Ada kalimat bijak yang berbunyi, “Katakanlah yang benar walau sakit.”



Namun ada juga yang bilang, “Pelan-pelan mas biar gak sakit.” (yang ngerti-ngerti aja).



Yang namanya ditanya itu, (mau ditanya sama guru, atau penghulu, atau interviewer kerjaan, atau polisi, atau wartawan, atau calon mertua sekalipun,) jawabnya tuh gak harus perlu selalu sopan, yang penting terus terang dan to the point. Bukannya ngelarang buat berlaku sopan, cuma sopan itu jangan sampe jadi bikin agan gak objektif dan lupa sama esensi tanya-jawabnya.



Kita semua udah tau kalau hampir semua tayangan di televisi Indonesia tuh gak ada yang bagus dan bener, bahkan bukan cuma tayangan yang sifatnya hiburan (yang udah jelas-jelas gak bener karena didominasi sama acara joget-joget keong), melainkan sampe ke tayangan yang sifatnya jurnalistik.



Udah jadi rahasia umum kalau ada salah satu stasiun televisi lokal yang setiap nanya ke korban selalu dengan pertanyaan: “Bagaimana perasaannya?” Gak tau emang prosedur dari stasiun televisinya yang kayak gitu atau emang reporternya yang ‘kurang,’ tapi mungkin kalau ane yang jadi korban dan ditanya kayak gitu, ane akan maki-maki tuh reporter yang nanya.



Jadi, mulai sekarang, kalau ada orang yang nanya-nanya agan, agan harus pinter, jangan mau didikte sama yang nanya. Atau kalau posisinya agan yang jadi penanya, misalnya mau nanya ke kelompok yang lagi presentasi di depan kelas, agan juga harus pinter, jangan semena-mena dan jangan sampe pertanyaan yang agan kasih malah jadi bumerang. Ini tipsnya...

















SUMBER