Kian menjamurnya komunitas di Indonesia ini mampu menciptakan kondisi dan warna baru dalam bermasyarakat. Bahkan komunitas yang ada di tanah air ini tak luput dari keunikan, keanehan dan memilik karakter khas. Seperti halnya komunitas “D’Ghostbust Surabaya”.

Komunitas ini terbentuk lantaran rasa penasaran akan hal-hal astral, yang pada mulanya nggak bisa percaya akhirnya dari sini bisa dibuktikan bahwa makhluk astral ini ada dan bisa dilihat dari kacamata ilmiah atau teknologi. Dari orang yang tak percaya atau anti kelnik ini kita bisa membuktikan.

Untuk itu, D’Ghostbust Surabaya mampu mengedukasikan pada masyarakat bahwa komunitas ini bukan komunitas mistis melainkan komunitas yang masih memegang hal yang logis. Bagi D’Ghostbust, melalui media foto ini merupakan media yang logis, oleh sebab itu mereka nggak perlu menggunakan menyan dan sebagainya.

Awal terbentuknya komunitas pada 13 Juni 2009 yang masih beranggota 9 orang dan pertama kali hunting foto di kawasan Darmo Surabaya. Dapat dipastikan pembentukan komunitas ini sangat beresiko, terutama faktor orang tua maupun keluarga. Sebab hal ini masih kuat dianggap musyrik atau tabu di tengah masyarakat.

Padahal misi komunitas ini meluruskan hal metafisika menjadi logika, oleh karenanya untuk mengedukasikan hal ini membutuhkan waktu yang tak singkat. Ada pun syarat menjadi anggota komunitas ini hanya menyediakan waktu hunting foto di malam hari. Untuk gelombang pertama,komunitas ini memberikan batasan umur 17 tahun ke atas, namun kenyataan di lapangan berkembang hingga anggotanya juga dipenuhi anak berusia dibawah 17 tahun yang memiliki kemampuan khusus atau indigo.

“Sebenerya kamera harus sering dilatih dan dipergunakan, bukan setting kameranya. Di medan astral memiliki kekuatan elektromagnetik tinggi, sehingga kamera tak jarang mengalami kerusakan. Kalau sudah biasa digunakan, kamera tersebut akan peka terhadap objek tersebut dan lensanya makin terbuka untuk membidik non objek tersebut”, ujar Onny Furyan Heard, Koordinator D’ghost Bust Surabaya.

Bergabung dalam komunitas ini, pastinya harus menguasai teknik penjepretan non-objek astral ini. Yakni pertama-tama untuk pemula dianjurkan sesering mungkin hunting foto dengan mengandalkan feelnya. Satu contoh merinding di satu tempat, maka disitulah medan yang bagus untuk penjepretan astral. Jadi tak menjamin gadget canggih itu sebagai jaminan hasil bidikannya maksimal.