Kemanakah Pemerintah Kita…Tidurkah Mereka, atau Jalan-jalan ke Luar Negeri?
TS
CriTiCaL*~
Kemanakah Pemerintah Kita…Tidurkah Mereka, atau Jalan-jalan ke Luar Negeri?
Kemanakah Pemerintah Kita…Tidurkah Mereka, atau Jalan-jalan ke Luar Negeri?
Quote:
Sebelumnya budayakan membaca hingga selesai supaya agan lebih tau, karena membaca adalah memperlajari isi
Quote:
Mengapa masyarakat kita harus bersekolah ke luar negeri demi untuk mendapatkan gelar atau ilmu pendidikan yang dianggap lebih lengkap dan sempurna..?? Tak dapatkan Negara kita menciptakan dunia pendidikan sehebat, selengkap dan sesempurna serta berkualitas seperti di luar negeri…??
Jawabannya tentunya PASTI BISA..!! Jika ada kesungguhan tekat dan kerja sama antara penyelenggara pendidikan dengan pemerintah selaku pemegang keputusan atas aturan ketatanegaraan. Banyak sekali anak bangsa kita yang memiliki kemampuan untuk bersama-sama memajukan dunia pendidikan kita agar nantinya terlahir anak-anak bangsa yang bisa membagakan dan membesarkan bangsa Indonesia lewat kecerdasan yang mereka miliki.
Seperti yang dilakukan oleh Putera Sampoerna mantan pemilik PT HM Sampoerna Tbk. Yang telah menjual seluruh bisnisnya ke perusahaan rokok AS, Philip Morris. Kini lewat yayasan Sampoerna Foundation beliau ingin menciptakan pemimpin – pemimpin yang berkualitas dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat miskin yang memiliki potensi untuk bisa menempuh pendidikan di AS. Beliau juga berjuang mendekati beberapa universitas dan perusahaan raksasa AS agar bisa membantu rakyat Indonesia menempuh pendidikan berkualitas.
Begitu tidak berkualitaskah dunia pendidikan kita yang kini semakin tinggi biaya pendidikannya sedangkan kualitasnya masih rendah. Pastilah pilihan mereka –mereka yang mampu untuk bersekolah di luar negeri dengan perbandingan nominal yang tidak jauh beda tapi memiliki kualitas lebih menjanjikan. Dunia pendidikan kita sekarang lebih kepada dilandasi kepentingan bisnis semata. Ketulusan niat untuk ikut mencerdaskan bangsa ini hanya menjadi alasan atau tema semata dalam pengembangan misi sesungguhnya.
Seandainya saja para penyelenggara pendidikan kita memiliki niatan tulus dalam mencerdaskan anak bangsa ini, sudah menjadi perencanaan awal bagaimana menyeimbangkan antara biaya operational dengan tujuan melahirkan anak-anak yang benar-benar berprestasi bukan hanya mengejar gelar semata.
Masalahnya sekarang dunia pendidikan kita sudah dijadikan ajang mencari keuntungan, sehingga kualitas anak-anak didiknya sudah tidak dipertimbangkan lagi. Mereka yang mampu, mereka pulalah yang hanya bisa masuk sekolah maupun universitas bergengsi. Karena hanya di sekolah maupun universitas bergengsi inilah yang memiliki fasilitas lengkap didukung tim pengajar yang tentunya memiliki kemampuan melebihi sekolah-sekolah “biasa”.
Kenyataannya sekarang banyak anak –anak negeri kita yang memiliki kecerdasan luar biasa datang dari golongan tidak mampu. Hal ini terjadi karena anak-anak tersebut memiliki semangat tinggi untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya, mereka tidak mau selamanya menderita maka kesungguhan dan keseriusan dalam belajar terjaga di antara mereka. Berbeda dengan anak-anak yang mendapatkan fasilitas lebih dari orang tuanya, mereka terbiasa hidup dalam kemewahan,kemudahan,kemanjaan sehingga semangat untuk berprestasi tidak dimiliki oleh sebagian besar mereka. Mereka telah terbiasa mendapatkan segala sesuatunya dengan mudah. Ironinya justru mereka ini yang lebih mudah mendapatkan kesempatan untuk menikmati fasilitas suatu sekolah maupun universitas favorit tanpa didukung semangat belajar bahkan terkadang hanya untuk kepentingan “gengsi” semata.
Sungguh sangat disayangkan memang….. Bahkan lebih parah lagi kenyataan yang ada sekarang anak-anak negeri kita yang memiliki semangat belajar tinggi harus mempertaruhkan nyawanya dalam belajar seperti yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Mereka harus menyeberangi derasnya arus sungai, menyeberangi jembatan yang rusak dengan dibantu oleh seutas tali tanpa didukung oleh pengamanan yang tepat. Walaupun pada akhirnya kini sebagian sudah ada yang diberikan fasilitas perahu karet maupun rakit sebagai solusinya. Tapi apakah ini sepadan dengan anggaran-anggaran untuk sebuah pembangunan “Ruang Rapat” dewan anggaran di DPR maupun anggaran pembangunan “ TOILET” di gedung dewan “ yang katanya terhormat”…??? Maupun biaya akomodasi “jalan-jalan” ke luar negeri Anggota Dewan maupun pejabat terkait…
Bahkan sekolah-sekolah negeri kita yang jelas-jelas di bawah pengawasan dan naungan department pendidikan di negeri ini tidak lebih bagus dari sebuah gubuk bambu yang masih aman untuk ditinggali. Gedung sekolah yang sewaktu-waktu ambruk mengancam jiwa-jiwa tak berdosa. Kemanakah pemerintah kita….TIDURKAH mereka, atau sedang jalan-jalan ke luar negeri…?????
Marilah kita bersama-sama meningkatkan kepedulian kepada anak-anak bangsa ini. Jangan kita sia-siakan mereka karena merekalah yang nantinya akan meneruskan cita-cita bangsa ini. Agar perjuangan para pahlawan kita yang telah mempertaruhkan jiwa dan raganya demi kemerdekaan atas penjajahan tidak sia-sia. Jangan kita biarkan kita terjajah lagi oleh “Hutang Budi” dunia pendidikan kita kepada luar negeri atas kontribusinya mencerdaskan anak bangsa. Indonesia “ kaya” ,kita berdayakan semua yang ada dengan segenap KETULUSAN bukan atas kepentingan pribadi maupun golongan semata.
Kemana Pemerintah kita gan? ketika para penerus bangsa harus bersekolah jalan kaki begitu jauhnya? harus was-was karena bangunan sekolah yang tidak terurus?
jalanan pedesaan hancur, jalan perlintasan juga sama!
Apakah mereka saling sibuk memperkaya diri sendiri?
Mari bagi kita penerus bangsa "Lebih Baik Menyalakan Lilin daripada Mencaci Kegelapan"