- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
SELALU MERASA KOTOR DAN INGIN SELALU CUCI TANGAN ? MUNGKIN AGAN KENA GANGGUAN INI !


TS
dellahurahura
SELALU MERASA KOTOR DAN INGIN SELALU CUCI TANGAN ? MUNGKIN AGAN KENA GANGGUAN INI !
hallo . welcome back with Della . kali ini gue mau bahas tentang hal yang gak jauh jauh dari hidu gue sih dan gue juga baru tahu kalo ternyata gue termasuk salah satu dari penderita gangguan ini namanya
obsessive compulsive disorder (OCD)
SEMOGA BISA BERMANFAAT YA GAN !
bye ~ dellahurahura~
[URL="sumur"]http://www.psychologymania.com/2011/09/gangguan-obsesif-kompulsif-obsessive.html[/URL]
merdeka
obsessive compulsive disorder (OCD)
Quote:
Merdeka.com - Obsesif kompulsif atau obsessivecompulsive disorder (OCD) adalah gangguan yang ditandai dengan pikiran negatif yang membuat penderita merasa gelisah, takut, dan khawatir. Sehingga untuk menghilangkan kecemasan itu, ada obsesi berlebihan dari si penderita.
Apakah Anda juga menderita gangguan obsesif kompulsif? Coba kenali tandanya seperti yang dilansir dari ABC News berikut ini.
Cuci tangan
Obsesi untuk segera cuci tangan dilakukan penderita OCD karena takut terkena penyakit akibat bakteri dan kuman penyakit. Selain itu, penderita oCD akut biasanya juga akan tetap khawatir tentang bahaya kuman meskipun sudah cuci tangan.
Terlalu bersih
Bukan cuma cuci tangan, segala yang berbau dengan kebersihan, seperti cuci piring, baju, atau ruangan juga menjadi beban pikiran penderita oCD. Akibatnya, mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk membersihkan semuanya.
Mengecek ulang
Punya kebiasaan mengecek ulang apakah pintu sudah dikunci atau tak ada barang yang ketinggalan saat akan pergi? Sebenarnya kebiasaan mengecek ulang itu baik, namun jika sampai menimbulkan kecemasan jika tidak dilakukan, artinya Anda positif OCD.
Menghitung
Beberapa penderita OCD suka menghitung pola tentang aktivitas sehari-hari, misalnya jumlah anak tangga. Kebiasaan itu didorong oleh kepercayaan tertentu, contohnya jika mereka menghitung sampai angka tujuh, maka akan ada keberuntungan yang dirasakan.
Terorganisir
Segala sesuatu harus diletakkan, ditata, dan dirapikan sesuai angka, warna, atau simetris. Jika semuanya berantakan, penderita OCD akan langsung merasa cemas dan tidak tenang.
Takut disakiti
Setiap orang tentu takut dan khawatir jika hal buruk terjadi pada dirinya. Akan tetapi penderita OCD lebih berusaha keras untuk menghilangkan pemikiran seperti itu dari kepalanya dibandingkan dengan orang-orang biasa.
Hal seksual
Sama seperti perbuatan yang berkaitan dengan kekerasan, penderita OCD juga cemas berlebihan mengenai hal-hal yang berbau dengan pelecehan seksual. Misalnya khawatir jika ternyata mereka gay atau sebaliknya dan tidak sadar meraba bagian intim pada tubuh teman kerjanya.
Hubungan asmara
Penderita OCD umumnya sulit menerima hal-hal yang tidak pasti soal hubungan asmara. Sehingga kebanyakan dari mereka kerap memikirkan tentang kesalahpahaman kecil yang bisa merusak hubungan asmara.
Mencari penghiburan
Ketika penderita OCD sudah merasa begitu terpojok mengenai hal-hal yang tidak beres di sekitarnya, mereka akan mulai mencari penghiburan dari teman atau keluarga. Misalnya bertanya, "Apakah semua ini normal? Apakah semuanya tidak ada masalah?"
Penampilan diri
Sementara itu, body dysmorphic disorder (BDD) juga berhubungan dengan OCD. Penderita BDD sering merasa penampilan dirinya tidak sempurna. Namun berbeda dengan gangguan makan, penderita BDD tidak fokus untuk melakukan diet ketat.
Itulah berbagai tanda dari OCD. Apakah Anda juga memiliki tanda-tanda tersebut? Jika iya, jangan malu mencari bantuan ke ahli medis secepatnya.
Apakah Anda juga menderita gangguan obsesif kompulsif? Coba kenali tandanya seperti yang dilansir dari ABC News berikut ini.
Cuci tangan
Obsesi untuk segera cuci tangan dilakukan penderita OCD karena takut terkena penyakit akibat bakteri dan kuman penyakit. Selain itu, penderita oCD akut biasanya juga akan tetap khawatir tentang bahaya kuman meskipun sudah cuci tangan.
Terlalu bersih
Bukan cuma cuci tangan, segala yang berbau dengan kebersihan, seperti cuci piring, baju, atau ruangan juga menjadi beban pikiran penderita oCD. Akibatnya, mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk membersihkan semuanya.
Mengecek ulang
Punya kebiasaan mengecek ulang apakah pintu sudah dikunci atau tak ada barang yang ketinggalan saat akan pergi? Sebenarnya kebiasaan mengecek ulang itu baik, namun jika sampai menimbulkan kecemasan jika tidak dilakukan, artinya Anda positif OCD.
Menghitung
Beberapa penderita OCD suka menghitung pola tentang aktivitas sehari-hari, misalnya jumlah anak tangga. Kebiasaan itu didorong oleh kepercayaan tertentu, contohnya jika mereka menghitung sampai angka tujuh, maka akan ada keberuntungan yang dirasakan.
Terorganisir
Segala sesuatu harus diletakkan, ditata, dan dirapikan sesuai angka, warna, atau simetris. Jika semuanya berantakan, penderita OCD akan langsung merasa cemas dan tidak tenang.
Takut disakiti
Setiap orang tentu takut dan khawatir jika hal buruk terjadi pada dirinya. Akan tetapi penderita OCD lebih berusaha keras untuk menghilangkan pemikiran seperti itu dari kepalanya dibandingkan dengan orang-orang biasa.
Hal seksual
Sama seperti perbuatan yang berkaitan dengan kekerasan, penderita OCD juga cemas berlebihan mengenai hal-hal yang berbau dengan pelecehan seksual. Misalnya khawatir jika ternyata mereka gay atau sebaliknya dan tidak sadar meraba bagian intim pada tubuh teman kerjanya.
Hubungan asmara
Penderita OCD umumnya sulit menerima hal-hal yang tidak pasti soal hubungan asmara. Sehingga kebanyakan dari mereka kerap memikirkan tentang kesalahpahaman kecil yang bisa merusak hubungan asmara.
Mencari penghiburan
Ketika penderita OCD sudah merasa begitu terpojok mengenai hal-hal yang tidak beres di sekitarnya, mereka akan mulai mencari penghiburan dari teman atau keluarga. Misalnya bertanya, "Apakah semua ini normal? Apakah semuanya tidak ada masalah?"
Penampilan diri
Sementara itu, body dysmorphic disorder (BDD) juga berhubungan dengan OCD. Penderita BDD sering merasa penampilan dirinya tidak sempurna. Namun berbeda dengan gangguan makan, penderita BDD tidak fokus untuk melakukan diet ketat.
Itulah berbagai tanda dari OCD. Apakah Anda juga memiliki tanda-tanda tersebut? Jika iya, jangan malu mencari bantuan ke ahli medis secepatnya.
Quote:
Penyakit Obsesif-Kompulsif ditandai dengan adanya obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah gagasan, khayalan atau dorongan yang berulang, tidak diinginkan dan mengganggu, yang tampaknya konyol, aneh atau menakutkan. Kompulsi adalah desakan atau paksaan untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi.
Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder, OCD) adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu didominasi oleh repetatif pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan kecemasannya.
Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha untuk melawan pikiran-pikiran menganggu tersebut yang timbul secara berulang-ulang akan tetapi tidak mampu menahan dorongan melakukan tindakan berulang untuk memastikan segala sesuatunya baik-baik saja.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui. Gangguan obsesif-kompulsif tidak ada kaitan dengan bentuk karakteristik kepribadian seseorang, pada individu yang memiliki kepribadian obsesif-kompulsif cenderung untuk bangga dengan ketelitian, kerapian dan perhatian terhadap hal-hal kecil, sebaliknya pada gangguan obsesif-kompulsif, individu merasa tertekan dengan kemunculan perilakunya yang tidak dapat dikontrol. Mereka merasa malu bila perilaku-perilaku tersebut dipertanyakan oleh orang yang melihatnya karena melakukan pekerjaan yang secara berulang-ulang. Mereka berusaha mati-matian untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.
Penyebab Obsesif Kompulsif adalah:
Genetik - (Keturunan).Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang mempunyai sejarah penyakit ini kemungkinan beresiko mengalami OCD (Obsesif Compulsive Disorder).
Organik – Masalah organik seperti terjadi masalah neurologi dibagian - bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD. Kelainan saraf seperti yang disebabkan oleh meningitis dan ensefalitis juga adalah salah satu penyebab OCD.
Kepribadian - Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif lebih cenderung mendapat gangguan OCD. Ciri-ciri mereka yang memiliki kepribadian ini ialah seperti keterlaluan mementingkan aspek kebersihan, seseorang yang terlalu patuh pada peraturan, cerewet, sulit bekerja sama dan tidak mudah mengalah.
Pengalaman masa lalu - Pengalaman masa lalu/lampau juga mudah mencorakkan cara seseorang menangani masalah di antaranya dengan menunjukkan gejala OCD.
Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan
Konflik - Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya menghadapi konflik jiwa yang berasal dari masalah hidup. Contohnya hubungan antara suami-istri, di tempat kerja, keyakinan diri.
Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi, atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala yang mirip dengan depresi. Perilaku yang obsesif pada ibu depresi berusaha berkali-kali atau berkeinginan untuk membunuh bayinya.
INDIVIDU YANG BERISIKO
Individu yang beresiko mengalami gangguan obsesif-kompulsif adalah;
Individu yang mengalami permasalahan dalam keluarga dari broken home, kesalahan atau kehilangan masa kanak-kanaknya. (teori ini masih dianggap lemah namun masih dapat diperhitungkan)
Faktor neurobilogi dapat berupa kerusakan pada lobus frontalis, ganglia basalis dan singulum.
Individu yang memilki intensitas stress yang tinggi
Riwayat gangguan kecemasan
Depresi
Individu yang mengalami gangguan seksual
GEJALA
Obsesi yang umum bisa berupa kegelisahan mengenai pencemaran, keraguan, kehilangan dan penyerangan. Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang, dengan maksud tertentu dan disengaja.
Sebagian besar ritual bisa dilihat langsung, seperti mencuci tangan berulang-ulang atau memeriksa pintu berulang-ulang untuk memastikan bahwa pintu sudah dikunci. Ritual lainnya merupakan kegiatan batin, misalnya menghitung atau membuat pernyataan berulang untuk menghilangkan bahaya.
Penderita bisa terobsesi oleh segala hal dan ritual yang dilakukan tidak selalu secara logis berhubungan dengan rasa tidak nyaman yang akan berkurang jika penderita menjalankan ritual tersebut.
Penderita yang merasa khawatir tentang pencemaran, rasa tidak nyamannya akan berkurang jika dia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Karena itu setiap obsesi tentang pencemaran timbul, maka dia akan berulang-ulang memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.
Sebagian besar penderita menyadari bahwa obsesinya tidak mencerminkan resiko yang nyata. Mereka menyadari bahwa perliku fisik dan mentalnya terlalu berlebihan bahkan cenderung aneh.
Penyakit obsesif-kompulsif berbeda dengan penyakit psikosa, karena pada psikosa penderitanya kehilangan kontak dengan kenyataan. Penderita merasa takut dipermalukan sehingga mereka melakukan ritualnya secara sembunyi-sembunyi. Sekitar sepertiga penderita mengalami depresi ketika penyakitnya terdiagnosis.
Gejala ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya. Gejala utam obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria:
Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.
Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya.
Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.
CIRI-CIRI OBSESIF KOMPULSIF
Simptom dari Obsesif Kompulsif ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya. Gejala utama obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.
Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya.
Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.
Obsesi dan kompulsi menyebabkan terjadinya tekanan dalam diri penderita dan menghabiskan waktu (lebih dari satu jam sehari) atau secara signifikan mengganggu fungsi normal seseorang, atau kegiatan sosial atau suatu hubungan dengan orang lain.
Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang seperti mencuci tangan & melakukan pengecekan dengan maksud tertentu.
BERBAGAI PERILAKU GANGGUAN YAN SERING TERJADI :
Membersihkan atau mencuci tangan
Memeriksa atau mengecek
Menyusun
Mengkoleksi atau menimbun barang
Menghitung atau mengulang pikiran yang selalu muncul (obsesif)
Takut terkontaminasi penyakit/kuman
Takut membahayakan orang lain
Takut salah
Takut dianggap tidak sopan
Perlu ketepatan atau simetri
Bingung atau keraguan yang berlebihan.
Mengulang berhitung berkali-kali (cemas akan kesalahan pada urutan bilangan)
Individu yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif kadang memilki pikiran intrusif tanpa tindakan repetatif yang jelas akan tetapi sebagian besar penderita menunjukkan perilaku kompulsif sebagai bentuk lanjutan dari pikiran-pikiran negatif sebelumnya yang muncul secara berulang, seperti ketakutan terinfeksi kuman, penderita gangguan obsesif-kompulsif sering mencuci tangan (washer) dan perilaku umum lainnya seperti diatas.
TREATMENT/PENANGANAN
Psikoterapi.
Treatment psikoterapi untuk gangguan obsesif-kompulsif umumnya diberikan hampir sama dengan gangguan kecemasan lainnya.
Ada beberapa faktor OCD sangat sulit untuk disembuhkan, penderita OCD kesulitan mengidentifikasi kesalahan (penyimpangan perilaku) dalam mempersepsi tindakannya sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang tidak normal. Individu beranggapan bahwa ia normal-normal saja walaupun perilakunya itu diketahui pasti sangat menganggunya.
Baginya, perilaku kompulsif tidak salah dengan perilakunya tapi bertujuan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja. Faktor lain adalah kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai kondisi yang dialami oleh individu oleh praktisi secara tidak tepat dapat membuat individu merasa enggan untuk mengikuti terapi.
Cognitive-behavioural therapy (CBT) adalah terapi yang sering digunakan dalam pemberian treatment pelbagai gangguan kecemasan termasuk OCD. Dalam CBT penderita OCD pada perilaku mencuci tangan diatur waktu kapan ia mesti mencuci tangannya secara bertahap. Bila terjadi peningkatan kecemasan barulah terapis memberikan izin untuk individu OCD mencuci tangannya. Terapi ini efektif menurunkan rasa cemas dan hilang secara perlahan kebiasaan-kebiasaannya itu.
Dalam CBT terapis juga melatih pernafasan, latihan relaksasi dan manajemen stres pada individu ketika menghadapi situasi konflik yang memberikan kecemasan, rasa takut atau stres muncul dalam diri individu. Pemberian terapi selama 3 bulan atau lebih.
Farmakologi
Pemberian obat-obatan medis berserta psikoterapi sering dilakukan secara bersamaan dalam masa perawatan penderita OCD. Pemberian obat medis hanya bisa dilakukan oleh dokter atau psikiater atau social worker yang terjun dalam psikoterapi.
Pemberian obat-obatan haruslah melalui kontrol yang ketat karena beberapa dari obat tersebut mempunyai efek samping yang merugikan.
Obat medis yang digunakan dalam pengobatan OCD seperti; Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yang dapat mengubah level serotonin dalam otak, jenis obat SSRIs ini adalah Fluoxetine (Prozac), sertraline (Zoloft), escitalopram (Lexapro),
paroxetine (Paxil), dan citalopram (Celexa)
Trisiklik (Tricyclics)
Obat jenis trisiklik berupa clomipramine (Anafranil). Trisiklik merupakan obat-obatan lama dibandingkan SSRIs dan bekerja sama baiknya dengan SSRIs. Pemberian obat ini dimulai dengan dosis rendah. Beberapa efek pemberian jenis obat ini adalah peningkatan berat badan, mulut kering, pusing dan perasaan mengantuk.
Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs). Jenis obat ini adalah phenelzine (Nardil), tranylcypromine (Parnate) dan isocarboxazid (Marplan). Pemberian MAOIs harus diikuti pantangan makanan yang berkeju atau anggur merah, penggunaan pil KB, obat penghilang rasa sakit (seperti Advil, Motrin, Tylenol), obat alergi dan jenis suplemen. Kontradiksi dengan MOAIs dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi.
Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder, OCD) adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu didominasi oleh repetatif pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan kecemasannya.
Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha untuk melawan pikiran-pikiran menganggu tersebut yang timbul secara berulang-ulang akan tetapi tidak mampu menahan dorongan melakukan tindakan berulang untuk memastikan segala sesuatunya baik-baik saja.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui. Gangguan obsesif-kompulsif tidak ada kaitan dengan bentuk karakteristik kepribadian seseorang, pada individu yang memiliki kepribadian obsesif-kompulsif cenderung untuk bangga dengan ketelitian, kerapian dan perhatian terhadap hal-hal kecil, sebaliknya pada gangguan obsesif-kompulsif, individu merasa tertekan dengan kemunculan perilakunya yang tidak dapat dikontrol. Mereka merasa malu bila perilaku-perilaku tersebut dipertanyakan oleh orang yang melihatnya karena melakukan pekerjaan yang secara berulang-ulang. Mereka berusaha mati-matian untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.
Penyebab Obsesif Kompulsif adalah:
Genetik - (Keturunan).Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang mempunyai sejarah penyakit ini kemungkinan beresiko mengalami OCD (Obsesif Compulsive Disorder).
Organik – Masalah organik seperti terjadi masalah neurologi dibagian - bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD. Kelainan saraf seperti yang disebabkan oleh meningitis dan ensefalitis juga adalah salah satu penyebab OCD.
Kepribadian - Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif lebih cenderung mendapat gangguan OCD. Ciri-ciri mereka yang memiliki kepribadian ini ialah seperti keterlaluan mementingkan aspek kebersihan, seseorang yang terlalu patuh pada peraturan, cerewet, sulit bekerja sama dan tidak mudah mengalah.
Pengalaman masa lalu - Pengalaman masa lalu/lampau juga mudah mencorakkan cara seseorang menangani masalah di antaranya dengan menunjukkan gejala OCD.
Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan
Konflik - Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya menghadapi konflik jiwa yang berasal dari masalah hidup. Contohnya hubungan antara suami-istri, di tempat kerja, keyakinan diri.
Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi, atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala yang mirip dengan depresi. Perilaku yang obsesif pada ibu depresi berusaha berkali-kali atau berkeinginan untuk membunuh bayinya.
INDIVIDU YANG BERISIKO
Individu yang beresiko mengalami gangguan obsesif-kompulsif adalah;
Individu yang mengalami permasalahan dalam keluarga dari broken home, kesalahan atau kehilangan masa kanak-kanaknya. (teori ini masih dianggap lemah namun masih dapat diperhitungkan)
Faktor neurobilogi dapat berupa kerusakan pada lobus frontalis, ganglia basalis dan singulum.
Individu yang memilki intensitas stress yang tinggi
Riwayat gangguan kecemasan
Depresi
Individu yang mengalami gangguan seksual
GEJALA
Obsesi yang umum bisa berupa kegelisahan mengenai pencemaran, keraguan, kehilangan dan penyerangan. Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang, dengan maksud tertentu dan disengaja.
Sebagian besar ritual bisa dilihat langsung, seperti mencuci tangan berulang-ulang atau memeriksa pintu berulang-ulang untuk memastikan bahwa pintu sudah dikunci. Ritual lainnya merupakan kegiatan batin, misalnya menghitung atau membuat pernyataan berulang untuk menghilangkan bahaya.
Penderita bisa terobsesi oleh segala hal dan ritual yang dilakukan tidak selalu secara logis berhubungan dengan rasa tidak nyaman yang akan berkurang jika penderita menjalankan ritual tersebut.
Penderita yang merasa khawatir tentang pencemaran, rasa tidak nyamannya akan berkurang jika dia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Karena itu setiap obsesi tentang pencemaran timbul, maka dia akan berulang-ulang memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.
Sebagian besar penderita menyadari bahwa obsesinya tidak mencerminkan resiko yang nyata. Mereka menyadari bahwa perliku fisik dan mentalnya terlalu berlebihan bahkan cenderung aneh.
Penyakit obsesif-kompulsif berbeda dengan penyakit psikosa, karena pada psikosa penderitanya kehilangan kontak dengan kenyataan. Penderita merasa takut dipermalukan sehingga mereka melakukan ritualnya secara sembunyi-sembunyi. Sekitar sepertiga penderita mengalami depresi ketika penyakitnya terdiagnosis.
Gejala ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya. Gejala utam obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria:
Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.
Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya.
Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.
CIRI-CIRI OBSESIF KOMPULSIF
Simptom dari Obsesif Kompulsif ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya. Gejala utama obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.
Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya.
Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.
Obsesi dan kompulsi menyebabkan terjadinya tekanan dalam diri penderita dan menghabiskan waktu (lebih dari satu jam sehari) atau secara signifikan mengganggu fungsi normal seseorang, atau kegiatan sosial atau suatu hubungan dengan orang lain.
Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang seperti mencuci tangan & melakukan pengecekan dengan maksud tertentu.
BERBAGAI PERILAKU GANGGUAN YAN SERING TERJADI :
Membersihkan atau mencuci tangan
Memeriksa atau mengecek
Menyusun
Mengkoleksi atau menimbun barang
Menghitung atau mengulang pikiran yang selalu muncul (obsesif)
Takut terkontaminasi penyakit/kuman
Takut membahayakan orang lain
Takut salah
Takut dianggap tidak sopan
Perlu ketepatan atau simetri
Bingung atau keraguan yang berlebihan.
Mengulang berhitung berkali-kali (cemas akan kesalahan pada urutan bilangan)
Individu yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif kadang memilki pikiran intrusif tanpa tindakan repetatif yang jelas akan tetapi sebagian besar penderita menunjukkan perilaku kompulsif sebagai bentuk lanjutan dari pikiran-pikiran negatif sebelumnya yang muncul secara berulang, seperti ketakutan terinfeksi kuman, penderita gangguan obsesif-kompulsif sering mencuci tangan (washer) dan perilaku umum lainnya seperti diatas.
TREATMENT/PENANGANAN
Psikoterapi.
Treatment psikoterapi untuk gangguan obsesif-kompulsif umumnya diberikan hampir sama dengan gangguan kecemasan lainnya.
Ada beberapa faktor OCD sangat sulit untuk disembuhkan, penderita OCD kesulitan mengidentifikasi kesalahan (penyimpangan perilaku) dalam mempersepsi tindakannya sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang tidak normal. Individu beranggapan bahwa ia normal-normal saja walaupun perilakunya itu diketahui pasti sangat menganggunya.
Baginya, perilaku kompulsif tidak salah dengan perilakunya tapi bertujuan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja. Faktor lain adalah kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai kondisi yang dialami oleh individu oleh praktisi secara tidak tepat dapat membuat individu merasa enggan untuk mengikuti terapi.
Cognitive-behavioural therapy (CBT) adalah terapi yang sering digunakan dalam pemberian treatment pelbagai gangguan kecemasan termasuk OCD. Dalam CBT penderita OCD pada perilaku mencuci tangan diatur waktu kapan ia mesti mencuci tangannya secara bertahap. Bila terjadi peningkatan kecemasan barulah terapis memberikan izin untuk individu OCD mencuci tangannya. Terapi ini efektif menurunkan rasa cemas dan hilang secara perlahan kebiasaan-kebiasaannya itu.
Dalam CBT terapis juga melatih pernafasan, latihan relaksasi dan manajemen stres pada individu ketika menghadapi situasi konflik yang memberikan kecemasan, rasa takut atau stres muncul dalam diri individu. Pemberian terapi selama 3 bulan atau lebih.
Farmakologi
Pemberian obat-obatan medis berserta psikoterapi sering dilakukan secara bersamaan dalam masa perawatan penderita OCD. Pemberian obat medis hanya bisa dilakukan oleh dokter atau psikiater atau social worker yang terjun dalam psikoterapi.
Pemberian obat-obatan haruslah melalui kontrol yang ketat karena beberapa dari obat tersebut mempunyai efek samping yang merugikan.
Obat medis yang digunakan dalam pengobatan OCD seperti; Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yang dapat mengubah level serotonin dalam otak, jenis obat SSRIs ini adalah Fluoxetine (Prozac), sertraline (Zoloft), escitalopram (Lexapro),
paroxetine (Paxil), dan citalopram (Celexa)
Trisiklik (Tricyclics)
Obat jenis trisiklik berupa clomipramine (Anafranil). Trisiklik merupakan obat-obatan lama dibandingkan SSRIs dan bekerja sama baiknya dengan SSRIs. Pemberian obat ini dimulai dengan dosis rendah. Beberapa efek pemberian jenis obat ini adalah peningkatan berat badan, mulut kering, pusing dan perasaan mengantuk.
Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs). Jenis obat ini adalah phenelzine (Nardil), tranylcypromine (Parnate) dan isocarboxazid (Marplan). Pemberian MAOIs harus diikuti pantangan makanan yang berkeju atau anggur merah, penggunaan pil KB, obat penghilang rasa sakit (seperti Advil, Motrin, Tylenol), obat alergi dan jenis suplemen. Kontradiksi dengan MOAIs dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi.
Quote:
kebiasan TS :
cuci tangan mulu apalagi kalo abis megang duit, anti banget kalo abis megang duit trus megang anggota badan yang lain , biasanya tangan TS langsung dikeatasin biar ga kena badan (Ampe segitunya loh !)
cuci muka mulu dikantor mungkin 6xan gitu , nyampe kantor , mau pulang , solat , pokoknya kedepan beli jajanan aja ampe rumah mesti cuci muka juga , kalo perlu mandi
ngecek berulang ulang , tiap ke bank padal udh masuk bolak balik lagi ke bank nya buat mastiin kalo duit udh ketabung . ato pas berangkat kantor , bolak balik ngecek kompor gas , saklar listrik ampe bikin telat
cemas banget ! , yak over worries nya ga ketulungan deh ! bener bener sangat teramat cemas dalam segalah hal apapun
mandang masalah kecil itu besar , yak kalo agan peratiin penjelasan diatas , TS orgnya kek gitu , kalo pacaran nih berantem ama pacar , yang kecil kecil gue masalahin juga padal mah sepelu loh
cenderung perfeksionis dan detail , ini juga gue banget , mungkin karena kita selalu ngecek sesuatu berulang ulang , jadi gue termasuk org yang selalu pengen semua tertata indah dan must be perfect ! dari yang sekecil tokai gue peratiin ampe yang segede gajah , makanya kadang kalo ada org yang ga cocok ama gue pasti musuhin gue .
undercontrol ,gue tau gue melakukan itu semua tapi itu udh kek ke mindset di otak gitu jadi susah untuk berenti
cuci tangan mulu apalagi kalo abis megang duit, anti banget kalo abis megang duit trus megang anggota badan yang lain , biasanya tangan TS langsung dikeatasin biar ga kena badan (Ampe segitunya loh !)
cuci muka mulu dikantor mungkin 6xan gitu , nyampe kantor , mau pulang , solat , pokoknya kedepan beli jajanan aja ampe rumah mesti cuci muka juga , kalo perlu mandi
ngecek berulang ulang , tiap ke bank padal udh masuk bolak balik lagi ke bank nya buat mastiin kalo duit udh ketabung . ato pas berangkat kantor , bolak balik ngecek kompor gas , saklar listrik ampe bikin telat
cemas banget ! , yak over worries nya ga ketulungan deh ! bener bener sangat teramat cemas dalam segalah hal apapun
mandang masalah kecil itu besar , yak kalo agan peratiin penjelasan diatas , TS orgnya kek gitu , kalo pacaran nih berantem ama pacar , yang kecil kecil gue masalahin juga padal mah sepelu loh
cenderung perfeksionis dan detail , ini juga gue banget , mungkin karena kita selalu ngecek sesuatu berulang ulang , jadi gue termasuk org yang selalu pengen semua tertata indah dan must be perfect ! dari yang sekecil tokai gue peratiin ampe yang segede gajah , makanya kadang kalo ada org yang ga cocok ama gue pasti musuhin gue .
undercontrol ,gue tau gue melakukan itu semua tapi itu udh kek ke mindset di otak gitu jadi susah untuk berenti
SEMOGA BISA BERMANFAAT YA GAN !
bye ~ dellahurahura~

[URL="sumur"]http://www.psychologymania.com/2011/09/gangguan-obsesif-kompulsif-obsessive.html[/URL]
merdeka
0
22.4K
Kutip
71
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan