- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini cara Gus Dur merangkul dan memperlakukan rakyat kecil


TS
m4r1c0
Ini cara Gus Dur merangkul dan memperlakukan rakyat kecil
Salah satu Presiden yang paling plural, berikut rangkuman sikap dan perbuatan alm Gus Dur semasa hidupnya dalam mendekatkan diri terhadap rakyatnya..
Quote:
1. Blusukan
Merdeka.com - Gus Dur, jauh sebelum menjabat presiden keempat dikenal sebagai tokoh yang gemar blusukan. Sikap itu melekat pada dirinya sejak masih nyantri dan menjabat sebagai Ketua PBNU. Sikap itu dipertahankan hingga menjabat sebagai presiden, hingga sesudah dilengserkan.
Bahkan, menjelang detik-detik sebelum meninggal, Gus Dur, menurut orang dekatnya, Bambang Susanto, ogah mengecewakan orang lain. Dia tetap blusukan. Gus Dur sering bertamu ke desa-desa pelosok, ke pesantren, ke kawan-kawan sejawat, hingga ke ziarah ke kuburan toko-tokoh yang tidak diketahui orang.
Anita Wahid, salah satu Putri Gus Dur, kepada merdeka.com bahkan terkadang bertanya-tanya. "Ini siapa yang didatangi bapak. Terkadang beliau datang ke rumah-rumah warga di pelosok sekadar silaturahmi. Ya kita sih ikut saja, bapak lebih tahu," ujarnya.
Merdeka.com - Gus Dur, jauh sebelum menjabat presiden keempat dikenal sebagai tokoh yang gemar blusukan. Sikap itu melekat pada dirinya sejak masih nyantri dan menjabat sebagai Ketua PBNU. Sikap itu dipertahankan hingga menjabat sebagai presiden, hingga sesudah dilengserkan.
Bahkan, menjelang detik-detik sebelum meninggal, Gus Dur, menurut orang dekatnya, Bambang Susanto, ogah mengecewakan orang lain. Dia tetap blusukan. Gus Dur sering bertamu ke desa-desa pelosok, ke pesantren, ke kawan-kawan sejawat, hingga ke ziarah ke kuburan toko-tokoh yang tidak diketahui orang.
Anita Wahid, salah satu Putri Gus Dur, kepada merdeka.com bahkan terkadang bertanya-tanya. "Ini siapa yang didatangi bapak. Terkadang beliau datang ke rumah-rumah warga di pelosok sekadar silaturahmi. Ya kita sih ikut saja, bapak lebih tahu," ujarnya.
Quote:
2. Membuka Istana untuk rakyat
Setelah dilantik sebagai presiden, Gus Dur memutuskan tinggal di Istana Merdeka. Gus Dur juga memiliki cara mendekatkan seorang pemimpin terhadap rakyatnya. Dia misalnya, membuka Istana bagi siapapun yang berkunjung ke sana.
Mulai aktivis buruh, teman-temannya, tokoh masyarakat, pejabat, hingga kiai sering bertamu ke sana. Protokoler Istana diabaikan, hingga keangkeran Istana Merdeka pun hilang. Bahkan, konon Gus Dur sering menerima tamu hingga larut malam. Hingga beberapa orang menyebut cara Gus Dur itu terkesan aneh.
Tapi itulah cara Gus Dur. Kepada mantan ajudannya, Munib Huda Muhammad, dia beralasan, Istana Presiden sebagai simbol negara, harus didekatkan dengan rakyat.
Setelah dilantik sebagai presiden, Gus Dur memutuskan tinggal di Istana Merdeka. Gus Dur juga memiliki cara mendekatkan seorang pemimpin terhadap rakyatnya. Dia misalnya, membuka Istana bagi siapapun yang berkunjung ke sana.
Mulai aktivis buruh, teman-temannya, tokoh masyarakat, pejabat, hingga kiai sering bertamu ke sana. Protokoler Istana diabaikan, hingga keangkeran Istana Merdeka pun hilang. Bahkan, konon Gus Dur sering menerima tamu hingga larut malam. Hingga beberapa orang menyebut cara Gus Dur itu terkesan aneh.
Tapi itulah cara Gus Dur. Kepada mantan ajudannya, Munib Huda Muhammad, dia beralasan, Istana Presiden sebagai simbol negara, harus didekatkan dengan rakyat.
Quote:
3. Menemui siapa pun yang datang ke rumahnya
Sebagai tokoh, rumah kediaman Gus Dur di Ciganjur terbuka bagi tamu dari dari manapun. Mulai orang-orang kampung yang sekadar ingin sowan, kiai, tokoh-tokoh NU, tokoh partai politik, pejabat, aktivis, hingga rombongan peziarah Wali Songo, juga kerap berkunjung ke sana. Gus Dur sebagai tokoh besar, hampir bisa dipastikan menemui semua tamu-tamunya itu.
Gus Dur biasa menerima tamu sejak pagi hari usai salat subuh. Di masjid depan rumah, para calon tamu terkadang sampai antre bertemu Gus Dur.
"Terkadang ada satu sampai lima bus peziarah Wali Songo menginap di masjid ingin bertemu Gus Dur. Biasanya setelah salat Subuh mereka semua ditemui beliau," kata salah satu santri Gus Dur, Nuruddin Hidayat.
Munib Huda Muhammad, mantan ajudan Gus Dur paling setia juga menuturkan pengakuan mirip. Dia kerap menemani Gus Dur di Ciganjur. "Tamu-tamu Gus Dur ya beragam. Mulai masyarakat kecil sampai dukun-dukun datang terus," ujarnya.
Pernah suatu hari sampai Munib sampai jengkel dengan banyaknya dukun yang datang hampir setiap hari itu. Dia lalu mengungsi para dukun itu dengan cara baik-baik.
"Tapi kan akhirnya beliau (Gus Dur) juga tahu. Lalu saya di nasihati begini, 'kalau ada tamu itu ya dipersilakan, dihormati dengan baik, jangan melihat warna, rupa, back ground atau apapun."
Sebagai tokoh, rumah kediaman Gus Dur di Ciganjur terbuka bagi tamu dari dari manapun. Mulai orang-orang kampung yang sekadar ingin sowan, kiai, tokoh-tokoh NU, tokoh partai politik, pejabat, aktivis, hingga rombongan peziarah Wali Songo, juga kerap berkunjung ke sana. Gus Dur sebagai tokoh besar, hampir bisa dipastikan menemui semua tamu-tamunya itu.
Gus Dur biasa menerima tamu sejak pagi hari usai salat subuh. Di masjid depan rumah, para calon tamu terkadang sampai antre bertemu Gus Dur.
"Terkadang ada satu sampai lima bus peziarah Wali Songo menginap di masjid ingin bertemu Gus Dur. Biasanya setelah salat Subuh mereka semua ditemui beliau," kata salah satu santri Gus Dur, Nuruddin Hidayat.
Munib Huda Muhammad, mantan ajudan Gus Dur paling setia juga menuturkan pengakuan mirip. Dia kerap menemani Gus Dur di Ciganjur. "Tamu-tamu Gus Dur ya beragam. Mulai masyarakat kecil sampai dukun-dukun datang terus," ujarnya.
Pernah suatu hari sampai Munib sampai jengkel dengan banyaknya dukun yang datang hampir setiap hari itu. Dia lalu mengungsi para dukun itu dengan cara baik-baik.
"Tapi kan akhirnya beliau (Gus Dur) juga tahu. Lalu saya di nasihati begini, 'kalau ada tamu itu ya dipersilakan, dihormati dengan baik, jangan melihat warna, rupa, back ground atau apapun."
Quote:
4. Memberi apapun yang dimiliki
Gus Dur juga dikenal tidak pelit dengan siapa pun. Bila dia memiliki sesuatu, kemudian di minta orang, hampir pasti tidak pernah ditolak. Urusan duit misalnya, Gus Dur juga ringan tangan.
"Gus Dur sudah tidak lagi terlalu memikirkan dunia. Makomnya sudah bukan lagi seperti kita-kita," kata Nuruddin menambahkan.
Gus Dur juga dikenal tidak pelit dengan siapa pun. Bila dia memiliki sesuatu, kemudian di minta orang, hampir pasti tidak pernah ditolak. Urusan duit misalnya, Gus Dur juga ringan tangan.
"Gus Dur sudah tidak lagi terlalu memikirkan dunia. Makomnya sudah bukan lagi seperti kita-kita," kata Nuruddin menambahkan.
Quote:
5. Makan di warteg dan potong rambut di tempat cukur pasar
Sejak masih muda, Gus Dur dikenal sebagai pengembara. Hampir di semua daerah di Pulau Jawa ini, Gus Dur pernah mendatanginya. Sampai-sampai, Gus Dur ingat dengan semua warung atau rumah makan yang dia datangi.
Menurut kesaksian Munib Huda Muhammad, mantan ajudan Gus Dur paling setia, kiainya itu tahu saja warung-warung di daerah.
"Pokoknya kalau perjalanan dari Surabaya sampai Jakarta lewat Semarang, atau dari Yogyakarta, Purwokerto, sampai Ciamis, Gus Dur hafal mana-mana rumah makan yang enak. Beliau juga hafal jalan. Gus Dur terkadang meminta sopir ke warung yang malah kita dan orang daerah tidak tahu. Kalau soal warteg, Gus Dur sudah hafal di luar kepala. Uniknya, ketika sampai di warung itu, foto-foto beliau sudah banyak di warung itu," ujar Munib.
Bukan hanya warteg, tapi juga urusan potong rambut. Gus Dur memiliki langganan di daerah Pasar Senen bernama Yusuf Soebari. Tidak banyak yang mengenalnya, tapi orang-orang di PBNU hampir pasti semua mengenalnya.
"Gus Dur sering mencukur rambut di sana. Terkadang dia (Sobari) yang dipanggil ke rumah," kata Munib mengimbuhkan.
Sejak masih muda, Gus Dur dikenal sebagai pengembara. Hampir di semua daerah di Pulau Jawa ini, Gus Dur pernah mendatanginya. Sampai-sampai, Gus Dur ingat dengan semua warung atau rumah makan yang dia datangi.
Menurut kesaksian Munib Huda Muhammad, mantan ajudan Gus Dur paling setia, kiainya itu tahu saja warung-warung di daerah.
"Pokoknya kalau perjalanan dari Surabaya sampai Jakarta lewat Semarang, atau dari Yogyakarta, Purwokerto, sampai Ciamis, Gus Dur hafal mana-mana rumah makan yang enak. Beliau juga hafal jalan. Gus Dur terkadang meminta sopir ke warung yang malah kita dan orang daerah tidak tahu. Kalau soal warteg, Gus Dur sudah hafal di luar kepala. Uniknya, ketika sampai di warung itu, foto-foto beliau sudah banyak di warung itu," ujar Munib.
Bukan hanya warteg, tapi juga urusan potong rambut. Gus Dur memiliki langganan di daerah Pasar Senen bernama Yusuf Soebari. Tidak banyak yang mengenalnya, tapi orang-orang di PBNU hampir pasti semua mengenalnya.
"Gus Dur sering mencukur rambut di sana. Terkadang dia (Sobari) yang dipanggil ke rumah," kata Munib mengimbuhkan.
Sumber
Spoiler for Pict:

Spoiler for Pict:

Spoiler for Pict:

Salah satu bapak bangsa, mudah2an 2014 kembali memunculkan figur seperti Alm Gus Dur



0
4.7K
Kutip
65
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan