Perselisihan antara politikus dari partai Demokrat Ruhut Sitompul dengan pengamat politik dari Universitas Indonesia Boni Hargens masih berlangsung dikepolisian. Keduanya masih bertahan terhadap pendiriannya masing-masing dan tidak ada satupun yang mengalah.

Seperti diberitakan beberapa waktu lalu pihak dari Boni sempat menawarkan Ruhut untuk meminta maaf atas pernyataan rasisnya di media massa. Menanggapi hal tersebut Ruhut justru menuding bahwa Boni adalah orang stress yang tidak perlu ditanggapi.

"Sudahlah orang kaya gitu orang stress itu," kata Ruhut, Selasa (17/12/2013). Dilansir portal berita nasional.
Anggota DPR Komisi III itu geram terhadap Boni lantaran pengamat asal Universityas Indonesia mengkritik kinerja Presiden Bambang Susilo Yudhoyono (SBY) yang membandingkan dengan kinerja Jokowi. Menurut Ruhut, kritikan Boni itu tidak wajar dilakukan dengan cara seperti itu, karena SBY merupakan simbol negara.

"Itu (SBY) kan simbol negara, dia (Boni) siapa, dimata gue dia itu kutu kupret, jadi dia mimpi kali, dia harus minta maaf dan gak usah bawa SARA," tandasnya.

Poltak panggilan akrab Ruhut mengaku banyak tokoh agama dan aktifis yang mendukung tindakannya tersebut. Kata dia, pihak yang mendukungnya itu menilai Boni layak diperlakukan seperti itu.

"Orang tokoh-tokoh bilang ke saya, bahkan mereka bersyukur, ada aktifis agama, tokoh-tokoh tua ada, bilang ke saya biar saja dia (Boni) kena batunya dengan abang, karena dia sombong," tegasnya.

Seperti diketahui, ketika Ruhut dan Boni disandingkan dalam dialog disalah satu stasiun televisi swasta sempat berdebat sengit atas kinerja SBY. Merasa tak terima, selaku kader partai yang dinaungi SBY, Ruhut membela Ketua Umumnya dengan menyatakan kalau Boni adalah pengamat politik 'hitam'. Hal itu dianggap Boni sebagai pernyataan rasis dan akhirnya ia melaporkan Ruhut ke Polda Metro Jaya.

Sumber