Pengembangan Bandara Soekarno Hatta

Bandara internasional Soekarno-Hatta (BSH) sebagai bandara terbesar di Indonesia dan merupakan pintu gerbang NKRI saat ini bukan hanya menjadi bandara tersibuk di Indonesia, namun telah menjadi bandara tersibuk di wilayah Asia Pasifik. Berdasarkan data yang telah diliris oleh Airports Council International pada tahun 2012 BSH menduduki peringkat ke-12 dengan jumlah pergerakan mencapai 52.446.618 penumpang. Pertumbuhan jumlah penumpang sebesar 19,2% ini tentu saja dibarengi dengan peningkatan lalu lintas pesawat udara yang beroperasi di BSH.

Untuk mengatasi kepadatan lalu lintas udara tersebut, telah disusun rencana pengembangan BSH yang dituangkan dalam grand design. Penyusunan Grand Design dengan pendekatan komprehensif dilakukan untuk memberikan solusi terutama terhadap masalah-masalah pokok seperti: Kapasitas, Aksesibilitas, Konektivitas, Antarmoda dan aspek lingkungan Bandar udara. Konsep Grand Design BSH menjadi suatu rencana terukur yang berfungsi sebagai langkah strategis untuk mengintegrasikan seluruh pengembangan BSH secara keseluruhan, sehingga terjadi kontinuitas pengembangan bandara yang bersinergi.

Stasiun Kereta Api Bandara

Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2011 Tanggal 24 Nopember 2011 tentang penugasan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menyelenggarakan prasarana dan sarana kereta api Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Jalur Lingkar Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi.

Airport Express
Airport Express merupakan jasa pelayanan kereta bandara dari Stasiun Dukuh Atas di pusat kota Jakarta. Jalur kereta terletak di bawah tanah (underground) dan masuk ke area Bandara sejajar dengan Jalan Tol Soedyatmo. Jasa pelayanan Airport Express ditunjukkan terutama untuk penumpang pesawat agar dapat mencapai bandara dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan kendaraan pribadi, karena bisa dapat menghindari kemacetan.

KA Komuter Tangerang
KA Komuter Tangerang merupakan jasa pelayanan kereta yang terhubung dengan jalur KA Komuter dari arah Tangerang dan masuk ke area Bandara sejajar dengan Jalan M1. Jalur kereta terletak di atas tanah dengan ketinggian track bervariasi menyesuaikan dengan existing dan fungsi yang ada di area Bandara.

Automatic People Mover system

People Mover System (PMS) merupakan sarana intermoda yang melayani perpindahan penumpang antar terminal yang terdiri dari perencanaan system PMS lengkap dengan infrastrukturnya seperti stasiun, rel, dan sebagainya. PMS yang merupakan kendaraan penggerak yang berjalan otomatis untuk memindahkan orang secara horizontal dalam jarak relatif singkat hingga 1,5 km sampai dengan 3,5 km menghubungkan antar Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3 harus memperhatikan kemudahan pengguna dalam mengakses dan memudahkan fasilitas tersebut.

Terminal 3 Ultimate

Dalam rangka mengatasi pertumbuhan tersebut dikembangkan fasilitas Bandara Soekarno-Hatta sebesar 62 juta pergerakan penumpang pertahun, salah satunya pembangunan dan pengembangan Terminal 3 (T3) yang akan menampung kapasitas pergerakan penumpang sebesar 25 juta.
Terminal 3 direncanakan dan dikembangkan untuk dapat bersaing dengan bandara di kawasan regional karena mengutamakan kenyamanan dan rasa aman bagi pengguna jasa, baik penumpang maupun seluruh stake holder yang ada.

East Cross Taxiway

Dalam pengembangan bandara soekarno-hatta, maka pembangunan taxiway penghubung di sebelah timur (East Connection Taxiway) menjadi penting guna menjamin lancarnya pergerakan pesawat udara di darat. Dengan adanya ECT, maka pergerakan pesawat dari Terminal 2 dan 3 menuju Runway Selatan dan sebaliknya tidak hanya terpusat melalui WCT sehingga arus pergerakan pesawat akan lebih merata dan menghindari kepadatan lalu lintas di taxiway. Pergerakan pesawat dari Terminal 3 menuju Runway 25L dan sebaliknya juga akan lebih cepat dengan dibangunnya ECT.

Integrated Building

Integrated Building merupakan bangunan yang terletak di median jalan M1-M2 atau diantara terminal 1 dan terminal 2 yang melayani Area parkir terpadu untuk pengunjung Terminal 1, Terminal 2, Stasiun Intermoda, Stasiun PMS, Perkantoran, Councession dan Hotel.

Pengalihan Jalur M1 Bandara

Seiring dengan pengembangan bandara soekarno-hatta dan akan di mulainya pembangunan jalur kereta api Commuter Line (poris-bandara) maka akan diberlakukan pengalihan jalur M1 bandara.
PT. Angkasa Pura II (persero) sebagai pengelola bandara terlah berkordinasi dengan Instansi terkait lainnya dalam menentukan pengalihan lalu lintas dari atau menuju bandara.

1. Jalur dari Tangerang menuju Bandara
Bagi kendaraan yang berasal dari tangerang yang ingin menuju bandara dapat melewati JL. SURYADARMA – JL. PERIMETER SELATAN – JL. HUSEIN SASTRANEGARA - JL. P1 BANDARA

2. Jalur dari Tangerang menuju Jakarta
Bagi kendaraan yang akan melintas dari tangerang menuju jakarta, dapat melewati JL. SURYADARMA / JL. DAAN MOGOT - JL. PEMBANGUNAN III - JL. JUANDA - JL. GARUDA – JL. HALIM PERDANAKUSUMA – JL. HUSEIN SASTRANEGARA – TOL SEDYATMO

3. Jalur dari Bandara menuju Tangerang
Bagi kendaraan yang akan melintas dari Bandara menuju Tangerang, dapat melewati JL. P2 BANDARA – JL. PERIMETER UTARA BANDARA – JL. SURYADARMA

4. Jalur dari Jakarta menuju Tangerang
Bagi kendaraan dari arah Jakarta (tol sedyatmo) menuju tangerang dapat melewati TOL SEDYATMO – EXIT TOL RAWA BOKOR - JL. HUSEIN SASTRANEGARA – JL. HALIM PERDANAKUSUMA – JL. GARUDA – JL. JUANDA – JL. PEMBANGUNAN III – JL. SURYADARMA/DAAN MOGOT.

Pengumumannya sudah ada di pintu M1 gan..

* Jadi yg dari arah Tangerang - ambil ke arah Perumahan APII - Jurmudi (Batu Ceper) - Duta Garden - Rawa Bokor - Pintu depan Bandara

* Dari arah Kampung Melayu - Salembaran - Dadap - Jalan Perancis - FM7 - Muter Rawa bokor - Pintu depan Bandara

Jalur alternatif :

* Dari arah Tangerang dan Kampung Melayu - Masuk kejalan samping runway (belakang terminal 1), tembus ke Rawa bokor - Pintu depan Bandara