Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mildanzAvatar border
TS
mildanz
Masih Berharap Pahala dan Surga? Jadi Anak Kecil Saja Deh!
Quote:


Kenapa perlu diiming-imingi hadiah berupa pahala dan surga? Tidak cukupkah diyakinkan bahwa berbuat baik dan beribadah itu pasti akan berbuah kebaikan pula bagi pelakunya? (tanpa perlu dijanjikan pahala dan surga). Dalam perenungan (dan hasil kontemplasi) saya, manusia-manusia yang tingkat kesadaran beragama dan kesadaran kemanusiaannya masih rendah memang perlu dan bahkan wajib diiming-imingi hadiah agar mau/terdorong berbuat kebaikan (termasuk agar mau beribadah).

Manusia-manusia dengan tingkat/level kesadaran spiritual dan kesadaran kemanusiaan yang masih rendah seperti itu masih belum mampu melihat hakikat kebaikan dan ibadah yang sebenarnya. Oleh sebab itu, mereka perlu dirangsang dengan hadiah atau bonus agar mau melakukannya. Kalau tidak, maka akan kacaulah dunia ini! (karena dipastikan sedikit sekali atau bahkan tidak ada yang mau melakukan kebaikan/ibadah). Tuhan sangat menyadari potensi kekacauan tersebut.

Sebaliknya, bagi mereka yang sudah sadar atau sudah meningkat lebih tinggi level kesadaran spiritual & kemanusiaannya, tanpa iming-iming pahala dan surga pun, mereka tetap bersemangat melakukan segala macam kebaikan dan beribadah. Bahkan pada level kesadaran spiritual tertentu, mereka sudah tidak peduli lagi dengan pahala dan surga. Bukan itu lagi tujuan atau motivasi mereka berbuat kebaikan (maupun beribadah).

Para sufi (penempuh jalan spiritual melalui jalur tasawwuf) biasanya mengalami hal tersebut ketika mereka mulai masuk ke level hakikat dan makrifat. Maka bagi mereka, pahala dan surga sama sekali tidak ada artinya bila dibandingkan dengan kenikmatan lain yang jauh lebih berharga.

Lalu, bagaimana dengan mereka yang masih saja berkutat pada level kesadaran ‘anak-anak’ dalam hal motivasi berbuat kebaikan & beribadah? Patut disayangkan. Usia semakin dewasa, bahkan sudah uzur, namun tingkat kesadaran spiritual masih saja berada pada level anak-anak. Apa yang salah? Saya pribadi melihat salah satu penyebabnya yaitu pada pendidikan agama yang masih saja berkutat pada motivasi pahala dan surga, terutama pada ceramah-ceramah yang disampaikan oleh para pemuka agama (Islam khususnya). Tepatnya lagi pada materi ceramah yang berisi anjuran berbuat kebaikan dan beribadah.

Jika berbuat ini, maka pahalanya segini. Jika berbuat itu, pahalanya sebesar itu. Jika melakukan amal ini, maka ganjarannya segini. Jika melakukan amal ini-itu, Anda dihadiahi surga. Begitulah tradisi isi mayoritas ceramah agama yang bertahun-tahun tetap saja masih dipertahankan. Hampir tidak ada hal yang baru untuk lebih meningkatkan level kesadaran beragama dan berbuat kebaikan.

Hasilnya apa? Salah satunya adalah mental pedagang dan mental pamrih! Tak ada yang salah dengan motivasi mendapatkan pahala dan surga dari melakukan ibadah & kebaikan, namun jika kita berhenti pada tahap tersebut, sangat disayangkan! Hakikat perbuatan baik dan berbagai ibadah yang kita lakukan pun akan tertutupi. Kita jadi sulit atau tidak mampu melihat apa sebenarnya esensi di balik berbagai kebaikan dan ibadah, terutama untuk apa kita melakukannya.

Quote:

Quote:


Spoiler for SUMBER:
Diubah oleh mildanz 27-12-2013 02:31
0
1.9K
18
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan