- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Cerita Inspirasi] Sumur Ryan ~ Ryan Hreljac (belajar dari hal-hal kecil)
TS
CR4PS
[Cerita Inspirasi] Sumur Ryan ~ Ryan Hreljac (belajar dari hal-hal kecil)
Quote:
Halo agan & sista, pada kesempatan kali ini ane pengen sharing sebuah cerita yang semoga dapat memberikan inspirasi bagi agan & sista semua yah. Sebenernya baru kemaren hari Minggu ane denger kisah ini sih.
Kisah ini intinya mengajak kita supaya, dari hal-hal kecil kita dapat ngelakuin perubahan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Kisah ini intinya mengajak kita supaya, dari hal-hal kecil kita dapat ngelakuin perubahan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Spoiler for No Repost :
Quote:
Ketika usianya masih enam tahun dan duduk di kelas satu SD, gurunya bercerita di depan kelas tentang negara-negara berkembang dan bagaimana mereka dapat membantu orang-orang terutama anak-anak, di bagian-bagian dunia lain. Guru tersebut menerangkan bahwa selain tidak memiliki mainan, atau makanan yang memadai, sebagian bahkan tidak pernah menikmati air bersih. Karena anak-anak duduk di ruang kelas yang begitu nyaman dan berkelas, gagasan tentang anak-anak yang tidak mempunyai mainan, tidak memiliki cukup makanan dan air tidak memberikan dampak yang berarti.
Kepala sekolah telah membagikan sebuah daftar yang menunjukkan biaya membeli sesuatu di negara-negara berkembang. Satu sen akan cukup untuk membeli sebatang pensil, atau satu dolar untuk penganan hangat, dua dolar untuk sehelai selimut. Tujuh dolar akan cukup untuk membuat sumur. Ketika Ryan mendengar ada yang meninggal karena tidak memiliki air bersih, dia sangat terpengaruh. Pada suatu hari dia pulang ke rumah, dan dengan cara yang sedikit memaksa dia meminta tujuh dolar untuk dibawa ke sekolah esok paginya. orang tua Ryan senang dia memiliki niat untuk berbuat sesuatu yang baik, namun mereka tidak menanggapinya dengan serius.
Esok harinya, Ryan pulang ke rumahnya dengan wajah kesal karena tidak membawa uang tujuh dolar yang dia butuhkan ke sekolah. Banyak orang yang mati, maka dia bersikeras mengatakan bahwa dia memerlukan uang itu.
Banyak orang yang mati, maka dia bersikeras mengatakan bahwa dia memerlukan uang itu. Orang tuanya menerangkan bahwa uang tujuh puluh dolar bukan uang yang sedikit. Bagaimanapun, jika dia sungguh berminat mengerjakan sesuatu, dia harus mendapatkan uang dengan cara bekerja.
Ibu Ryan menggambar sebuah thermometer kecil di atas sehelai kertas, kemudian berkata: “Ini yang harus kau capai untuk mendapatkan tujuh puluh dolar, dan jika kau siap untuk mendapatkannya, kami akan memberikanmu pekerjaan tambahan di rumah ini. “ Ryan dengan senang hati menyatakan setuju, maka ibunya menaruh sebuah kaleng kosong di atas kulkas dan mulai memberinya pekerjaan wajib. Ryan rajin sekali bekerja, dan setiap dua dolar yang didapatkannya, dia berhak menambahkan satu garis pada gambar thermometer ibunya tersebut, dan kemudian mencemplungkan uangnya ke dalam kaleng kue. Dia tidak pernah mangkir dari kewajibannya. Ryan menyapu lantai dan karpet dengan pembersih vakum, menyeka jendela, dan banyak lagi. Dia bahkan menawarkan jasa membersihkan rumah kepada tetangga dan neneknya, juga membersihkan bekas badai salju-dan semua uang yang diperolehnya dari situ dimasukkan ke dala kaleng kue!
Setelah empat bulan Ryan hampir meraih sasarannya. Ibunya menghubungi seorang teman di CUSO ( Canadian International Development Agency) dan meminta sarannya. “Kami dapat menerima uang itu di sini, di CUSO,” sahutnya. “Tapi kami akan segera mencari organisasi yang lebih tepat, yang dapat mewujudkan pembangunan sumur itu.” Brenda menghubungi WaterCan dan menjadwalkan sebuah pertemuan dengan keluarga Ryan. WaterCan adalah sebuah organisasi nirbala Kanada yang menyediakan air bersih dan sanitasi kepada orang-orang di Negara berkembang. Pada bulan April 1988 keluarga Ryan diundang untuk membicarakan hal tersebut, dan Ryan membawa serta kaleng kuenya yang penuh dengan uang. Nicole, direktur eksekutif, dan Helen, asistennya menyambutnya dengan hangat, dan berterima kasih kepadanya dan mengatakan bahwa sumbangannya sangat berarti. Mereka menceritakan bahwa pembuatan sebuah sumur memerlukan uang yang lebih dari 70 dolar-sesungguhnya biaya yang diperlukan adalah 2.000 dolar. Ryan yang belum cukup paham, memberikan tanggapan yang sederhana dan lugu sekali : “Bukan masalah. Aku tinggal bekerja lebih banyak lagi!”
Kabar tentang Ryan ternyata beredar ke mana-mana, maka tak lama kemudian dia mendapat telepon dari media. Ketika Ottawa Citizen menerbitkan sebuah artikel tentang sumur Ryan, keluarga Ryan mulai menerima sumbangan sekurangnya satu kali seminggu. Dari mana pun selalu ada orang yang tersentuh oleh mimpi Ryan dan tergerak untuk ikut memberikan sumbangan. Sebuah SMA di Cornwall, Ontario menjual air minum kemasan dan menyerahkan hasil penjualan mereka kepada WaterCan untuk proyek sumur Ryan dengan cek senilai 228 dolar. Central Children’s Choir dari Ottawa menyumbang 1.000 dolar untuk yang mereka sebut Singing Well (Sumur Bernyayi). Ground Water Association dari Eastern Ontario menyumbang uang senilai 2.700 dolar , dan untuk setiap dolar yang berhasil dihimpun Ryan, CIDA menganggarkan dua dolar. Maka dalam waktu tidak lama Ryan telah mengumpulkan uang lebih dari cukup untuk sumurnya.
Ryan diundang lagi untuk hadir dalam rapat pembahasan pembangunan sumur secara rinci. Gizaw, insinyur dari Uganda yang akan merancang dan membangun sumur, sedang berkunjung dari Afrika. Ryan bertanya kepadanya: “Berapa lama waktu yang diperlukan untuk membangun sumur tersebut? Dimana sumur itu akan dibangun? Dan apakah dia akan mendapatkan gambarnya?” Ketika Gizau meminta saran kepada Ryan tentang dimana dia ingin membangun sumurnya, Ryan memutuskan bahwa sumur itu paling baik jika berada dekat sebuah sekolah. Sumur Ryan dibangun disebelah Sekolah Dasar Angolo di Uganda,Afrika,dan diresmikan pada bulan April 1999. Akan tertapi upaya Ryan baru dimulai. Semua orang di sekolah Ryan ikut mendukung mimpinya. Mula-mula sebuah proyek penggalangan dana berhasil mengumpulkan uang sekitar 1.400 dolar. Setelah itu sekolah mengorganisasikan kampanye program sahabat pena antara murid-murid di kelas Ryan dengan para siswa di Sekolah Dasar Angolo.
Pada suatu hari Ryan berkata: “Aku ingin terus bekerja sampai setiap orang di Afrika mempunyai air bersih.” Mendengar hal ini ibunya berfikir mengenai hal yang hendak ia sampaikan kepada anaknya ketika ia meminta uang tujuh puluh dolar, bahwa upayanya tidak akan menghasilkan perbedaan nyata. Tetapi yang sesungguhnya, dia memang telah menghasilkan sesuatu yang sangat nyata! Suatu malam Ryan berbincang dengan orang tuanya bahwa entah kapan, dia sendiri ingin melihat sumurnya. Ibunya berkata: “Engkau akan melihat sumurmu. Kau mungkin berumur dua belas tahun ketika tabungan kami sudah cukup untuk berkunjung ke Afrika, tapi aku berjanjikau akan melihat sumur itu.”
Ketika Ryan sedang bermain di rumah tetangganya, dia bercerita: “Ketika umurku dua belas tahun, aku akan pergi ke Uganda untuk melihat sumurku.” Dia juga menuliskan surut pada sahabat penanya Jimmy Akana di Uganda dan mengatakan bahwa di umur dua belas dia akan mengunjungi Jimmy disana. Kabar itu langsung menyebar di seluruh kota Uganda, dan semua anak menulis kepada sahabat pena masing-masing di kelas Ryan, menanyakan; “Apakah kau akan dating bersama Ryan?” Tahukah kau bahwa Ryan akan dating ketika umurnya dua belas tahun?” Tiba tahun baru, tetangga Ryan, keluarga Paynter memberi Ryan sebuah hadiah istimewa-air miles (poin yang cukup dikumpulkan untuk ditukar dengan tiket pesawat) yang cukup untuk menerbangkan tiga orang setengah jalan ke Uganda untuk mengunjungi Jimmy dan sumurnya! Ottawa Citizen kemudian mengeluarkan sebuah pengumuman, meminta sumbangan air miles untuk Ryan. Berkat sumbangan-sumbangan itu, termasuk bantuan dari WaterCan, orang tua Ryan dapat menemani Ryan ke Uganda. Pada tanggal 27 Juli 2000, mereka tiba dengan truk di Angolo, Uganda. Ketika hampir sampai, sekelompok kecil anak-anak melihat Ryan dan keluarganya dan mulai berseru memanggil, “Ryan! Ryan!” Ryan sendiri tidak menyangka anak-anak itu tahu namanya. “Semua orang sampai jarak seratus kilometer mengenal namamu Ryan,” kata Gizaw yang menemani mereka dalam perjalanan darat. Ryan terus melambai-lambaikan tangan dan menyapa mereka.
Setibanya mereka di Sekolah Dasar Angolo, sahabat pena Ryan, Jimmy, menghampiri Ryan dan menggandengnya menuju ke lokasi sumur untuk sebuah upacara gunting pita. Sumur itu telah dihiasi dengan karangan bunga dan terdapat prasasti bertuliskan : “Sumur Ryan: dibangun oleh Ryan H untuk Masyarakat Angolo.” Seorang tetua desa menyampaikan sambutannya :”Coba perhatikan anak-anak kami sekarang. Anda dapat melihat mereka sehat. Ini berkat Ryan dan teman-teman kami di Kanada. Bagi kami air adalah kehidupan.” Sumber
Cerita dari Websitenya (dalam bahasa Inggris) : Klik di Sini
Spoiler for Dokumentari dari Youtube :
Spoiler for Pesan TS :
Silahkan kalo mo di / dikasi yah gan
Cuman pesen ane semoga bisa menginspirasi agan & sista sekalian. Silahkan di copy paste / di share yah agan & sista.
Cuman pesen ane semoga bisa menginspirasi agan & sista sekalian. Silahkan di copy paste / di share yah agan & sista.
Diubah oleh CR4PS 03-12-2013 04:46
0
3.2K
Kutip
8
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan