantau Pandan yang jaraknya lebih kurang 40 km dari pusat kota Muoro Bungo.
Krinok merupakan salah satu tutur kata yang di lantunkan dengan irama dan di iringi melody sehingga menjadi lagu yang bersifat free meter, cengkok yang khas di dalam lantunan krinok ini memberikan nilai keindahan tersendiri bagi penikmat kesenian ini.
Krinok pada awalnya di tutur atau di lantunkan sebagai pelampiasan perasaan / ekpresi emosi penutur itu sendiri tampa iringan musik atau melodi apa pun, sehingga lirik atau kata- kata yang di lantunkan bersifat free atau bebas sesuai dengan suasana hati penutur pada saat itu. rasa rindu, iba, hina, dan beragam rasa lainnya di tuturkan dalam bentuk pantun yang di lantunkan sesuai dengan irama krinok. yaitu vocal tunggal dengan tutur yang bernada tinggi.
Seiring dengan perkembangan zaman. kesenian ini beranak dari tradisi lisan menjadi sebuah pertunjukan yang di iringi dengan biola, gong, gendang, dan kulintang kayu. dan menjadi musik latar dalam sebuah pertunjukan tariu tauh yang sering di tampilkan pada saat berelek gedang atau baselang dalam masyarakat adat kabupaten BUNGO.
Krinok pada generasi awal mendapat pertentangan dalam kalangan ulama' dan pegawai syra', hal ini di sebabkan liriknya yang berisi ratapan yang seakan akan mengkufuri ni'mat yang sudah di berikan tuhan. juga dari kalangan masyarakat adat yang mana kesenian ini juga terkadang dapat menyebabkan perceraian dalam rumah tangga di sebabkan rasa cemburu berlebihan sang istri di kala suaminya ikut menari tauh atau berbalas pantun krinok dengan wanita lain atau sebaliknya, di dalam suatu pesta. makanya masyarakat adat pun memandang hal ini menjadi penyebab rusaknya tatanan rumah tangga dan adat.
Namun sesuai dengan perkembangan zaman hal tersebut tidak terjadi lagi. karena pola pemikiran masyarakat yang sudah modren, dan hanya menganggap kesenian ini sebagai sebuah pertunjukan hiburan biasa yang aplikasinya hanya sebatas di panggung saja. Sehingga hal tersebutlah yang menadi dasar bagi mana krinok itu dapat di pertahankan sebagai khasanah budaya yang berakar dari tradisi lisan masyaraka melayu kuno.
Spoiler for video krinok:

Spoiler for KABAR TERBARU DARI KRINOK:
Krinok Resmi Jadi Warisan Budaya Indonesia
Kekayaan budaya Indonesia bukan hanya warisan benda-benda bersejarah. Banyak pula karya budaya takbenda (intangible) nasional yang patut dilestarikan. Salah satunya warisan budaya lagu daerah. Dan saat ini, Bungo patut berbangga. Sebab lagu daerah Bungo, Krinok saat ini resmi menjadi warisan budaya takbenda Indonesia. Krinok menjadi warisan takbenda Indonesia diantara 77 warisan budaya lainnya di seluruh Indonesia. Masuknya Krinok menjadia warisan adiluhung bangsa ini ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 Desember kemarin. Terkait dengan hal ini, Bupati Bungo H. Sudirman Zaini langsung memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan ini.
“Syukur alhamdulilah Krinok masuk dalam budaya nasioanal. Jangan sampai ini diklaim orang lain. Dengan keberhasilan ini, berarti budaya Bungo menjadi daya tarik tersendiri. Saya apresiasi tinggi,” ujarnya saat dikonfirmasi dinamikawarta usai melakukan pengecekan perbaikan jalan Diponegoro tadi pagi.
Dirinya berharap, keberhasilan lagu Krinok menjadi budaya nasional akan diikuti lagu-lagu daerah lainnya di Kabupaten Bungo. Dengan keberhasilan ini, tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Bungo menjadi besar pula. Melestarikan dan lebih mengenalkan Krinok di semua kalangan akan menjadi satu pekerjaan Pemerintah kedepannya.
“ Setahun sekali kita adakan lomba-lomba lagu daerah waktu festival Pusparagam. Kedepan mungkin bisa juga dimasukan dalam muatan local di sekolah. Nanti ini menjadi tugas Dinas Pendidikan. Kebudayaan daerah, apapun itu harus dilestarikan,” tuturnya.
Sementara terkait dengan penetapan ini, tim ahli dan Kemendikbud, juga mengumumkan 77 karya budaya yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada sidang penetapan yang telah dilakukan 16 November lalu. Tujuh di antaranya telah ditetapkan lebih dulu sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO yaitu, Wayang, Keris, Batik, Angklung, Tari Saman, Noken, dan Tenun Ikat Sumba. Penetapan dilakukan pada Perayaan Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia di Hotel Millenium, Jakarta pada hari Senin, 16 Desember 2013 kemarin.
Adapun warisan budaya takbenda didefinisikan sebagai, segala praktek, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan: serta alat-alat, benda (alamiah), artefak dan ruang-ruang budaya terkait lainnya yang diakui oleh berbagai komuniti, kelompok, dan dalam hal tertentu perseorangan sebagai bagian warisan budaya mereka. Warisan ini diekspresikan dalam lima domain meliputi tradisi dan ekspresi lisan termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya takbenda, seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan, pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, dan kemahiran kerajinan tradisional.
sumber
1
2
maaf jika

0
6.8K
Kutip
14
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan