Sidang perkara penganiayaan yang menewaskan dua orang, dengan terdakwa Sarbjit Singh Rocky alias Roki di Pengadilan Negeri (PN) Medan kembali ricuh. Kali ini, bukan hanya terdakwa yang diserang keluarga korban, seorang polisi kerabat korban juga dipukuli sekelompok orang yang diduga pendukung terdakwa, Rabu (18/12).

Seperti sebelumnya, keluarga korban kembali melakukan penyerangan terhadap terdakwa usai sidang dengan agenda mendengar keterangan saksi itu. Polisi dan sekelompok laki-laki yang mengawal terdakwa tak bisa berbuat banyak. Mereka kalah jumlah dibandingkan kerabat Nimo dan Gurdip Kaur yang menjadi korban dalam perkara penganiayaan itu.

Baku pukul sempat terjadi di koridor pengadilan. Aksi itu terhenti setelah belasan petugas kepolisian berhasil mengamankan dan membawa terdakwa ke dalam mobil tahanan. Tapi keributan masih terjadi di luar gedung PN Medan.

Saat itu sekelompok orang yang diduga pendukung terdakwa sempat memukuli seorang personel polisi berpakaian preman yang merupakan kerabat korban. Pengeroyokan dilakukan saat pria yang diketahui bertugas di Polresta Medan itu berjalan menuju kendaraannya.

Sekelompok pemuda tiba-tiba keluar dari mobil Toyota Avanza hitam. Mereka langsung menyerang laki-laki itu secara membabi buta. Meski sendirian, personel kepolisian itu tetap membalas. Dalam pertarungan tak seimbang itu, si polisi sempat menarik senjata api dari pinggangnya.

Namun, para penyerang tidak kabur. Mereka justru terus melayangkan pukulan bertubi-tubi. Akibatnya, polisi itu tersungkur ke tepi jalan sambil berusaha menghindari pukulan.

Aksi penyerangan mengendur setelah beberapa polisi berpakaian dinas mencoba melerai perkelahian. Polisi berpakaian preman yang dihajar pun bangkit dan mengarahkan senjata kepada sekelompok pemuda itu. Alhasil, para pengeroyok melarikan diri ke jalan utama. Sebagian lainnya masuk ke mobil.

Akibat kejadian ini, wajah dan hidung polisi itu lebam dan mengeluarkan darah segar. "Tasku dicuri mereka, padahal banyak di dalamnya ada berkas penting," ucapnya sambil mengusap darah di wajah.

Sebelumnya, keributan juga terjadi saat sidang digelar Rabu (11/12). Keluarga dari Nimo dan Gurdip Kaur, dua korban tewas akibat penganiayaan dengan cara pembakaran, mengamuk dan menyerang Sarbjit Singh Rocky alias Roki.

Berdasarkan dakwaan JPU Maya, perkara penganiayaan yang menewaskan Nimo dan Gurdip Kaur bermula dari persoalan utang-piutang antara korban Nimo dengan ibu Sarbjit Singh, yang sebenarnya masih berkerabat.

Saat kejadian, terdakwa datang ke rumah Sokh Dewa di Jalan Karya Bhakti II, Medan Polonia. Dia mendapati Nimo dan Gurdip Kaur di teras rumah.

Sarbjit Singh kemudian membakar kedua korban setelah menyiramkan bensin dalam botol air mineral ke tubuh mereka. Setelah terbakar, korban dilarikan ke RS Mitra Sejati. Beberapa hari dirawat, keduanya meninggal dunia.

Atas perbuatannya, JPU menjerat terdakwa dengan Pasal 340 subs Pasal 338 subsider Pasal 351 ayat (3) KUHPidana.