Kepada Warga Kota Jakarta Timur
yang saya hormati,

Assalamu alaikum wr. wb
Salam sejahtera untuk kita semua

Melalui kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan sebuah surat perkenalan kepada Ibu, Bapak dan rekan-rekan sekalian, warga Kota Jakarta Timur.

Nama saya Taufik Basari, saya adalah seorang warga negara yang ingin menyumbangkan tenaga, pikiran dan waktu saya untuk bangsa ini agar bisa menjadi lebih baik. Saya adalah seorang advokat yang sering menangani perkara-perkara untuk kepentingan publik, membela hak-hak asasi manusia, aktif dalam gerakan anti korupsi, dan juga menjadi pengajar filsafat di Universitas Indonesia.

Saya lahir di Jakarta, 37 tahun yang lalu, anak kedua dari pasangan Kudian Hardjono dan Lily Suhaeli. Saya bersekolah di SD Putra I Jakarta Timur, SMPN 117 Jakarta Timur, SMAN 8 Jakarta Selatan, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum UI hingga memperoleh gelar Sarjana Hukum, lalu Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya hingga memperoleh sarjana filsafat/sarjana humaniora, dan setelah mendapatkan beasiswa Fulbright, saya menempuh pendidikan S-2 di Northwestern University, School of Law di Chicago, Amerika Serikat hingga memperoleh Master di bidang Hukum HAM Internasional.

Saya mengawali pengabdian saya di masyarakat melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta pada tahun 2000, lembaga yang didirikan oleh Adnan Buyung Nasution, Ali Sadikin dan kawan-kawan. Pada masa itulah saya banyak belajar mengenai kehidupan, bagaimana saya merasakan ketidakadilan menimpa orang-orang yang tidak mampu, yang tidak punya uang, tidak punya kekuasaan. Saya banyak menangani kasus-kasus perburuhan, kekerasan oleh aparat, penggusuran, dan berbagai kasus yang menimpa orang yang tertindas serta ter-zhalimi oleh kekuasaan. Sejak Tahun 2005, saya mengajar di Departemen Filsafat UI. Lalu tahun 2006, saya diangkat menjadi Direktur Bantuan Hukum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia untuk mengkoordinir bantuan hukum di 14 kantor YLBHI seluruh Indonesia. Pada tahun 2008, saya mendirikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Masyarakat yang fokus pada pemberian penyuluhan hukum ke berbagai komunitas masyarakat.

Selama ini saya bersama kawan-kawan lain aktif dalam gerakan anti korupsi dan gerakan melawan mafia hukum. Beberapa tahun yang lalu saya juga menjadi salah satu bagian dari Tim Pembela Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus Bibit-Chandra melawan kriminalisasi oleh pihak-pihak yang ingin melemahkan pemberantasan korupsi.

Sebagai advokat, saya melihat sendiri bagaimana hukum tajam ke bawah namun tumpul ke atas, negara hukum seolah-olah hanya menjadi slogan semata. Mafia hukum, uang, dan kekuasaan, sanggup mengatur dan mempermainkan hukum di negeri ini. Para petinggi negeri ini banyak yang mengecewakan publik. Korupsi terjadi di berbagai sektor dan menodai lembaga-lembaga negara mulai dari pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat, lembaga peradilan, termasuk juga lembaga penegak hukum.

Kita tidak boleh hanya sekedar marah dan kecewa dengan kondisi ini, tapi kita harus bergerak untuk memperbaikinya. Jangan mengutuk kegelapan, tapi nyalakanlah lilin agar menjadi terang. Karena itulah ketika saya diminta untuk bergabung di sebuah partai baru, Partai NasDem yang mengusung Gerakan Perubahan, saya bersedia menerima tawaran tersebut dan kemudian menjadi salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) membidangi Hukum dan HAM. Saya adalah orang baru dalam partai politik, begitu pula Partai NasDem adalah partai yang baru sehingga saya merasa bisa menaruh harapan baru dan memulai gerakan perubahan ini dengan semangat baru. Sebelumnya, saya berjuang di luar sistem bersama gerakan masyarakat lainnya. Oleh Partai NasDem, saya diminta untuk menjadi calon wakil rakyat DPR RI dari daerah pemilihan Jakarta Timur.

Niat saya untuk bergabung di partai politik semata-mata ingin melakukan perubahan. Cita-cita saya adalah ingin membuat negeri ini menjadi lebih baik, bersih dari korupsi, negara hukum menjadi tegak, tercipta keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat tanpa diskriminasi. Suatu niat dan cita-cita yang mesti kita percaya bisa kita wujudkan jika kita bersama-sama bergandengan tangan dan berjuang dengan optimisme dan harapan.

Dalam masa pemilu 2014 ini saya juga ingin melakukan pendidikan politik kepada masyarakat. Saya ingin kita paham bahwa yang dipilih dalam pemilu adalah orang-orang yang nantinya duduk menjadi wakil rakyat. Karena itu, pemilih haruslah kritis, periksalah latar belakang rekam jejak calon yang diusung partai-partai peserta pemilu. Jangan sampai salah pilih, jangan sampai kita memilih wakil kita sekaligus kita menghantarkan orang pilihan kita tersebut ke penjara karena korupsi. Dalam pemilu ini, saya juga tidak ingin menggunakan politik uang, jual beli suara, karena itu merusak demokrasi. Saya berharap warga Jakarta Timur adalah warga yang kritis yang tidak memilih hanya karena dibeli suaranya, diiming-imingi uang dan sembako ataupun hanya karena faktor iklan, pencitraan, serta janji-janji manis. Pilihlah orangnya, orang yang telah kita pelajari latar belakangnya, sehingga kita bisa titipkan nasib dan masa depan bangsa ini.

Terakhir, saya mohon maaf apabila terdapat kata-kata saya tidak berkenan dalam surat ini. Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan berkah dari Yang Maha Kuasa dan tentunya semoga cita-cita agar bangsa ini mampu menjadi lebih baik dapat terwujud. Amiin.

Hormat Saya,


Taufik Basari, S.H., S.Hum, LL.M
Caleg DPR RI Partai NasDem
Nomor Urut 1

Ingin memberi dukungan dengan menjadi relawan, hubungi:
Sekretariat: Rumah Bersama Gerakan Perubahan, Pangkalan Jati Kalimalang Square KS-12, Jl. Kalimalang Raya 6E, simpang lampu merah Pangkalan Jati, Pondok Bambu, Jakarta Timur;
SMS Center: 081808878865;
website: [url=http://www.taufikbasari.net;]www.taufikbasari.net;[/url] twitter: @taufikbasari