Beredar di Bone, Video Duel Siswi SMA
Quote:
Quote:
BONE, KOMPAS.com — Video perkelahian dua siswi sekolah lanjutan tingkat atas menggegerkan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Video berdurasi 1 menit dan 25 detik itu memperlihatkan adegan saling pukul, banting, dan jambak.
Dalam video itu terlihat perkelahian itu disaksikan oleh banyak teman mereka. Namun, siswa lain tidak melerai alih-alih menyoraki mereka. Diduga, rekaman pun dibuat oleh sesama pelajar yang melihat perkelahian itu.
Berdasarkan posisi bangunan dan pepohonan yang terekam dalam video, lokasi perkelahian diduga adalah Lapangan Persibo di Jalan Kalimantan, Kelurahan Jeppe'e, Kecamatan Taneteriattang.
Sejumlah warga pun meminta kepolisian berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Bone untuk menelusuri kedua siswi. "Seharusnya kepolisian bersama Dinas Pendidikan Bone menelusuri video itu, siapa siswi yang terlibat, supaya bisa dilakukan pembinaan," ujar Akbar, salah satu warga Jalan Kalimantan.
Dari informasi yang dihimpun, dua siswi tersebut diduga berkelahi pada Selasa (10/12/2013) sekitar pukul 12.50 Wita. Mereka diduga berinisial LA, murid kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial MAN 1 Watampone, dan YL murid kelas II SMU Negeri 4 Watampone.
Penyebab perkelahian pun diduga hanya karena hal sepele. YL merasa tersinggung karena, menurutnya, tatapan LA sinis. Adu mulut pun terjadi dan berakhir dengan perkelahian.
WATAMPONE– Aksi kekerasan pelajar kembali terjadi di Kabupaten Bone. Sebuah video yang memperlihatkan duel dua siswi SMA beredar luas di masyarakat. Video berdurasi 25 detik tersebut terjadi di Lapangan Persibone, Jalan Kalimantan, Kelurahan Manurungnge, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone.
Informasi yang dihimpun, pelaku duel merupakan salah satu siswi Madrasah Aliah Negeri (MAN) 1 Watampone. Identitasnya diketahui karena dari atribut yang dikenakan berlambang sekolah itu. Sementara satu pelaku yang mengenakan baju hitam diketahui merupakan siswi SMAN 4 Watampone. Penelusuran di sekolah mereka, video yang direkam warga ini akhirnya terungkap melalui pihak sekolah mereka. Diketahui, siswi bernama Lisna, murid kelas 11 IPS MAN 1 Watampone, dan Yuli, murid kelas 2 SMAN 4 Watampone. Berdasarkan keterangan dari pihak mereka, adu jotos ini hanya dipicu persoalan sepele.
Yuli merasa tersinggung setelah ditatap sinis oleh Lisna, sehingga keduanya saling mengumpat dan terlibat adu jotos. Kasus perkelahian yang melibatkan dua siswi berlainan sekolah ini diketahui pihak sekolah. Pihak sekolah akan meminta keterangan masing-masing muridnya. Apabila terbukti mereka akan diberikan sanksi berdasarkan rapat guru dan pembina sekolah. “Dari seragam dan raut muka, memang Yuli salah satu murid kami. Kami tidak bisa ambil keputusan.
Quote:
Kami akan meminta keterangan bersangkutan dulu soal duduk persoalan hingga terlibat perkelahian dengan siswi sekolah lain,” kata Yudha, Pembina Patroli Keamanan Sekolah (PKS) MAN 1 Watampone, kemarin. Informasi dari warga, aksi adu jotos berlangsung hingga satu jam tanpa ada teman-temannya yang melerai. Adu jotos tersebut diawali dari Jalan Latenritatta, Kelurahan Masumpu, Kecamatan Tanete Riattang.
Kemudian berlanjut hingga di depan Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan di Jalan Kalimantan, Kelurahan Manurunge, Kecamatan Tanete Riattang. Lantas berlanjut lagi di Lapangan Persibo Bone. Adu jotos keduanya terhenti setelah dua anggota TNI berpakaian sipil melerainya. Selanjutnya kedua anggota TNI tersebut membubarkan puluhan siswa dan siswi yang sebagian bertindak sebagai suporter. “Lisna menatap sinis Yuli sampai Yuli merasa risih ditatap. Yuli mendekati Lisna dan bertanya kenapa menatapnya.
Eh, si Lisna malah keluarkan kata kasar. Dia bilang SMA 4 sarang perempuan nakal. Jelas Yuli marah. Karena tidak terima, Yuli balas memaki sampai berkelahi,” kata Andi Esse, rekan teman sekolah Yuli . Kepala Bidang SMA/MA/ SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Andi Akbar mengaku belum menerima laporan soal terkait video tersebut. Namun, Andi Akbar berjanji akan memanggil pimpinan dua sekolah tersebut untuk diminta klarifikasi. “Besok saya akan panggil kepala sekolahnya masing- masing. Apakah perkelahian itu terjadi saat proses belajar mengajar atau sudah di luar jam sekolah,” ujar Andi Akbar.
Jujur gan ane miris kalo gini, Cuma gara gara hal SEPELE bisa gitu
Sumur
Sumur 2